Official Blog of Nugi Nugraha || Member of Google Corp & Blogger - Since 2011 || Copyrights 2011 - 2024 by Personal Blog & Google

Sabtu, 21 Oktober 2023

Cinta Sejati?

Pada akhirnya aku sadar bahwa cinta sejati itu bukan tentang perasaan saling mencintai dan menyayangi antara satu sama lain, tapi ternyata bisa hanya satu arah tanpa perlu alasan yang masuk akal apalagi mengharap balasan. 

Itu setelah aku kembali bertemu dengan seorang anak yang sudah aku anggap seperti anakku sendiri, dia yang merubah cara pandangku terhadap kehidupan dan membantuku untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Meskipun pada akhirnya aku juga sadar bahwa semuanya tidak akan selalu baik-baik saja bahkan ketika aku sudah memperlakukan dunia dan orang-orang disekitarku dengan sebaik mungkin.

Karena aku tidak akan pernah bisa mengontrol apa yang terjadi diluar sana, aku juga tidak bisa merubah apapun yang akan bahkan jika sudah terjadi, aku hanya bisa berdamai dengan banyak hal yang tidak bisa aku kendalikan.


Aku pernah melakukan hal terburuk dan terbaik dalam hidup, tapi sejauh ini yang menjadi alasan aku mau tetap melanjutkan hidup adalah pilihan. Pilihan disaat tidak ada lagi sebuah pilihan, bahkan disaat duniaku terasa benar-benar hancur oleh sebuah keadaan yang mungkin sudah aku mulai sebelumnya. Disaat tidak ada lagi perasaan cinta dan benci yang menghampiriku, ketika aku terlalu menerima segala hal yang terjadi dalam hidupku. 

Terlalu mudah untuk memaafkan, terlalu cepat untuk memaklumi, terlalu sering merasakan hal-hal yang sebenarnya tidak biasa untuk orang lain bisa terima. Entah itu perlakuan orang, ketika ada orang yang mencoba memanfaatkan kelemahanku, ketika banyak alasan untuk mereka yang bisa dengan mudah untuk men-judge diriku dengan cara mereka sendiri tanpa pernah melihat mendengar dan merasakan apa yang sebenarnya sudah aku lalui sampai sejauh ini. 


Dia, anak itu. 

Kalau ditanya kenapa aku mau melakukan hal itu, jawabannya sederhana; karena aku hanya mengikuti kata hati dan setelah dipikir memang tidak ada yang perlu banyak dipikirkan. 

Dulu, aku kira, aku yang akan mengajari dia banyak hal. Tapi ternyata dia yang malah mengajari aku banyak hal. Dan aku merasa dia itu adalah wujudnya waktu. Dulu aku hanya tau bahwa waktu adalah suatu konsep yang abstrak, tidak tersentuh dan tidak terlihat apalagi terbentuk. Tapi ternyata aku bisa melihat waktu itu nyata, waktu yang bisa aku berikan kepadanya. Dan aku mulai menjalani hidup selambat mungkin, mencoba merasakan sebanyak-banyaknya rasa. Karena waktu berlalu begitu cepat, dan aku tidak mau melewatkan satu momen pun tanpa dia, tanpa anak yang bisa aku perlakuan sebaik mungkin, yang bisa aku dahulukan sebelum diriku, yang bisa aku sayangi jauh melebihi batas yang ada, yang bisa dipastikan tidak akan pernah ada satu orang pun yang akan mendapatkan hal terbaik dari diriku kecuali dia. 


Hampir 1,5 tahun aku belajar hidup yang lebih baik, belajar menerima semua kenyataan bahwa semuanya sudah Dia tentukan. Aku selalu percaya bahwa tidak ada yang namanya kebetulan dalam hidup ini, karena semuanya sudah pasti Dia tulis sebelum aku bisa berada di dunia ini. 


Dulu aku memandang dunia ini sedikit jahat, dunia ini sedikit kejam, dunia ini sedikit tidak adil, dunia ini sedikit pilih kasih, sampai aku tersadar bahwa "oh iya aku lupa bersyukur", aku lupa bahwa Dia tidak akan menguji ciptaan-Nya melebihi batas kemampuan ciptaan-Nya itu sendiri. Aku lebih sadar lagi bahwa masalahnya bukan diatas sana atau diluar sana, tapi justru ada di dalam diriku sendiri. 

Aku mulai meninggalkan kebiasaan-kebiasaan burukku, menjauhi banyak larangan-Nya, lebih mendekatkan diri kepada-Nya, banyak bersyukur, dan aku berusaha untuk lebih peduli kepada orang lain. Belajar simpati juga empati, belajar memberi tanpa berharap balasan, belajar memaafkan diri sendiri, belajar memahami banyak keadaaan juga perasaan, dan titik baliknya adalah ketika aku belajar menepati janji kepada diri sendiri. 


Pernah kembali terpikir, andai saja 13 tahun lalu aku tidak meninggalkannya bersama mereka, tapi itu sudah berlalu. 


Karena ada dia, aku juga bisa memperbaiki diri sekaligus menjadi orang yang dia butuhkan, mungkin materai tidak seberapa, tapi aku bisa sedikit mengisi kekosongan yang selama ini dia cari. Mungkin tidak banyak dan tidak akan pernah cukup untuk mengisi, tapi aku berusaha untuk selalu ada kapanpun dia membutuhkanku, mengajarinya beberapa hal, memberi contoh yang baik, mengajarkan dia bagaimana memperlakukan orang dengan baik, memberinya kesempatan untuk berbicara dan berusaha mendengarkan semua ocehannya yang sedikit tidak jelas, mengenalkan betapa indahnya dunia tanpa menyimpan rasa dendam, mengajarinya untuk memaafkan orang-orang, dan memperlihatkan bahwa hidup ini bukan hanya tentang keinginan tanpa ketidakpastian, karena hidup ini tentang bagaimana kita bersyukur ditengah banyaknya kesedihan dan kerinduan juga sedikit rasa sakit.


Jika ditanya, apakah dia menjadi hal yang bermakna dan menjadi kebahagiaan bagiku?

Jawabannya sangat sederhana, ya.

Karena apa yang membuat dia bahagia itu sudah pasti akan selalu menjadi kebahagiaan bagiku juga. Senyumnya, tawanya, candanya, semua itu melebihi kebahagiaan yang pernah aku rasakan sebelumnya sepanjang perjalanan hidupku.

Sekalipun dia bukan darah dagingku, tapi aku menyayangi dan mencintainya melebihi batas tanpa penghalang. Aku bisa mencurahkan semua perhatian juga kepedulian hanya untuknya. 

Jika ditanya kenapa harus dia, sampai saat ini aku tidak punya jawaban untuk itu, tapi yang pasti aku ingin dia baik-baik saja, aku ingin dia tidak merasa sendirian, aku ingin dia tahu bahwa kasih sayang bisa dia dapatkan selain dari mereka yang sudah jelas membiarkan dan mengabaikannya dengan lantang. 


Mungkin aku sedikit terlambat untuk kembali menemuinya, dia membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk merasakan betapa menderitanya hidup ditengah ketidakpastian, mempunyai tapi tidak bisa memiliki, ada tapi tidak pernah memperhatikan, datang tapi tidak pernah diharapkan, tanpa sapa tanpa tanya tanpa suara tanpa belaian apalagi pelukan dari orang-orang yang semestinya melakukan semua itu setiap saat. 

Anak mana yang tidak akan sedih ketika melihat kedua orangtuanya memutuskan untuk memilih jalan masing-masing, tapi bukan karena perpisahan yang membuat hatinya menangis, tapi karena seolah-olah ketika mereka memutuskan untuk berpisah dirinya pun tidak lagi diprioritaskan. 


Aku bahagia ketika diriku masih dalam serba kekurangan tapi masih mampu untuk berbagi dengannya, aku bahagia ketika diriku masih dalam masa perbaikan tapi bisa ikut serta untuk memperbaiki sedikit demi sedikit dari dirinya, aku bahagia ketika perasaanku yang terkadang masih merasa tidak baik-baik saja tapi bisa dan mampu untuk mengobati banyak luka dihatinya. 


Dan pada akhirnya aku juga sadar.

Ikhlas adalah salah satu pelajaran dan perjalanan seumur hidup. Karenanya, tidak mudah untuk menyelaraskan apa yang diucapkan lisan dengan apa yang ada di hati. Walau melelahkan, aku harus terus bertahan karena ikhlas menjadi bentuk berserah diri manusia kepada-Nya. Karena memang, hidup tak selamanya berjalan dengan sempurna. 

Dan tidak semua do'a harus dikabulkan saat ini juga. Ada kalanya, Dia menyimpan beberapa hal untuk diberikan pada saat yang tepat. Sesekali mungkin impian aku akan dipatahkan, keadaanku tidak memungkinkan untuk terus berjalan namun tidak bisa berhenti, tapi ini adalah hidup. 

Garis takdir dari sang Pembuat Skenario Terbaik.

Inilah saatnya aku mengatakan kepada diriku bahwa aku harus menerima kenyataan dimana semuanya sedang Dia rencanakan untuk banyak hal yang lebih baik dikemudian hari. 


Aku memang sedang tidak bersamanya, tapi aku percaya bahwa suatu saat dia akan kembali menemukanku dengan versi dia yang terbaik, sebagai anak yang jauh lebih dewasa dari segi berpikir dan berperilaku. 

Dia yang akan melihat dan menyadari juga merasakan bahwa masih ada aku yang tetap mendo'akannya untuk banyak hal dalam hidupnya. 


---


Kamu tahu hangatnya mentari di pagi hari? Itulah gambaran dia dalam hidupku.

Mungkin akan ada yang menganggap berlebihan, tapi itu bagi mereka yang tidak pernah merasakan cinta sejati dalam hidupnya.

Cinta sejati? Iya, tenyata cinta sejati adalah ketika mampu menyayangi dengan melewati batasan yang ada tanpa perlu terikat ataupun harus ada ikatan darah sekalipun. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar kamu disini!👇✌️😁