Official Blog of Nugi Nugraha || Member of Google Corp & Blogger - Since 2011 || Copyrights 2011 - 2024 by Personal Blog & Google

Rabu, 29 Maret 2023

Bersyukur = Bahagia




Hal termudah yang bisa kita lakukan adalah bersyukur.

Untuk bersyukur tidak harus menunggu sampai datangnya nikmat ataupun sesuatu yang diinginkan, bagaimana jika dimulai dengan mensyukuri yang sudah ada, mensyukuri napas, mensyukuri adanya waktu dan kesempatan, mensyukuri karena masih dipertemukan dengan orang-orang baik yang memberi kebahagiaan, mensyukuri karena diri kita masih dibutuhkan oleh orang lain, dan mensyukuri banyak hal yang sebenarnya tidak pernah kita minta tapi selalu Dia berikan. 


Cara bersyukur juga bisa dengan berbagai cara, mengucapkan Alhamdulillah adalah salah satu yang paling mudah untuk dilakukan, berbagi dan membuat orang bahagia juga menjadi hal termudah tapi bisa bisa menjadi hal tersulit bagi orang yang belum terbiasa melakukannya. 


Aku pribadi, untuk saat ini tidak lagi memikirkan diri sendiri, aku merasa hadirnya aku di dunia dan ditengah-tengah mereka adalah hanya untuk membuat mereka bahagia, karena secara tidak langsung semua itu menghadirkan berlipat-lipat kebahagiaan bagi diriku. Aku bisa dengan mudah untuk tersenyum, bisa dengan mudah untuk mendapatkan rezeki, bisa dengan mudah untuk menunjukkan kepada mereka bahwa untuk membahagiakan orang lain tidak harus menunggu diri kita banyak harta ataupun mempunyai segalanya terlebih dahulu, karena jika semua itu tidak pernah ada maka sampai kapanpun kita tidak akan pernah bisa untuk berbagi. 


Aku pernah membaca sebuah tulisan karya Neneng Asaniyah, ada beberapa manfaat tolong menolong atau berbagi kepada orang lain.


Pertama.


Dihormati dan dihargai.

Kita akan dihargai dan dihormati oleh orang lain. Tetapi jika kita menolong atau memberi kepada orang lain, tidak boleh mengharapkan imbalan apapun kepada mereka. Kita harus ikhlas.


Kedua.


Bersyukur.

Dengan membantu orang lain, kita akan merasa lebih mampu dari orang yang membutuhkan, sehingga akan meningkatkan rasa syukur kita.


Ketiga.


Mengurangi stress.

Dengan membantu orang lain, kita akan merasa bahagia karena sudah bermanfaat untuk orang lain.


Keempat.


Meningkatkan kepedulian sosial.

Ketika kita senang membantu orang lain, maka akan meningkatkan rasa kepedulian dan kepekaan terhadap orang yang membutuhkan bantuan.


Kelima.


Menciptakan persaudaraan dan persatuan.

Saling tolong menolong antar sesama dapat menumbuhkan rasa persaudaraan, karena  kita akan merasa saling membutuhkan satu sama lain. Selain itu, tolong-menolong juga dapat menciptakan persatuan, meskipun beda agama, suku dan ras bahkan bukan orang yang kita kenal ataupun bukan keluarga sekalipun.


Keenam.


Menularkan kebaikan.

Sikap saling tolong menolong dapat menumbuhkan kebaikan antar sesama. Dengan tolong-menolong, kita akan merasa saling membutuhkan, sehingga kita sama-sama akan melakukan kebaikan bersama.


Aku sedang merasakan bagaimana nikmatnya dari rasa bersyukur melalui itu semua, aku juga ingin orang-orang terdekatku melihat bahwa yang aku lakukan bukan semata karena aku sudah merasa cukup, tapi ya itu adalah salah satu cara untuk mendatangkan banyak kebahagiaan.



Selasa, 28 Maret 2023

Angga (4)



Pertama, aku mau meminta maaf kepada diri sendiri dan memaafkannya terlebih dahulu, karena ternyata suasana hati ini tidak bisa terkendali, aku bisa mengendalikan pikiran dan perasaan, tapi tidak dengan kondisi dan situasi. Aku bisa mengontrol emosi dan yang lainnya yang ada dalam tubuhku, tapi tidak dengan hal-hal yang ada diluar itu. 


Aku sempat hampir menyerah untuk terus menjaga janjiku, karena aku berpikir bahwa keberadaanku sudah tidak lagi dibutuhkan. Tapi ternyata tidak, kamu mungkin memang dikelilingi oleh mereka, tapi tidak untuk banyak hal yang kamu butuhkan, tugasku sebagai orang yang kebetulan saat ini ada di dekatmu belum selesai, bahkan masih sangat jauh sampai kamu dewasa kelak (mungkin), iya, kamu masih butuh orang seperti aku, yang peduli mulai dari hal-hal kecil dan sederhana (seperti mencuci kaki kalau mau masuk rumah, sorry-please-thankyou) yang mengingatkan kamu untuk semangat dalam banyak hal dan masih banyak hal lainnya juga yang masih aku simpan untuk kedepannya sampai kamu cukup umur. 


Oh iya, sejauh ini, hari kemarin adalah hari terlama yang pernah kita habiskan bersama, kamu mau dijemput buat ngaji bahkan jauh dari sebelum waktu yang sudah ditentukan. 

Lanjut kita mengobrol banyak tentang sekolah kamu, lebih tepatnya aku yang lebih menekankan betapa pentingnya pendidikan, belajar yang rajin dan benar, mengerjakan tugas sekolah, mengobrol sedikit tentang kehidupan yang bagaimanapun menerima kenyataan adalah hal tersulit tapi terbaik, bagaimana pentingnya rasa kesadaran dalam banyak hal, oh iya kamu ngajinya sudah lumayan lancar lho. 

Ngajarin kamu wudhu yang bener dan untuk pertama kalinya kita sholat bersama. 

Sebelumnya aku tidak pernah berpikir akan sejauh itu, tapi ternyata ya tidak dipungkiri semua itu perlu dan sangat penting untuk disampaikan, agar kamu tau dan mengerti. 

Terus kita bicara tentang logika, berat sih, tapi tenang saja nanti juga akan lebih terbiasa kok. Karena hidup ini tidak cukup hanya tentang bermimpi dan cita-cita yang tinggi, karena pada akhirnya kita akan dihadapkan dengan berbagai macam kenyataan hidup yang sangat jauh dari apa yang di impikan. Logika harus selalu terdepan kan? 

Itu sih menurutku.


Aku bilang sama kamu bagaimana mereka, bagaimana bedanya aku, apa tujuanku, apa alasanku melakukan ini semua. Mana yang lebih penting, mana yang sedikit tidak penting, mana yang sama sekali tidak penting, mana yang baik, mana yang sama sekali tidak baik, dan mana yang mungkin boleh dilakukan tapi bukan saat ini untuk bisa kamu lakukan. 


Aku juga bilang ke kamu bukan perkara uang jajan atau biaya dan materi lainnya yang kamu butuhkan, karena ketika aku tidak ada disini pun semua itu bisa dipenuhi, tapi banyak hal yang lebih penting kenapa aku sengaja berada disini, dekat kamu. Faham kan? 


(Sedikit demi sedikit Nugi bisa mengungkapkan apa yang mungkin jadi pertanyaan selama ini)


Kita ngabuburit ke mall dekat rumah, buka puasa bersama, bahkan kamu nambah porsi makannya, it's great. 

Kita berfoto seperti biasa, ketika aku nganterin kamu pulang seakan-akan tidak akan ada lagi hari esok. (Di dieu heula we atuh Om). Itu pertama kalinya kamu bicara seperti itu. 

Apalagi saat aku bercandain kamu kalau aku mau pindah lagi ke Bali, aku melihat wajah itu, iya, wajah yang cengengesan dan bilang "nya sok we jug" tapi seketika melihat kebawah dan menarik napas. 


(Jadi waktu abi lahir cenah kan sagede botol, terus dijampe ku si Ua di asupan macan jadi we abi hirup terus nga gedean nepi ayeuna)

WTF! Oh c'mon boy! 

-Logikanya kan ya di inkubator dulu, dikasih susu, vitamin, makan, diurus dengan benar, sehat, ya sampai segini lah kamu- 


Baru mau umur 13 tahun, masih bisa diselamatkan dari hal-hal seperti itu. 


Dan kamu tau? Hari kemarin adalah hari yang sedikit melelahkan yang pernah aku alami sejauh ini, selain aku harus berkamuflase didepan kamu sebagai seorang anak, aku juga harus menjaga omongan, sikap, kalimat-kalimat yang diucapkan harus yang baik dan masuk akal. 

Aku juga sadar kalau cara penyampaiannya tidak lembut dan tidak bertele-tele, karena bagaimana dong keluarga aku juga semuanya seperti itu kalau bicara, aku juga waktu kecil didikannya seperti itu bahkan lebih keras, segini mah belum ada apa-apanya, tapi kamu sudah tau kan tujuannya?

Lagipula tidak memakai kekerasan hanya "bebeledagan" istilahnya. 


Intinya, aku akan tetap berusaha agar bisa disini, untuk Angga. 



I'm happy to see your happy. 

Sabtu, 25 Maret 2023

Angga (3)




Hai Angga. 

Anak yang sudah rajin ngaji, sudah banyak berubah menjadi lebih baik, mulai sopan kepada orang, mau tiduran di pangkuan mamah kamu yang katanya dulu mana pernah mau seperti itu.

 

Sebenernya banyak yang ingin Nugi sampaikan kepada Angga, tapi ya seperti yang kita tahu itu tidak mungkin untuk Nugi utarakan secara langsung. 

Sampai saat ini Nugi senang bahwa Angga sudah banyak berubah, tapi Nugi juga sedikit sedih karena Nugi rasanya tidak harus ada di kehidupan Angga lagi. 

Angga sudah mulai mengerti dan memahami semuanya, memang belum sepenuhnya, tapi Angga sudah bisa berpikir baik bahwa kenyataan dan harapan tidak harus selalu terwujud. 


Jadi Nugi berpikir dan menyadari keberadaan Nugi di hidup Angga untuk apa kedepannya, adik bukan, saudara juga bukan, bukan kewajiban juga hak Nugi untuk mengarahkan dan membimbing juga memberi tahu banyak hal kepada Angga, Nugi sampai berpikir keras mengingat perkataan orang-orang termasuk keluarga Nugi yang bilang bahwa kita bukan siapa-siapa, Nugi tidak harus lagi meluangkan waktu untuk Angga, menyisihkan sebagian uang jajan Nugi untuk Angga, memikirkan apakah Angga baik-baik saja atau tidak, tidak harus lagi mengajak Angga belajar ngaji dan ini itu seperti kebiasaan bawelnya Nugi, kan Angga masih mempunyai ayah sama mamah juga banyak keluarga Angga yang lainnya. 

Sebelum ada Nugi apakah hidup Angga baik-baik saja? 


Iya, memang, Nugi pernah minta sama Allah pas ulang tahun Nugi bulan Juni lalu, bahwa Nugi akan menyayangi dan mencintai orang siapapun itu yang hadir dalam hidup Nugi, memang betul juga beberapa hari setelah Nugi berdo'a Angga lah yang hadir dalam hidup Nugi, tapi kalau misalkan orang itu bukan Angga bagaimana? Atau misalkan memang benar orang itu Angga tapi Nugi mengingkari janji Nugi kepada diri Nugi dan kepada Allah bagaimana? 


Nugi percaya bahwa Angga akan baik-baik saja tanpa Nugi, Angga bisa belajar banyak hal tanpa Nugi, Angga bisa ini itu tanpa Nugi, intinya Angga masih akan tetap hidup tanpa Nugi 'kan? 



Nugi lupa bahwa Nugi ini mempunyai kehidupan sebagai manusia pada umumnya, Nugi ingin seperti orang lain yang bisa tidak peduli, tidak sayang, tidak perhatian, tidak peka, tidak berperasaan, hanya mementingkan diri sendiri, Nugi ingin menjadi orang jahat sejahat mungkin, Nugi ingin kalau bertemu anak seperti Angga tuh acuh-cuek, tidak mempunyai simpati juga empati, Nugi ingin seperti itu. 

Tapi sampai detik ini Nugi belum bisa.


Nugi ingin tanya sama Angga, Nugi ini siapa bagi Angga? Nugi tahu jawabannya, orang lain dan bukan siapa-siapa kan? 

Dan sampai kapanpun akan seperti itu. 

Bukan sosok Nugi yang Angga harapkan dan Angga inginkan, tapi ayah sama mamah Angga kan?

Sejauh apapun dan bagaimanapun orangtua Angga mereka tetaplah orangtua Angga, Nugi? Sedekat dan sebaik apapun Nugi sama Angga kita tetaplah orang lain. 


Nugi mau berpesan sama Angga.

Tetaplah jadi anak yang baik, tetap menjaga sopan santun, hormat kepada orang yang lebih tua, sayang sama orang yang lebih muda, peduli kepada sesama, rajin ngajinya, kalau ada PR atau tugas dari sekolah jangan lupa dikerjakan, OK! 


Mulai saat ini, Nugi minta maaf sama Angga kalau sikap Nugi tidak akan pernah sama seperti sebelumnya, Nugi tidak akan ngajak dan nyuruh Angga ngaji atau ngerjain tugas sekolah lagi, Nugi tidak akan mengingatkan Angga untuk sholat Jum'at lagi, Nugi tidak akan mengingatkan Angga bagaimana sopan santun lagi, Nugi tidak akan mengingatkan Angga kalau makan jangan "ceplak" lagi, Nugi akan berusaha untuk tidak menyenangkan Angga lagi, Nugi tidak akan ngasih apapun yang Angga minta lagi entah itu kebutuhan atau keinginan, selamat juga untuk Angga karena tidak akan pernah lagi mendengar ocehan dan bawelnya Nugi yang ini itu seperti biasa lagi, oh iya, maaf lho tadi malah ngasih buka puasa sama ayam SPG jadinya Angga gatal-gatal lagi.


(Apakah sejauh ini Nugi pernah ingkar janji sama Angga? Pernah nggak? 

Atau pernah mengajarkan Angga yang tidak baik? 

Apakah Nugi tidak memenuhi setiap apa yang Angga minta? Koreksi jika Nugi lupa)


Boleh jujur nggak sih Nugi? 

Angga itu sudah seperti keluarga Nugi, sudah seperti anak Nugi, sudah seperti adik Nugi, sudah sama kaya saudara-saudara Nugi yang sedarah seperti si Rendi, tau kan? Bahkan si Rendi dan keluarga Nugi yang lain saja tidak pernah Nugi perlakukan seperti perlakukan Nugi ke Angga lho.


Ingat nggak pas jajan moring 12 tahun lalu? Itu Nugi sedang tidak ada uang tapi ya sudah kan cuma moring. Ah mungkin sudah lupa. 


Ingat nggak pas Angga ulang tahun ke 1 Nugi ngasih hadiah baju angry bird? Padahal saat itu Nugi nggak ada uang buat bayar kost. Ah pasti belum ingat. 


Kuota? Itu lho kalau Angga minta kuotanya yang selalu maksa dan kurang sopan itu. Angga nggak tau kan kalau kuota Nugi juga sekarat. Ah mungkin Angga nggak sadar. 


Kebutuhan Angga yang lainnya? Padahal Nugi juga banyak kebutuhkan lho. 


Pas minta jemput ke sekolah buru-buru? Padahal waktu itu Nugi sedang makan lho. Dan ketika Nugi sampai di sekolah Angga malah langsung pulang dan bilang tidak jadi. 


Yang terakhir deh. 

Ingat kan pas kejadian di KFC 3 Minggu lalu? 

Angga nangis karena melihat satu keluarga makan bersama kan? Nugi tau dan mengerti betapa sedihnya Angga. 

Tau nggak, kalau hati dan perasaan Nugi juga sedang kacau dan berantakan tanpa arah tujuan, keuangan selalu menipis, keluarga jauh, tapi sempat-sempatnya menenangkan Angga dan bilang sama Angga bahwa it's ok, semua akan baik-baik saja, tidak apa-apa Nugi bilang, bahkan di ATM pertama Angga nangisnya keras lho, di ATM kedua juga masih tetap nangis. 

Tapi ya itu dia, Nugi tetap berusaha menenangkan Angga yang padahal hati Nugi saja sedang menangis. 


Jadi, sudah tahu kan alasannya kenapa? 


Bukan orang seperti Nugi yang Angga harapkan🙂


Previous:

- Angga (1)

- Angga (2)


Selasa, 21 Maret 2023

(Maaf Jika) Aku Harus Pergi



Aku tau siapa diriku, aku juga sangat paham bagaimana situasi yang sedang terjadi, bukan tentang egois atau rasa ingin menyayangi yang berlebihan, tapi ini tentang kenyataan bahwa semuanya tidak ada yang bisa dipaksakan. 


Seberapa keras aku berusaha, seberapa sering aku mencoba, seberapa banyak aku berkorban, semuanya akan percuma karena bukan aku yang diinginkannya, aku tetap bukanlah siapa-siapa, aku hanya seseorang yang mempunyai keinginan untuk peduli dan mengisi sesuatu yang kosong dari dirinya, dan sampai kapanpun ruang yang kosong itu tidak akan pernah terisi karena itu bukan kapasitasku untuk berada diantara kehampaannya.


Memang, belum banyak yang bisa dia mengerti tentang pengorbanan; waktu, tenaga, materi dan emosi, aku juga tidak tau akan sampai kapan bisa bertahan, tapi yang pasti dan bisa aku janjikan hanya untuk saat ini aku masih akan berusaha selalu  ada ketika diriku dibutuhkan. Aku akan tetap selalu berusaha mengerti, memahami, (mungkin) mungkin kedepannya akan sadar bahwa yang aku lakukan sejauh ini untuk kebaikannya, mentalnya, emosinya, sifatnya, kehidupannya, meskipun belum ke tahap yang lebih jauh, karena aku akan tetap sadar dan menyadari bahwa aku bukanlah siapa-siapa baginya, aku hanya "Nugi" yang  bawel mengingatkan ini itu dan tidak boleh ini itu. 


Aku bisa saja pergi dan menghilang tanpa kabar, aku juga bisa acuh dan tidak peduli, tapi untuk saat ini aku memilih untuk tidak melakukannya karena itu akan menghancurkan perasaanku, iya, perasaanku bukan perasaannya, akan menghancurkan hatiku bukan menghancurkan hatinya. Karena ini bukan hanya tentang kehidupannya tapi menyangkut kehidupanku juga, aku sangat bahagia pada momen ini, aku begitu menikmati waktu yang sedang aku jalani saat ini, aku mencoba memperlambat langkahku, aku berusaha berhenti sejenak dari perputaran waktu, karena aku menemukan banyak kebahagiaan yang sebelumnya tidak pernah aku temukan. 

Aku bisa melihat banyak bagian-bagian kehidupan yang sejauh ini mungkin aku tidak pernah memperhatikannya, aku bisa belajar memahami banyak perasaan yang mungkin biasanya hanya sepintas saja, aku juga bisa menjadi lebih dewasa disaat harus menghadapi banyak situasi dan kondisi, dan aku pun tidak hanya menyayangi dan memprioritaskan diri sendiri saja karena fokusku bukan lagi hanya pada diriku tapi ada untuknya, dia yang entah kapan akan mengerti dan memahami semuanya. 


Tadi pagi (21-03-23 07:30) aku mendapat pesan darinya bahwa akta kelahiran untuk pendataan di sekolahnya biarkan dia yang memberikannya kepada guru, padahal kemarin siang aku yang diberi tugas untuk itu oleh keluarganya. 

(Tadinya begini: semua orang juga tau bagaimana keadaannya, eukeur mah eukeur, eh ngurus nu kitu wae meni euweuh nu milu nguruskeun, piraku jiga nu euweuh jelema pisan meni kudu ku budak). 

Aku tidak begitu pintar membaca pikiran orang, aku juga tidak pandai menebak perasaan orang, tapi aku sangat paham dan mengerti keadaan seseorang, mungkin yang dia inginkan orangtuanyalah yang seharusnya bersedia datang ke sekolah untuk mengurus semua itu, tapi pada kenyataannya mereka tidak bisa melakukannya, mereka tidak memperdulikan dan tidak mau tau apa yang dia inginkan, bukan materi tapi kehadiranlah yang dia butuhkan. 


Aku ingin menjadi manusia paling tidak peduli, ingin menjadi manusia yang sangat acuh, aku ingin menjadi manusia yang tidak memiliki perasaan simpati juga empati, tapi aku tidak bisa dan tidak mampu berada dalam keadaan seperti itu, karena itu bukan diriku, aku dilahirkan untuk tidak menjadi manusia seperti itu, aku hanya manusia yang lebih mengutamakan kepentingan orang lain dibandingkan kepentingan pribadi, aku lebih memilih berjalan dibelakang dan membiarkan orang lain di depanku. 


Mungkin.

Mungkin suatu saat aku akan menjadi pribadi yang lebih baik, lebih baik untuk tidak peduli kepada orang lain, disaat semua usaha dan pengorbanan juga kehadiranku tidak lagi dianggap sesuatu yang baik bagi orang lain, mau ataupun tidak aku harus merelakan diriku menjadi manusia paling tega yang pernah ada, aku juga harus mengerti perasaanku, harus lebih menyayangi diriku, harus lebih memahami semua yang terjadi bahwa bukan hanya tentang orang lain tapi aku memiliki jiwa yang jauh lebih berharga dibanding jiwa orang lain, ya, kehidupanku. 


Ini semua hanya tentang waktu yang kapan saja bisa berlalu dan berakhir, aku yang tidak akan pernah lagi menunggu waktu yang tepat untuk pergi, dan semuanya bukan atas kendali dan keinginan mereka, aku yang mempunyai pilihan dan kendali, disaat waktu itu datang aku bisa pastikan dia dan mereka akan menyesal bahwa yang seperti diriku tidak akan pernah ada lagi, yang seperti diriku? Hanya aku. Yang seperti mereka? Mungkin semua orang yang dia temui akan sama. 

Aku tidak menyombongkan diri, aku hanya memastikan bahwa disaat waktu itu tiba semuanya akan berakhir, semuanya akan terlambat, semuanya tidak akan pernah bisa diputar kembali, sekalipun aku tetap tinggal tapi semuanya tidak akan lagi sama seperti saat ini. 


Sampai detik ini diriku masih bisa dan sanggup untuk mengendalikan perasaan juga pikiran, masih mampu mengontrol emosi, masih tetap pura-pura bodoh, masih ingin terlihat tidak mengerti dan memahami semuanya, karena aku tidak akan pernah memaksanya untuk sadar dengan kehadiranku, aku tidak akan pernah berharap untuk diakui keberadaanku, aku juga tidak akan pernah meminta untuk dilihat, biarkan semuanya mengalir sebagimana mestinya, sebagaimana seharusnya. 


Yang perlu diingat;

Disaat semuanya telah berakhir jangan sampai memintaku untuk kembali atau melakukan hal yang sama seperti saat ini, karena semuanya akan menjadi terlambat, ya, sangat terlambat. 


Aku akan berkata;

Urus saja urusanmu sendiri, rasakan saja semua perasaanmu sendiri, obati saja semua luka yang ada dalam hatimu, jalani saja hidupmu tanpa ada orang seperti diriku, agar kamu tau dan mengerti bagaimana rasanya menyesal dan kembali merasakan bagaimana rasanya kehilangan berkali-kali, bagaimana rasanya dikecewakan berkali-kali, bagaimana rasanya kehilangan orang-orang yang menyayangi dan memperdulikanmu untuk kesekian kalinya. 

Aku bukanlah orang yang kamu inginkan 'kan? 


Maaf jika kehadiranku bukanlah yang kamu harapkan. 

Sabtu, 18 Maret 2023

Be: Pribadi Yang Baik


Makanan yang enak dan lagu yang cocok  bagi aku adalah salah satu anugrah terindah, karena bisa menambah good mood, merubah vibes, pikiran jadi fresh, ide-ide jadi ngumpul dan numpuk dan siap untuk dieksekusi atau dituangkan dalam bentuk apapun itu. Apalagi ini adalah jam dimana aku sudah terbiasa berpikir, ya, aku bisa berpikir baik saat malam hari, literally kamu siapapun kalau minta saran pada jam-jam malam bisa dipastikan adalah waktu yang tepat, ngobrol apapun aku bisa, kebayang berada di beach bar dan bersama orang yang nyambung untuk bahas apapun itu, ah rasanya luar biasa. 

Pernah pada tahun 2017 bulan Agustus saat itu, di Bali tepatnya sebuah bar di jalan Legian, bertemu dengan orang dari Irlandia. Aku duduk sendiri dan (dia meminjam korek) padahal dia sedang bersama segerombol temannya, awalnya dia hanya bertanya "sedang menunggu seseorang?" (No! Aku sedang healing! Sedang proses penyembuhan! Kenapa bertanya seperti itu???!!) Saat itu. 

Dia pindah tempat duduk dan kita ngobrol bahas banyak hal, musik, hobi, zodiak, makanan, minuman, tempat wisata, dan keadaan dunia, dan, dan ke sesi curhat. 



Dulu: 

Tentang cinta? Beri aku orang yang tulus, aku akan mengurus sisanya. 


Mungkin karena antusias dalam hal percintaan, aku tidak mencari orang yang kaya raya atau yang cakep, asalkan orang itu bisa tulus maka aku akan urus yang lainnya, dalam artian asalkan setia dan saling percaya, aku akan melakukan hal lebih untuk pasangan ku. 

Aku pribadi yang love language-nya berbeda dari kebanyakan orang, memberikan suatu kebahagiaan bagi orang lain apapun itu maka aku diriku jiwaku hatiku seluruh hidupku menjadi lebih lebih bahagia berkali-kali lipat, dan itu karena cinta. 

Dulu pemikiran tentang cinta masih yang itu-itu aja. Segitu-gitu aja, dalam artian aku tidak bisa hidup tanpa cinta. Aku gak bisa kalau aku sendiri, aku gak mau jomblo, dulu. DULU YA! 



Sekarang:

Aku sudah bahagia tanpa harus menjalin suatu hubungan lagi, aku  bisa memuji diri sendiri, aku bisa memberi hal lebih untuk diri sendiri, aku bisa membahagiakan diri sendiri,  bisa menyemangati diri sendiri dan hal-hal lainnya lagi yang bisa aku lakukan tanpa harus menunggu dari orang lain atau pasangan. 


Bukan mati rasa, hanya saja tidak pernah terpikirkan lagi untuk menjalin suatu hubungan. Mungkin harus kembali saling mengenal karakter masing-masing, menyesuaikan diri lagi, harus mengerti orang lain lagi, dan akan banyak hal yang tidak penting tapi sangat ribet untuk dijalani. Bertengkar oleh hal-hal sepele? 

No! 

Cinta itu saling memprioritaskan, siap untuk mencintai dan siap untuk dicintai. Salah satunya tidak ada maka  cinta itu akan pergi dan hilang. 


Ketika aku memutuskan untuk tidak menjalani suatu hubungan, mungkin aku sudah mengurangi banyak kemungkinan untuk stres dan terjadinya suatu masalah. 

Karena menjalani suatu hubungan itu perlu waktu, materi, perasaan, kebersamaan, saling mengerti dan saling percaya, dan itu sangat ribet menurut ku. 


Aku lebih enjoy sendiri, tidak ada kekhawatiran pasangan akan selingkuh, aku juga bebas bertemu dengan siapa saja tanpa harus memberi tau pasangan, cek-cek HP, aku bisa menjalani kehidupan tanpa adanya seorang pasangan.


Sedewasa ini aku mengartikan cinta itu sangatlah luas, bahkan sangat diluar nalar dan logika, aku tidak perlu mencintai pasangan tapi aku bisa mencintai dan menyayangi segala sesuatu dimulai dari sendiri dan orang-orang disekitar aku, dan bahkan aku bisa mencintai dan menyayangi seorang anak dari temanku layaknya anak sendiri padahal aku sendiri saja belum pernah mempunyai anak. Aneh kan?  Itu aneh pada awalnya sih tapi ternyata oh iya cinta itu artinya luas, bukan hanya antara pasangan saja. 


Kok jadi bahas tentang cinta ya?


Banyak orang yang tidak melihat sisi buruk saat dia bahagia, banyak orang juga yang tidak melihat sisi baik saat dia sedang terpuruk, padahal kedua hal itu harus selalu dilakukan oleh setiap orang, menurutku baik atau buruk bukan lagi menjadi sesuatu yang mutlak, karena hakikatnya kita hanya perlu melewati atau memutuskan untuk menjalani saja. 

Jangan terlalu fokus untuk satu hal yang membuat hidup kita menjadi tidak baik, masih banyak hal lainnya yang akan membuat diri kita menjadi lebih baik. 


Mungkin, saat kamu kecewa atau pernah tersakiti dan menjadi hidup kamu terpuruk dan tidak baik-baik saja, begitu melihat dunia semuanya terlihat sama, semua orang akan memperlakukan kamu seperti itu, semua orang akan mengecewakan kamu menyakiti kamu dan tidak lagi memperdulikan kamu. 

Padahal kan waktu terus berlalu, jam masih berdetak, coba kamu pegang dada kamu, irama jantung kamu masih berdegup dengan alunan dan harapan hidup yang menanti dan harus lebih baik. 

Kenapa terus berfokus pada masa lalu? Atau kenapa harus terus berfokus kepada orang-orang yang mengecewakan kamu? 

Kenapa harus berjalan ditempat dan perasaan yang sama? 

Hidup kita sebagai manusia bukan orang lain yang menentukan, tapi diri kita sendiri. God of course. Tapi dimulai dengan bagaimana cara kita memandang dunia ini. 


Tidak semua orang akan mengecewakan kamu, tidak semua orang akan menyakiti kamu, tidak semua orang akan memperlakukan kamu dengan buruk, tidak semua orang akan menyia-nyiakan kamu, bagaimana dengan langkah kecil seperti mencintai dan menyayangi diri sendiri, membuka diri, memaafkan diri sendiri, menerima diri sendiri, mengenal diri sendiri, melihat sisi lain dari diri sendiri, menyadari banyak hal tentang diri sendiri, dan untuk langkah besarnya mungkin bisa dimulai dengan memaklumi orang lain, memaafkan orang lain, menerima orang lain, mengenal karakter orang lain, dan mungkin bisa mulai untuk mencintai dan menyayangi orang lain. 

Berdamai dengan keadaan, menerima semua kenyataan, berlapang dada untuk banyak hal yang menimpa kehidupan kita entah itu yang sifatnya baik ataupun sebaliknya. 


Segala sesuatu dimulai dari hati, dari bagian jiwa yang sangat penting, yang harus kita lakukan adalah membersihkannya terlebih dahulu, kemudian ditanamkan kebaikan sedikit demi sedikit, lalu ditumbuhkan banyak kebaikan yang nantinya bukan hanya baik bagi diri sendiri tapi akan berimbas kepada orang disekitar kita juga. Vibes positif? 


Pribadi yang baik. 

Itu mungkin setiap orang harus seperti itu, harus dalam artian tidak bisa lagi diganggu gugat atau hilang dari jiwa setiap orang. 

Karena kehidupan manusia pada dasarnya akan berubah dan melewati banyak fase, pergaulan yang tidak selalu positif, lingkungan hidup yang kurang baik mungkin, bertemu dengan berbagai macam makhluk hidup dengan banyak topeng mungkin, melewati arus kehidupan yang bergelombang, tidak bisa dipungkiri semua itu akan kita temui namanya juga manusia, tapi kalau tertanam pribadi yang baik sejauh apapun langkah sejauh apapun memandang, sekeras apapun kehidupan, seburuk apapun keadaan, nantinya akan tetap kembali kepada diri kita yang sudah tertanam nilai-nilai kebaikan. 


Jadi kalau berdo'a masukkan tuh kalimat "semoga menjadi pribadi yang lebih baik". 


Oh iya, jangan pernah menghabiskan waktu untuk membenci diri sendiri, apalagi sampai membenci orang lain, karena itu adalah salah satu hal yang merusak pikiran. 

Makanya kita harus melihat segala sesuatu dari berbagai sisi, jangan terlalu cepat menyimpulkan, mata itu hanya gambaran, pikiran hanya ilusi, hati orang juga tidak ada yang tau. 


Apapun dan bagaimana, be a good person! 

Sabtu, 11 Maret 2023

Aku (bukan) Strongest


Aku sangat mengerti keadaan diriku terutama hati dan pikiranku yang selalu tidak sejalan, aku pikir aku sedikit gila karena aku tidak lagi bisa mengendalikan rasa ingin tetap peduli kepada orang lain. 


Memang, aku merasa lebih hidup karena dia, karenanya aku merasa mempunyai tujuan hidup, dia adalah harapan, bukan hanya diriku tapi harapan semua orang yang ada disekitarnya. 


Dan,

Dan ternyata tidak semudah itu mendidik anak, tidak seperti yang aku bayangkan selama ini, yang ada dalam pikiranku dulu hanya diberi makan dan disuruh belajar saja sudah cukup, tapi ternyata tidak hanya sampai disitu, masih butuh hal-hal lain yang sebelumnya tidak pernah aku perkirakan. 


Kita sebagai orang yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan terkadang mengikuti keinginannya, sempat terlintas apa susahnya belajar yang benar, ngaji yang tekun, kurangi waktu bermain, rasanya tidak ada yang sulit untuk dilakukan, tapi pada kenyataannya luar biasa sulit bagi si anak. 

Mungkin karena sebelumnya dia tidak terbiasa dengan semua itu, dan mungkin juga ini menjadi hal baru baginya, memulai kebiasaan-kebiasaan yang butuh waktu tidak sebentar untuk dia beradaptasi. 


Menurut aku tidak ada yang salah dengannya, tapi kalau boleh bilang bahwa lingkunganlah yang membentuk dia seperti sekarang ini, semua kembali ke tempat dimana dia berasal, semua kembali bersama orang-orang seperti apa dia tinggal, aku tidak mengatakan salah lingkungan dan orang-orang disekitarnya, hanya saja tidak semua anak bisa mem-filter apa yang dia lihat dan apa yang dia dengar, mungkin dia menganggap semua bisa dicontoh dan bahkan bisa dia praktikan dalam kehidupannya. 


Aku melihatnya dari perspektif pribadi, dia itu perlu hal-hal baru agar dia bisa berkembang, mengurangi atau bahkan bisa meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lamanya yang kurang baik. Sampai saat ini ada kemajuan, ada sopan santun, ya meskipun belum signifikan, maaf tolong terimakasih masih perlu diingatkan lagi. 

Dulu awal-awal aku sempat shock saat dia meminta sesuatu dengan cara memaksa dan dengan nada yang tinggi juga sedikit kasar, tapi sekarang aku paham kenapa dia seperti itu, karena memang dalam kesehariannya hal seperti itu yang dia saksikan dan yang lebih parahnya adalah hal seperti itu pula yang dia terima, jadi masih dalam kata wajar jika memang dia juga seperti itu. 


Sekali lagi aku katakan bahwa semua itu tidak ada yang salah, hanya saja menurutku itu kurang tepat untuk lingkungan anak. 


Ada banyak yang diperhatikan dan diutamakan, tapi banyak juga yang lupa untuk lebih diprioritaskan. Dan ketika pribadi dia sudah terbentuk seperti itu maka semuanya tidak akan bisa dirubah atau dihilangkan, semuanya sudah terekam didalam sana, tapi aku selalu percaya seiring berjalannya waktu bukan pribadi dia yang akan berubah melainkan kesadarannya, dengan kesadaran maka semuanya akan lebih baik, sekeras apapun kita mendidik dan mengarahkan akan percuma, semua harus atas kesadarannya sendiri. 


Jadi yang bisa kita lakukan adalah menanamkan kesadaran itu, jika sudah ada maka menumbuhkan kesadaran adalah langkah selanjutnya, dan memperkuat rasa kesadaran bukan lagi tugas kita karena seharusnya dia bisa melakukan dan mempraktikkannya secara langsung. 


Untuk saat ini masih membutuhkan proses yang panjang dan butuh waktu yang tidak sebentar, mungkin juga perlu kesabaran yang lebih untuk kita membantunya ditahap penting seperti ini. 


Aku pribadi belum pernah mempunyai anak, aku juga tidak pernah mengurus anak, tapi aku tau apa yang dibutuhkan sebagai seorang anak, aku pernah menjadi seorang anak yang kurang lebih seperti itu, bukannya aku sok tau atau sok bisa, tapi aku hanya mengaplikasikan beberapa poin yang khususnya dibutuhkan oleh anak seperti dia. Apakah sejauh ini ada kemajuan? Tentu saja ada. 

Tapi memang belum yang signifikan juga, tapi yang aku lihat sudah menjadi yang sedikit lebih baik daripada sebelumnya, istilahnya seperti minum air yang tidak sekali tegukan akan habis, butuh beberapa kali tegukan agar tidak tersedak. 

Sama halnya dengan sebuah proses, kita sebagai orang terdekatnya harus terus konsisten dan jangan menyerah, intinya banyak cara agar anak bisa tetap nyaman dengan apapun yang kita ajarkan yang kita contohkan dan yang kita arahkan. 


"Memarahinya apapun alasannya tidak akan pernah berhasil dan membuat dia menjadi lebih baik"

- Nugraha

Kamis, 09 Maret 2023

Angga (2)




Untuk Angga.

Belum banyak yang bisa Nugi katakan, yang penting Angga nurut sama Bi Ayu, Om Iyan, dan sekarang ada Nugi di dekat sini yang kapanpun Angga mau Angga bisa datang. 


Kalau misalkan Angga marah, kesal, sedih, bagi Nugi itu hal wajar dan akan menjadi hal yang sangat biasa. Angga ekspresikan aja, gak masalah kok. Gak akan Nugi anggap gimana. Tapi jangan sampai menyakiti orang lain, jahil, iseng sama temen Angga, gangguin temen Angga, itu bukan hanya gak baik buat orang lain tapi gak baik juga buat Angga. 

Tidak semua orang mengerti dan faham apa yang Angga rasakan, kebanyakan dari mereka hanya akan melihat yang Angga lakukan bukan yang Angga rasakan, kebanyakan dari mereka hanya melihat kelakuan Angga bukan perasaan Angga. 


Mungkin Angga sering kecewa, sering dikecewakan, dan mungkin Angga juga sering mengecewakan orang lain, dan percayalah itu hal wajar dalam kehidupan manusia, di dunia ini sudah menjadi hal biasa kalau manusia saling mengecewakan, entah disengaja ataupun tidak disengaja. Tapi yang terpenting Angga harus selalu berusaha dan belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi ya. 

Tentang kehidupan? 

Nanti kalau Angga sudah dewasa Angga bisa tanya sama Nugi deh gimana. Nugi gak banyak pengalaman, tapi Nugi pernah melewati banyak fase kehidupan yang akhirnya bisa sampai kepada kehidupan Nugi yang seperti sekarang. 


Nugi udah janji kan selama Nugi masih ada Nugi akan selalu ada buat Angga, selama Nugi mampu, selama Nugi bisa, selama Nugi ada waktu ya Nugi akan berusaha selalu ada untuk Angga. Bahkan dalam kehidupan Nugi yang masih serba kekurangan pun Nugi akan mengusahakannya agar tetap ada. 

Dari materi, uang jajan misalkan, kebutuhan Angga, kebutuhan sekolah terutama, kalau HP mungkin Nugi belum bisa membelikan HP yang terbaru karena kan Angga masih harus belajar menjaga, menghargai dan menilai hal-hal sederhana dulu, kalau rusak lagi gimana coba. 

Nugi juga bisa menjadi teman ngobrol buat Angga, Nugi suka tanyain "gimana tadi di sekolah?", " Pacar Angga gimana?", "Ada PR gak?"

Nugi juga bantu Angga biar ngajinya lebih pinter lagi, bantu Angga biar prestasinya bagus, jadi anak sholeh, biar bisa banggain orangtua Angga, mereka juga pasti seneng melihat Angga menjadi anak yang baik, selalu mendo'akan mereka, biar mereka bisa melihat Angga menjadi orang yang sukses. Kan Nugi bilang jangan kasar kalau bicara sama orang yang lebih tua, harus hormat, harus sopan, kalau mau pergi kemana-mana izin, bilang salam, sun tangan, ya maaf juga kalau Nugi kadang bawel, kan semua itu demi kebaikan Angga juga. Nyuruh makan nasi, cuci tangan dan berdo'a sebelum makan, jangan jajan yang gak jelas, kalau nanti Angga sakit perut lagi kasian Bi Ayu repot lagi nanti, kan Bi Ayu masih ada De Fatan yang masih kecil, sedikit demi sedikit Angga bantu pekerjaan Bi Ayu, kan kewajiban Angga juga membantu Bi Ayu, Angga juga harus belajar mandiri, nyuci pakai mesin cuci atau menjemur baju kan gak sulit. Om Iyan sama Bi Ayu kan selalu ada buat Angga, makanya harus nurut dan sopan sama mereka. 

Sama mamah sama ayah juga harus selalu nanyain kabar mereka, chat mereka  baik-baik, kan sudah Nugi kasih tau bagaimana bicara yang baik dan sopan. Meskipun Angga gak tinggal bareng sama mereka tapi kan Angga harus selalu mendo'akan mereka, biar mereka selalu sehat, biar mereka bisa melihat Angga menjadi anak yang sukses nantinya. 

Belajar yang rajin, di sekolah yang fokus jangan banyak main dan ngobrol atau malah melamun saat Bu guru sedang menerangkan. 


Yang udah ya sudah, yang lalu biarlah berlalu, Angga harus belajar berdamai dengan keadaan, belajar menerima kenyataan, Nugi bisa membayangkan bagaimana perasaan Angga, semua rasa ada di diri Angga, Nugi gak bisa menggambarkannya, tapi Nugi sangat faham dan tau apa yang terjadi di dalam sana, tidak mudah untuk terbuka sama orang, tidak mudah untuk bertemu dengan orang baru, karena Angga banyak ketakutan dan keraguan, Angga takut dikecewakan lagi dan lagi, tapi percayalah, saat Angga bisa belajar dan menerima semuanya kelak Angga akan ikhlas. 

Lagipula Angga bisa mendapatkan perhatian dari siapa aja, bisa mendapatkan kasih sayang dari siapa aja, banyak kok yang sayang dan peduli sama Angga, Om Iyan dan Bi Ayu apalagi, sekarang ada Nugi di deket sini yang bisa kapan saja Angga datang. 

Mamah sama ayah Angga juga sayang sama Angga, mereka hanya jauh aja, jadi wajar kalau gak bisa setiap saat ketemu sama Angga, tapi mereka pasti selalu ingat sama Angga kok percaya deh sama Nugi. 


Angga, buka deh mata Angga, dunia ini luas, jalan di dunia ini tidak ada yang buntu, kehidupan ini tidak akan berakhir hanya karena sebuah jembatan terputus, jangan terus berdiri pada perasaan yang sama dan berjalan di tempat yang itu saja, matahari masih akan bersinar, gelapnya malam masih akan bersama bulan, Angga hanya perlu hati yang besar agar mampu menerima semuanya, Angga tidak perlu berlari tapi cukup berjalan saja, katanya kalau berlari kan kemungkinan terjatuhnya sangat besar, jalani saja pelan-pelan, yang penting jalan Angga jelas mau kemana dan bagaimana. 

Nugi dan orang-orang disekitar Angga akan membantu Angga menuju jalan itu. 


Nugi siapa? 


Ya Nugi bukan siapa-siapa. Nugi hanya kebetulan orang yang saat ini sedang menepati janjinya kepada Dia, karena Nugi ingin hidup yang lebih baik, dan kebetulan juga Angga adalah orang yang Dia berikan atas jawaban dari do'a saat ulangtahun Nugi tahun lalu. 

Jadi Nugi melakukan semuanya bukan hanya untuk Angga tapi untuk kebaikan hidup Nugi juga. 


Do'a in Nugi ya biar sehat selalu, biar setiap hari bisa ngajarin Angga ngaji sampai lancar dan melihat Angga khatam Al-Qur'an nantinya. Amiin..



Press- Angga