Official Blog of Nugi Nugraha || Member of Google Corp & Blogger - Since 2011 || Copyrights 2011 - 2024 by Personal Blog & Google

Minggu, 26 Februari 2023

Mengimbangi 2 Hal

 



Semua orang pernah melakukan kesalahan, semua orang juga pernah berbohong, semua orang juga pernah mengecewakan orang lain, dan semua orang juga pernah mengalami banyak hal yang tidak baik dalam hidupnya, tapi tidak banyak orang yang menyadarinya bahkan menganggapnya hal biasa hingga tidak pernah mau merubah dirinya ke arah yang lebih baik. 

Aku pribadi sering mengalami perubahan dalam hidup, dan semua itu terjadi bukan dalam waktu yang panjang atau terjeda melainkan bisa terjadi secara bersamaan. Bersamaan dalam artian aku bisa merubah pribadi aku secara langsung dan pada saat itu juga. Dan yang lebih tidak habis pikir jika dipikirkan adalah aku bisa melakukan dua hal dalam waktu yang sama dan berperan menjadi dua orang yang berbeda pada saat bersamaan, aku juga bisa merasakan dua hal yang berbeda dalam situasi tertentu. 

Oh no no. Ini bukan kepribadian ganda atau semacamnya, karena aku melakukannya secara sadar, aku bisa baik sekaligus jahat secara bersamaan, aku bisa sayang sama orang sekaligus membencinya secara bersamaan, aku bisa peduli terhadap seseorang tapi aku juga bisa acuh dan tidak peduli saat itu juga. Bermuka dua? 


Anyway, diluar sisi dan pribadi aku yang membingungkan bagi orang lain, aku selalu berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik. 

Bahkan menurut aku yang paling mengenal dan paling memahami diri aku sendiri, dalam hampir satu tahun ini sudah merasa jauh lebih baik daripada sebelumnya, aku bisa mengontrol emosi, bisa mengontrol sikap, lebih bisa menempatkan diri dalam berbagai situasi, bersikap dewasa dan belajar mengerti orang lain, mempunyai tujuan hidup, sering berusaha untuk melakukan kebaikan-kebaikan kecil. Jauh berbeda dari kehidupanku yang dulu. Bagi orang terdekat aku atau yang sering membaca blog aku mungkin tau salah satu alasannya, kenapa. 


Tentang berbuat kebaikan, aku merasa tidak harus menunggu diri aku baik atau merasa cukup dulu, dan aku juga tidak harus melakukannya secara sempurna, karena ketika ada kebaikan sekecil apapun yang aku miliki yang bisa aku berikan kepada orang lain, ya aku memberikannya. Karena aku selalu percaya bahwa kebaikan sekecil apapun akan tumbuh dan akan menyempurnakan kebaikan-kebaikan yang pernah dan akan aku lakukan kedepannya.

Itulah kenapa aku selalu yakin bahwa tidak harus menunggu untuk lebih atau bergelimang harta dulu, jangan menunggu waktu itu datang baru mau melakukan kebaikan, tapi berbuat baiklah secepatnya. Dan yang paling penting adalah ikhlas. 

Tentang ikhlas, menurut aku ikhlas itu tidak diucapkan atau sekalipun dengan mengangguk atau isyarat lainnya, ikhlas itu diam, karena kalau ikhlas sudah diutarakan ya bukan ikhlas lagi namanya. 


Aku pernah mendengar seseorang berkata bahwa ketika kebaikan dilakukan maka keburukan akan dihapuskan, ada juga yang berkata ketika berbuat kebaikan kemudian melakukan keburukan maka kebaikan itu akan menutup keburukan. Tidak terbayang kalau saja aku selalu bisa melakukan kebaikan secara terus menerus, karena aku juga selalu percaya ketika berbuat kebaikan kepada orang lain maka kebaikan itu akan menular dan menyebar. Andai saja.


Oh iya, kita semua manusia berdosa, tidak ada satu orangpun yang tidak pernah berbuat dosa, banyak kesalahan yang pernah manusia lakukan termasuk aku pribadi. 

Tapi dibalik itu kita semua selalu ingin bertemu dengan hal-hal baik, terkadang konsepnya sudah tidak masuk akal karena ingin baik-baik saja tapi melakukan yang buruk-buruk juga. 

Aku bisa memperbaiki konsep itu, dengan cara kita bisa melakukan keduanya secara bersamaan. 

Realistis saja, kita tidak bisa hidup dalam satu jalur terus menerus, namanya juga manusia. 

Mengimbangi adalah cara terbaik untuk menjalani kehidupan sebagai manusia di zaman ini. 


Jumat, 17 Februari 2023

Perjalanan, Pilihan dan Waktu



Dalam hidup sudah pasti kita pernah dikecewakan oleh orang lain dan bahkan kita yang mengecewakan mereka, itu hal biasa, tapi yang terpenting adalah kita harus belajar untuk tidak melakukannya dengan sengaja apalagi berulang kali. 


***


Saat aku berusia 16 tahun tepat kelas 1 SMA, setiap pulang sekolah aku selalu melewati warung yang menjual buku tulis tebal dengan gambar sampul tokoh anime Dragon Ball, literally setiap hari selama berbulan-bulan aku memperhatikannya, oleh orangtua sudah dibelikan buku tulis juga tapi bukan buku itu yang aku mau, aku selalu menginginkan buku tulis yang berbeda dari saudara-saudara ku yang lain. 

Aku sangat ingin membelinya tapi uang ku selalu tidak cukup.

Dan pada suatu hari aku memberanikan diri untuk menyentuhnya, aku mencoba memegang buku tulis itu, sedikit agak berat, warna abu yang cerah, kucium wanginya berbeda dari wangi buku tulis lainnya yang sudah aku punya. 

Dan pada akhirnya aku memilikinya.


Dari pengalaman ku dulu, aku belajar bahwa aku harus mengejar apa yang aku mau apa yang aku inginkan. 

Dan buku tulis yang tebal dengan gambar tokoh anime Dragon Ball dan berwarna abu itu adalah kebahagiaan menurut diriku, hingga sampai saat ini aku memilih jalan yang aku mau, jalan yang aku inginkan, aku tidak peduli saat orang-orang berkata buku tulis ku terlalu tebal atau bahkan jelek dari gambar sampul dan segi warnanya, karena aku selalu percaya bahwa semua orang mempunyai kesempatan untuk memilih dan memiliki apapun yang dia inginkan bahkan ketika harus berbeda dari kebanyakan orang. Selama itu membuat bahagia, baik ataupun buruk hanya diri sendiri yang akan mempertanggungjawabkannya. 

Dare to dream dare to be different dare to be happy and make it happen, but don't forget to always be responsible.


Ayahku seorang guru, kedua kakak dan adik ku bahkan saudara-saudara yang lainpun seperti paman dan bibi banyak yang menjadi guru, tapi aku memilih untuk berbeda dari mereka, aku membuat pilihan hidupku sendiri untuk tidak sama seperti mereka, dan ketika aku menjalaninya sejauh ini terasa bahagia, karena ini yang aku mau ini yang aku inginkan.


Ada cerita lagi. 

Saat orang-orang dari Jakarta/ Bandung pergi ke Bali menggunakan pesawat agar cepat sampai, aku lebih memilih untuk memakai kereta. 

Aku juga berkali-kali pergi ke Bali menggunakan pesawat, tapi tidak ada yang berbeda, tidak ada pengalaman lain yang bisa aku dapatkan. Menempuh waktu 1 jam 50 menit hanya melihat awan atau mendengarkan podcast offline dan bahkan tidur. Terlalu biasa. 

Aku mencoba untuk menggunakan kereta menelusuri daerah Jawa, dari mulai Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Dan aku harus transit lagi dengan kereta atau menggunakan bus untuk menyebrang ke pulau Bali dari pelabuhan Ketapang di kabupaten Banyuwangi. 

Dan ditengah perjalanan itu aku harus menginap dulu di Surabaya, mencoba makanannya, melihat suasana kotanya, masyarakatnya bahkan berkenalan dengan beberapa dari mereka, dan itu pengalaman yang luar biasa bagi aku. 

Aku juga pernah ke kota Pangkalpinang - Bangka Belitung mengunakan pesawat dari Bandung. Dulu masih ada pesawat Sriwijaya, itu 2011 setelah ada insiden yang ya u know lah. Beberapa hari disana dan pulang lagi ke Bandung tapi tidak dengan pesawat lagi tapi  memakai kapal laut. Dari pelabuhan Pangkal Balam ke Tanjung Priok Jakarta. Dulu harga tiketnya 150rb dan menempuh perjalanan selama 23 jam. 

Itu menjadi salah satu pengalaman yang luar biasa. 

Aku bisa melihat lautan lepas pada siang dan malam hari, merasakan betapa pentingnya bersyukur karena begitu luasnya alam ini. Aku juga bisa merenungi apa yang pernah terjadi untuk dijadikan pelajaran dimasa mendatang, lebih tepatnya untuk saat ini. 

Aku juga menjadi tau masalah orang lain yang baru aku kenal beberapa saat, saling bertukar cerita dengan berbagai macam orang, tujuan datang ke kota besar untuk mencari kerja, ada yang mau menemui keluarganya, ada yang bermigrasi, dan masih banyak lagi. 


Belakangan aku paling suka memakai travel Jakarta Bandung atau sebaliknya, karena lebih cepat dan efisien untuk urusan dan lain-lain.

Tapi makin kesini aku semakin sadar bahwa semuanya tidak harus selalu cepat, karena kita bisa menikmati proses panjang dengan waktu yang cukup lama, bahkan sebisa mungkin merasakan detik demi detik yang kita lewati. 

Aku belajar untuk tidak melewatkan atau melupakan suatu momen yang padahal aku sendiri ada di dalamnya. 

Apalagi saat anak itu kembali datang dalam kehidupanku, yang tadinya aku menganggap bahwa waktu itu bersifat abstrak, ada tapi tidak nyata karena selalu berlalu begitu saja, tapi sekarang aku sadar bahwa waktu itu nyata, waktu itu bisa dilihat, waktu itu bisa dirasakan, waktu itu bisa disentuh, waktu itu bisa membuatku bahagia. 

Makanya sebisa mungkin aku menikmati setiap momen yang terjadi dalam hidup ini, sekecil apapun itu, agar waktu yang pergi tidak berlalu dengan percuma.


Minggu, 12 Februari 2023

Tentang Kesadaran



Tentang waktu yang tidak akan pernah kembali dan ucapan yang tidak lagi bisa ditarik kembali juga kesempatan yang tidak akan pernah datang kembali. 


...


Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang tidak sempurna, selalu ingin lebih saat diberi dan merasa kurang tanpa kendali. Sangat sedikit dari manusia yang bersyukur dengan apa yang sudah mereka dapatkan. 

Ingin umur panjang, rezeki yang melimpah, didekatkan dengan orang-orang baik, dan masih banyak lagi keinginan-keinginan lainnya yang padahal saat mendapatkan itu semua belum tentu mereka bisa mensyukurinya. 


Oleh karena itu pola pikirku sudah mulai jauh berubah untuk tidak kearah yang seperti itu, karena aku pribadi punya pemikiran bahwa hidupku untuk saat ini saja, aku hanya menjalani hidupku untuk detik ini saja, aku tidak tau esok lusa atau kedepannya akan seperti apa, aku tidak mau hidup dalam salah arah hingga tidak tau harus kemana dan bagaimana. Karena mensyukuri nikmat detik ini saja sudah banyak terlewat, bahkan tanpa sadar dan sudah jelas tidak menyadarinya bahwa semua itu seperti sebuah samudra berupa tetesan air, sedangkan cara mensyukuri semua itu hanya berupa tetesan air diatas samudra, saking banyaknya nikmat yang aku terima. 


Apalagi kita sebagai manusia adalah makhluk pendosa, makanya kalau hanya satu atau dua kebaikan saja tidak akan pernah cukup untuk menutupi kesalahan yang kita lakukan, that's why kita harus selalu berbuat kebaikan dimana pun, dalam keadaan apapun dan kepada siapapun tanpa harus melihat tempat, waktu dan orang even itu kepada makhluk selain manusia sekalipun. 

Kita harus selalu berbuat baik karena kita merasa bersyukur. 

Semua harus atas dasar kesadaran, bukan paksakan atau ingin terlihat oleh orang lain. 

Tuhan itu Maha Baik. Mungkin banyak yang mengatasnamakan agama atau kepercayaan, padahal untuk mengenal Sang Pencipta tidak harus melalui semua itu, kita bisa langsung berhubungan dengan-Nya tanpa ada perantara apapun. 

Tapi ya terkadang manusia butuh sebuah jembatan untuk melewati sungai, kebanyakan seperti itu. But not for me.


Karena siapapun yang melakukan kebaikan dan kebenaran dia akan terselamatkan oleh dirinya sendiri, mungkin seperti karma yang kita terima, jika itu baik ya itu mungkin kita pernah melakukan kebaikan, dan jika kita mendapatkan sesuatu yang tidak baik mungkin juga kita pernah melakukan hal yang tidak baik sebelumnya entah itu secara sadar ataupun tidak.


Ada yang bilang; hiduplah untuk hari ini seakan-akan kamu akan mati hari esok, bersantai-santailah kamu seakan-akan kamu akan hidup untuk selamanya. 

Semua kembali ke pribadi setiap orang, semua tentang pilihan hidup, jika merasa itu baik untuk diri kamu ya lakukan sekalipun orang lain melarang, hidup kita bukan untuk menyenangkan orang lain, kita hidup untuk menyenangkan diri sendiri, makanya yang namanya kesadaran dalam berprilaku itu sangatlah penting. Kalau rasa sadar kita sudah tinggi maka tidak akan ada lagi yang namanya menyesal karena masa lalu atau khawatir dengan masa depan, karena semua yang kita lakukan atas kendali kita sendiri. 


Di usiaku yang entah sampai kapan dan perjalanan hidupku yang aku pikir sudah cukup panjang, semakin kesini semakin sadar bahwa kita ini hidup sendirian, ditengah banyaknya persaudaraan, banyaknya pertemanan, semua itu tidaklah berarti karena pada akhirnya kita akan tetap mempertanggungjawabkan apa yang pernah kita lakukan, mereka tidak akan bisa membantu apa yang menjadi tanggungjawab kita, karena mereka juga mempunyai tanggungjawab untuk diri mereka masing-masing. 

Bukan berarti jangan pernah bersosialisasi atau semacamnya, hanya saja selalu ada batasan untuk hal-hal tertentu. 


Tentang kebahagiaan. 

Adakalanya kita melihat kehidupan orang lain lebih baik dibanding keadaan kita, bagaimana kalau kita balikan menjadi adakalanya kehidupan orang lain belum tentu sebaik kehidupan kita. 

Kita harus belajar untuk tidak lagi membandingkan diri kita dengan diri orang lain, karena semuanya hanya akan menjadi sebuah perlombaan, padahal kan kita hidup bukan untuk terlihat siapa yang lebih baik atau lebih buruk.



So, matilah sebelum kita mati. 

Bangunlah sebelum kita terbangun.

Semuanya tentang menjadi lebih baik atas kesadaran bukan tuntutan atau ketakutan apalagi paksaan.