Official Blog of Nugi Nugraha || Member of Google Corp & Blogger - Since 2011 || Copyrights 2011 - 2024 by Personal Blog & Google

Jumat, 17 Juni 2022

Berhenti Berharap (HJML part 9) 2022

 


Memang benar cinta itu egois, karena cinta ingin memiliki bahkan lebih dari itu. 

Aku mengakui kalau aku hanya jatuh hati atau sekedar mengaguminya saja, tapi itu dari mulutku, hatiku berkata lain. 

Ya, aku munafik. 


Tapi aku sadar, bahkan sangat sadar, tidak ada sesuatu yang bisa kita paksakan, aku akan kembali mencoba dan berusaha untuk menghindari sesuatu yang berkaitan dengan hati. Terlalu berambisi, mungkin terlihat tidak terarah dan hanya membuang-buang waktu untuk mengejar sesuatu yang tidak pasti untuk aku dapatkan. 

Mungkin lebih baik ada penolakan secara langsung daripada diberi harapan yang hampa dan tidak pasti, rasanya dua kali lipat dari patah hati. Aku harus menunggu dan terus menunggu, sedangkan sesuatu yang aku tunggu tidak memberi arah apakah harus tetap lanjut atau berhenti. Karena memang ada kalanya seseorang menunggu dan melihat perjuangan kita, tapi ini tidak. 


Ada saatnya kita harus berhenti berharap bukan karena menyerah, tapi karena terlalu lelah untuk terus dipermainkan oleh perasaan sendiri. 

Berjuang sudah, berdo'a sudah, mencoba untuk terus lebih berjuang juga sudah, menunggu jawaban juga sudah, jadi menurutku tidak perlu lagi membuktikan apapun untuk sesuatu yang sama sekali tidak pasti. 


Memang berat, meskipun dia pernah menjadi alasan aku untuk melupakan beberapa kepahitan hidup, tapi hidup harus tetap berjalan, mungkin bisa saja di depan sana akan bertemu dengan yang lebih baik dan bisa menerima kita apa adanya. Aku tidak bilang dia tidak baik, hanya saja ini sudah cukup untuk aku lalui. Bisa saja aku berjuang lebih keras dan lebih lagi, tapi aku juga mempunyai rasa takut jika diteruskan akan semakin sakit dan terlalu sakit. 


Jika ada yang bilang aku penyerah, kalah sebelum bertanding, atau apapun itu, it's fine. 

Asal tau saja, ini bukan pertama kalinya, dan aku pernah mengalami banyak fase kehidupan, aku juga pernah mengalami patah hati terberat dalam hidup, jadi kalau hanya untuk yang seperti ini tidak ada bandingannya, tidak ada apa-apanya dari yang sudah aku lewati. 


Mungkin, mungkin suatu saat nanti dia akan merasakan hal yang sama yang seperti saat ini aku rasakan, bukan menyumpahi, hanya saja roda kehidupan itu masih tetap berputar. 

Atau mungkin dia akan merasakan rasa sakit yang lebih dari ini, tidak ada yang tidak mungkin.


Bukan berharap, tapi jika suatu saat nanti dia datang kepadaku dengan kebahagiaan atau dengan rasa sakit, aku akan menerima dia dalam keadaan itu, karena dia pernah ada di saat aku terjatuh. Memang tidak banyak yang dia lakukan, tapi bagiku saat itu dia hadir seperti pelangi selepas hujan. Mungkin terlihat berlebihan, tapi kenyataannya seperti itu, dia sudah mendengarnya. 


And now, 


Bismillah, aku akan melupakan semuanya dan tidak akan berusaha untuk mendekati apalagi menginginkan hal yang lebih lagi dari kamu.


Thanks for everything. 

Rabu, 15 Juni 2022

Jatuh Hati (HJML part 8) 2022



Ini bukan pertama kalinya aku dilanda rasa yang tak berarah, entah akan bagaimana nantinya, terlihat tidak ada harapan tapi membuatku sedikit bahagia, membingungkan tapi menenangkan. 


Cinta itu egois dan penuh harapan terutama jika ingin ada balasan, terlalu rumit jika harus diungkapkan, terlalu beralur jika harus diucapkan, lagi pula mana ada orang yang berani menghabiskan waktunya selama itu untuk menunggu yang tak pasti.


Aku tidak jatuh cinta, aku cuma jatuh hati. Karena aku tidak ingin merasakan sakit karena cinta yang tidak nyata atau bertepuk sebelah tangan, cinta itu harus sama-sama, bukan satu yang mengejar dan satu yang berlari, cinta harus berjalan bersama, cinta harus saling bergandengan dan menatap tujuan yang sama. 


Aku jatuh hati padanya karena banyak hal, selain tidak ingin egois, aku cuma bisa mengagumi tanpa memuji apalagi memuja, hatiku ingin se-simple itu tapi sebahagia saat aku melihat wajahnya atau berdekatan duduk bersamanya. 

Dia tidak perlu tau apa yang aku rasakan, ku biarkan rasa dihati ini semakin rapat tersimpan dalam angan, karena rasa seperti ini saja sudah cukup indah bagiku. 

Bukannya aku terlalu takut untuk mencintai, tapi ada kalanya seseorang meminimalisir untuk tidak sampai ke fase sakit hati karena mencintai, karena bagiku cinta itu harus indah dan bahagia, bukan malah membuat luka dihati. 


Seperti yang aku katakan padanya, aku hanya sebatas mengagumi keindahan tanpa harus memiliki keindahan itu, aku tidak ingin merusaknya apalagi sampai menjadi racun untuk hidupnya. Ku biarkan waktu yang memilih, entah nanti aku yang berubah atau dia yang mencoba merubah rasa dihatinya, tapi aku tidak berharap sesuatu yang berlebihan, dia bersedia dekat denganku saja sudah lebih dari cukup.


Tidak munafik, kalau dia berubah untuk ingin lebih dari ini, aku akan membuka hati untuknya, tapi harus dengan cara yang seimbang antara logika dan perasaan, karena cinta bisa merusak banyak keindahan dan kenangan.


Hey, kamu. Aku tidak berharap lebih dari mu, aku cuma ingin selalu bisa dekat denganmu..







Selasa, 14 Juni 2022

PERSEPSI (2): Alasan

 




Saya tidak bisa membayangkan akan bagaimana akhirnya jika dia memang benar-benar se-serius itu, saya masih tidak banyak mengerti dan masih merasa bingung akan hal seperti ini, setidaknya itu yang saya ungkapkan kepadanya. 


Memang serumit itu ya cinta ? 

Dia pernah berkali-kali berkata tidak akan meneruskan perasaannya, tapi berkali-kali juga dia mengingkari janjinya, apa mungkin karena saya menahan rasa atau sesuatu yang seharusnya dia tau? Tapi sejauh ini memang hanya "masih bingung" yang saya rasakan, masih butuh waktu yang panjang untuk saya mengenal dan belajar akan hal yang baru di kehidupan saya. 


Oh iya, dia mengungkapkan alasan kenapa dia merasa nyaman kepada saya. Tertarik? 


Semua orang mempunyai masa lalu, buruk dan baik kedua hal yang sudah pasti setiap orang alami, termasuk dia. 

Dia mempunyai masa lalu yang buruk dan bahkan bisa dibilang sangat buruk sekali. Menjadi sebuah trauma baginya, apalagi itu terjadi ketika dia masih belum cukup dewasa. Dan yang paling penting adalah dia mengalami hal buruk itu disini, ya, disini dimana aku terlahir dan memulai kehidupan hingga saat ini. Tempat ini menjadi saksi atas apa yang pernah dia alami, saking traumanya dia selalu enggan untuk kembali kesini, meskipun hanya sesaat. Enggan bukan berarti tidak pernah, dia beberapa kali mendatangi tempat ini, tapi bukan karena murni keinginan dia sendiri, terpaksa?


Tapi setelah dia mengenal saya, dia mulai berpikir dan mulai terbuka akan sesuatu hal, bahwa semua hal buruk itu pasti ada sebab atau permulaan yang dia sendiri saja tidak akan pernah mengerti jika masih di masa yang sama dan cara berpikir yang sama pula dengan kala itu, karena yang namanya hidup memang harus berproses dan bertemu dengan hal-hal buruk terlebih dahulu. 

Dan sekarang dia tersadar bahwa tidak semua hal buruk harus selalu dia ingat dan dia simpan selama itu, yang ada seharusnya adalah fokus akan hal-hal yang membahagiakan. 

Terutama setelah mulai berbicara kepada saya secara langsung, katanya semakin dia memikirkan tempat ini semakin terasa ada sesuatu yang membuat dia tersenyum dan menguak beberapa kenangan indah dari tempat ini, karena memang selalu ada 2 kenangan dari masa lalu, buruk dan baik. 


Apa mungkin se-simple itu alasannya? 


Saya tidak tau sesakit apa kenangan di masa lalunya, tapi kalau itu benar, ya saya merasa bangga. Meskipun saya masih merasa bingung akan apa yang sedang terjadi, tapi setidaknya semua ini mulai masuk akal, masuk akal bagi saya yang masih merasa "what happened with my life"


PERSEPSI (1): Ungkapan dan Penasaran

 




Saya tidak terlalu mengerti soal cinta, wajar saja karena saya juga baru beranjak dewasa. Pernah merasakan yang namanya jatuh cinta atau jatuh hati atau deg-degan ketika bertemu atau memikirkan seseorang, mungkin semua anak remaja pernah mengalami hal serupa, itu umum terjadi.

Saya seorang remaja yang masih awam soal cinta, mungkin lebih tepatnya baru mengenal apa itu cinta.

Yang saya tau dan normalnya anak remaja, jatuh cinta ya begitu-begitu saja, seorang laki-laki menyukai seorang perempuan, just that. 

Tapi ternyata tidak "just that", cinta itu bermacam-macam, tidak melihat usia, tempat, waktu dan gender. 

Ada orang yang masih muda menyukai seseorang yang sudah tua dan sebaliknya, bisa jatuh cinta dimana saja, dan tidak hanya antara perempuan dan laki-laki, ternyata ada juga antara sesama perempuan dan sesama laki-laki, gender yang sama ?


Saya tidak bisa membayangkan bagaimana itu bisa terjadi, hanya saja memang cinta itu sesuatu yang pribadi tapi universal, sejauh ini itu persepsi saya mengenai cinta. 

Seperti yang saya sudah katakan, pengetahuan saya tentang cinta masih belum luas, dan saya ingin mengetahui lebih banyak tentang itu, saya tertarik untuk tau lebih banyak tentang cinta.


Saya juga mau cerita, yang membuat saya tidak percaya sebelumnya, karena yang biasanya hanya terjadi kepada orang lain melalui cerita-ceritanya, sekarang terjadi kepada diri saya sendiri.

Ada seseorang yang menyatakan cintanya kepada saya secara langsung. 

Ya, dia seorang laki-laki juga. Tapi dia bukan lagi remaja seperti saya, dia terlihat seperti sudah berpengalaman soal cinta. 

Awalnya kaget, tidak percaya dan saya berkali-kali meyakinkan diri bahwa ini bukan sebuah mimpi, tapi itu memang benar-benar ada dan terjadi kepada saya. 


Semua kejadian itu yang membuat saya bingung bukan tentang kenapa ada orang saling mencintai antara sesama gender, tapi kenapa saya tidak menolaknya secara langsung, oh tentu saja bukan berarti saya menerimanya juga, tapi saya hanya ingin tau kelanjutannya, termasuk apa yang membuat dia menyukai saya.

Saya? Ganteng, tidak. Kaya juga tidak, pintar berbicara juga tidak. Mungkin jika ada kesempatan saya akan bertanya apa alasan dia menyatakan cintanya kepada saya, ataukah tidak perlu sama sekali? 

Tapi bagaimana saya bisa tau kalau saya tidak mencari tau lebih lanjut. 


Entahlah, 

..

New post

...

Saya pernah bertemu dengannya, tapi dia berbeda dari biasanya, terlihat seperti tidak pernah terjadi apa-apa, bahkan seperti tidak pernah ada ungkapan rasa darinya seperti yang pernah dia utarakan sebelumnya.

Justru malah sebaliknya, saya yang jadi merasa penasaran, harus bagaimana dan harus berbuat apa, rasanya seperti ada sesuatu yang saya pendam tapi tidak tau itu apa.


Tenyata sama saja, seperti hubungan pada umumnya, yang membedakan hanya terletak pada gender kita. Saya belum ada rasa sama sekali, benci atau jijik atau berniat menghindar juga tidak ada, saya hanya ingin tau lebih banyak. Sementara hanya itu yang saya rasakan, penasaran ?


Masalah (HJML part 7) 2022

 



Semua orang punya masalah dan masa lalu,

hanya itu yang kita fokuskan. Benar ?


Rasanya seperti tidak akan pernah ada harapan untuk hidup lagi ketika kita dihadapkan dengan berbagai masalah, seolah-olah hari ini adalah hari terakhir kita, atau mungkin merasa seumur hidup akan selalu dalam permasalahan. 

Sebenarnya masalah itu hanya dampak dari apa yang kita pernah lalui, tidak akan ada yang tidak mungkin untuk diselesaikan, hanya seberapa kuat kita menghadapi semua itu, atau seberapa sabar kita menghadapinya, atau mungkin juga seberapa lapang dada kita menerima semua itu. 

Memang, semua orang mempunyai permasalahan hidup masing-masing, banyak faktor juga yang menyebabkan akan adanya masalah itu, tapi banyak cara pula bagaimana kita menyelesaikannya. 


Aku pribadi bukan ahli penyelesai masalah, bahkan aku bisa dibilang pembuat masalah, itu dulu. Aku kadang masih merasa malu akan kehidupan ku di masa itu.

Kembali mengingat masa lalu, begitu banyak masalah yang aku lakukan, selain merugikan diri sendiri aku juga merugikan orang lain. Dulu, aku selalu berlari dari setiap masalah yang ada dan menciptakan masalah yang lain, begitu seterusnya lagi dan lagi. Dan dampak negatif jangka panjang yang aku rasakan adalah semua orang masih mempermasalahkannya sampai detik ini, emhhh mungkin sebagian. 

Beda halnya kalau sekarang aku dihadapkan suatu masalah, aku tidak ingin pergi begitu saja, karena sedewasa ini rasanya aku cukup merasa tanggungjawab untuk diri sendiri sangatlah penting, aku sudah terbiasa menyelesaikan masalah sendiri, rumit atau tidaknya ya itu tergantung juga ya, hanya saja seperti menambah beban hidup jika aku harus kembali lari dari satu masalah dan menumpuk masalah lain. 

Aku mempunyai kendali atas diriku sendiri, aku selalu tidak ingin ada orang lain yang mengendalikan, begitupun ketika ada masalah, aku selalu menjadikan diriku sebagai tameng pertama untuk menghadapinya, tapi memang tidak sekuat itu, ada kalanya aku juga masih membutuhkan orang lain jika ada suatu masalah yang tidak bisa aku selesaikan sendiri. Tapi aku bisa belajar dari banyaknya masalah. 

Ya, tentu saja tidak semudah itu. Aku juga tidak secepat itu belajar cara berpikir logis akan hal dari permasalahan, mungkin karena ya itu dia tadi, saking banyaknya masalah yang pernah aku buat di masa lalu, jadi sedikit banyaknya aku mulai faham bagaimana cara menghadapinya.


So, adakah orang yang hidup tanpa masalah ?


Jawabannya mudah, tidak akan pernah ada orang yang selama dia masih hidup tidak akan bertemu dengan masalah. 


Yang aku alami, masalah itu selalu ada saat kita melakukan sesuatu entah itu disengaja atau memang something masalah yang menghampiri kita. 

Tapi, kita masih bisa meminimalisir terjadinya masalah. Tentu saja tidak mudah, butuh waktu yang cukup lama dan perjalanan panjang untuk hidup seperti itu. 

Dan yang terpenting adalah bagaimana cara kita menghadapi masalah itu. Tapi akan sepanjang apa hidup kita? 


Akan sepanjang apa hidup kita? Akan hidup seberapa lama?


Kenapa kita selalu fokus akan sesuatu yang membuat hidup kita semakin hari semakin rumit? 

Bagaimana kalau kita mulai fokus untuk hal-hal yang membuat hidup kita lebih tenang tanpa masalah? Ya, masalah memang akan selalu ada. Bahkan ketika kita jatuh cinta pun masalah itu akan ada, tapi mungkin kita masih bisa meminimalisir terjadinya banyak masalah karena cinta. Tapi, apa iya orang yang sedang jatuh cinta masih bisa mengontrol antara emosi dan pikirannya? Bahkan kebanyakan mereka yang sedang jatuh cinta selalu menjadi nomer satu si pembuat masalah?


"Aku tidak" ðŸ˜§

Minggu, 12 Juni 2022

Cinta ? (HJML part 6) 2022

 


It's not me. Ok


Seseorang akan merasa kecewa bukan karena ada yang mengecewakan, tapi karena dia terlalu berekspektasi tinggi untuk hal yang dia sendiri saja belum tau kepastiannya. 


Bukan karena bodoh atau something wrong dengan apa yang dia lakukan, bisa saja karena memang keinginan dia melebihi kemampuannya. 


Bisa dibilang wajar, tapi kalau sudah berkali-kali seperti itu yang tidak lagi disebut wajar. Seperti membaca sebuah novel berulang-ulang dan dia sudah tau ending dari ceritanya akan seperti apa. 


Namanya manusia selalu berlaku munafik untuk dirinya sendiri, prilakunya tidak sesuai dengan logika dan perasaan, menyalahkan orang lain atas apa yang dia terima, melupakan beberapa hal yang semestinya bisa dia jadikan pelajaran untuk kedepannya. 


Untuk cinta, kita tidak bisa hanya memakai logika atau hanya mengandalkan perasaan, keduanya harus seimbang. Tapi kekurangan manusia yang sedang jatuh cinta adalah dia terlalu mengandalkan perasaannya melupakan logikanya. 

Logika menerima tapi hati menolak atau hatinya yang sangat menginginkan tapi logikanya menolak dengan banyak pemikiran-pemikiran yang logis tapi sesaat, lupa akan jangka panjang untuk kehidupannya. 


Oh iya, sekuat apapun orang kalau perasaan dan logikanya terkoyak ya dia akan lumpuh dan rapuh. Tidak akan ada lagi orang pintar, karena dia akan bodoh seketika, matanya buta saat itu juga, pemikirannya kosong sepanjang dia masih melihat satu sisi dari yang namanya jatuh cinta. Ya, cinta.


Ketika banyak mulut yang berbisik untuk tidak melanjutkan apa yang diinginkan, rasanya telinga tidak lagi berfungsi sebagai mana mestinya, bahkan dari orang terdekat sekalipun. Kecuali dia sudah merasakan yang namanya dikecewakan dengan ekpektasi dia sendiri. 

Akan ada saatnya dia tersadar dari angan, terbangun dari mimpi dan tertampar oleh pilihannya sendiri.


Memang rumit jika sudah berkaitan dengan cinta, apalagi cinta yang tidak akan ada yang namanya kepastian dan hanya sekedar harapan belaka. 

Cinta memang indah, tapi cinta akan menyakitkan. Yang lebih parah adalah dia tau akan bagaimana akhirnya tapi dia tetap meneruskan hal itu.


Se-stupid itukah orang yang sedang jatuh cinta ? 


Tapi, akan sebahagia apa ketika cinta itu terwujud dan sesuai dengan ekspektasi dia ? Tidak akan bisa kita bayangkan, cuma dia yang merasakannya. Bahagia itu ketika kamu mencintai seseorang dengan penuh perjuangan dan rasa sakit dan tidak tau apa yang membuat mu jatuh cinta, karena cinta itu tanpa alasan. 


Ya, serumit itu, cinta. 

Sabtu, 11 Juni 2022

Kesempatan (HJML part 5) 2022



Saat semua keputusan sudah diambil dan diputuskan, akankah bisa ditarik dan dikembalikan seolah-olah tidak pernah terucap?


Ada beberapa hal yang tidak bisa kembali; waktu, ucapan dan kesempatan.


Manusiawi jika merasa menyesal dengan apa yang sudah dilakukan dalam waktu yang cukup lama tapi terasa tidak cukup dan bahkan selalu merasa kurang, dalam sebuah hubungan tentu saja melewati banyak waktu yang begitu panjang, karena ketika hubungannya sudah berakhir pun banyak kenangan yang tidak bisa dilupakan begitu saja. Tapi seindah apapun kenangan itu tidak akan pernah kembali, waktu akan berlalu begitu cepat. Kita tidak bisa mengulang kenangan-kenangan itu, mungkin bisa sedikit terobati dengan menciptakan beberapa kenangan yang baru, tapi kalau sebuah hubungan sudah berakhir apa yang harus diulangi? Apalagi sudah tau apa yang menyebabkan sebuah hubungan menjadi berakhir. 

Kenangan yang sama tapi bersama orang lain?


Ucapan. Ketika sudah ada kata putus tanda berakhirnya sebuah hubungan, apakah ucapan itu bisa ditarik kembali? Menurutku bisa, tapi yang tidak bisa adalah isi dari ucapannya itu sendiri. Serendah apa orang itu sampai-sampai dia tidak bisa menepati janjinya, ucapannya, omongannya.

Seperti tidak punya lagi harga diri, mempermainkan ucapan untuk didengar dan dirasakan oleh orang lain yang mendengarnya, apalagi sampai membuat mereka yang mendengarnya sakit hati atau down atau rapuh? 

Seharusnya memang benar adanya, ucapan itu tidak bisa dikembalikan atau ditarik lagi. Jangan beralasan hanya karena memikirkan perasaan orang lain atau takut orang itu sakit hati atau beberapa kemungkinan lainnya, ucapan adalah ucapan, yang keluar dari mulut kamu dan sudah terucap itu tidak akan kembali tapi akan terjadi.


How about "kesempatan" ? 

Ya, aku pribadi berhubungan dengan seseorang sudah hampir 5 tahun. Dalam kurung waktu itu aku banyak berdamai dengan keadaan, lebih tepatnya aku menerima semua kekurangan dia. Tapi bukan berarti dia harus selalu seperti itu kan? Saat kita menerima apa adanya dia itu seperti memberi kesempatan "oh aku tidak boleh seperti ini lagi". Itu sebuah kesempatan untuk memperbaiki keadaan, bukan malah terus menerus seperti itu. 

Aku juga bukan manusia yang sempurna, tapi aku selalu mencoba be a perfect untuk pasangan, selalu introspeksi diri, selalu ingin memperbaiki keadaan, selalu memberi kesempatan dan banyak banyak banyak kesepakatan untuk sama-sama lebih baik lagi. 

Kita tidak bisa menyalahkan pasangan, ketika sebuah hubungan berakhir berarti keduanya sama-sama sudah menyerah akan apa yang terjadi. Aku pribadi sudah menyerah ketika pasangan aku tidak bisa diajak bicara, bukan berarti dia tuna wicara, tapi kadang ada something problem dalam kehidupan pribadi yang berkaitan dengan keluarga yang seharusnya pasangan kita bisa mengerti atau setidaknya bisa mengurangi sedikit dari beban problem itu. Kalau kita dibiarkan sampai berlarut-larut dalam problem itu ya untuk apa punya pasangan? Hanya untuk teman tidur dan makan saja? Oh c'mon! Aku lelah berpikir sendiri terus dan terus, ketika aku setengah gila saja aku masih harus mencoba menyelesaikan semuanya sendiri, benar-benar sendiri! 


Lelah!


Aku tidak menyalahkan pasanganku, mungkin letak kesalahannya ada di aku pribadi, aku tidak terlalu bisa berpikir pelan dan tenang, aku selalu ingin semua selesai secara cepat, aku tidak terlalu suka ketika sesuatu menjadi berlarut apapun harus selesai saat itu juga tidak mau ada permasalahan yang harus diselesaikan esok hari, selama masih bisa dibicarakan saat itu ya langsung bicarakan. 

Aku terlalu banyak menerima dia yang kalau berpikir selalu diakhiri dengan kalimat "ya sudahlah biarkan saja", padahal kenyataannya kan tidak bisa dibiarkan saja. Dampaknya hubungan aku harus seperti ini.


Jujur saja aku kecewa pada diriku sendiri yang selalu egois, karena aku ingin pasangan aku juga mengimbangi cara berpikir aku, tapi aku juga merasa kecewa dengan dia yang tidak bisa berpikir seperti aku. 

Aku sudah lama berdamai untuk hal itu, cukup lama, 5 tahun bukan waktu yang sebentar, tapi aku tidak bisa terima saat aku benar-benar butuh dia tapi dia tidak ada. 


Sedih, kesal, menyesal, marah dan bingung. Itu yang rasakan saat ini. 


Dan, 

Bahkan ada rasa takut yang aku rasakan juga. Apakah akan ada orang yang bisa menerima aku setelah dia? Dengan segala sesuatu yang ada dalam diri aku ini? 

Aku takut tidak ada orang seperti dia, aku takut orang yang bisa menerima aku itu cuma dia, aku takut kalau aku tidak dengannya lagi orang selanjutnya tidak lebih baik dari dia. 


Apakah kesempatan itu benar-benar tidak bisa kembali?

Dalam otakku yang penuh dengan logika dan berjuta tanya, kesempatan itu selalu ada.

Tapi aku ada hati yang terlalu lemah dan begitu ragu, apakah kesempatan itu ketika aku berikan akan digunakan sebaik mungkin? 


Kesempatan itu bukan hanya untuk dia, tapi untuk diriku juga. 


Entahlah.

Selasa, 07 Juni 2022

Jatuh Cinta Lagi? (HJML part 4) 2022

 



Setelah sekian lama aku tidak pernah merasakan yang namanya jatuh cinta, akhirnya aku bisa merasakannya kembali, senyum-senyum tidak jelas, merasa indah tapi merasa jijik seketika menolak untuk menerima bahwa aku jatuh cinta lagi. 

Terakhir aku jatuh cinta itu Oktober 2017, dan sejak saat itu aku tidak pernah terbayangkan akan merasakan hal seperti ini lagi, oh iya, aku sedang jatuh cinta saat ini. Bahkan saat aku menulis ini aku senyum-senyum dan dalam otak menolak untuk melakukan itu, karena besok atau lusa tulisan ini akan menjadi bahan ejekan untuk diri aku sendiri, aku akan menertawakan momen ini, tapi akan mencoba menikmati keindahan rasanya jatuh cinta ini meskipun dalam pikiran seperti sudah ribuan kali mengatakan untuk tidak tidak tidak dan tidak.


Oh iya, aku masih punya pasangan saat ini, kita sudah berjalan hampir mau 5 tahun. Kita baik-baik saja, tidak ada hal yang bisa dijadikan alasan untuk berpisah, aku tidak pernah keluar dari jalur dan diapun juga begitu. Tapi kalau chat sama orang kan itu bukan selingkuh ya, konsep selingkuh tidak seperti itu. 

Ok skip.


Berawal dari facebook, Juli 2021. Ada seseorang yang meminta pertemanan, namanya (aku ketawa ketika benar-benar mau menulis nama aslinya atau pakai inisial) karena orang-orang terdekat pasti sudah tau itu siapa. Tapi demi kemaslahatan bersama skip namanya ya.

Di facebook itu teman bersamanya orang-orang yang aku kenal semua, like benar-benar saudara sendiri. Ya sudah aku konfirmasi. Tapi aku langsung chat dia via inbox dan bertanya "siapa ya ini ?" Tanyaku. karena takutnya saudara jauh atau teman lama atau mungkin sekedar asal menambahkan pertemanan saja, random. "aku (nama) adiknya (nama)". Tapi aku ingat-ingat kok aku tidak tau dia siapa, masih benar-benar blank.

Sudah. Hanya sampai disitu saja. 

Tapi bulan April aku gabut dan chat dia lagi.

Singkat cerita, dia masih anak sekolah kelas 10, kita ngobrol via chat inbox dan lanjut ke WhatsApp.

Oh iya, aku orang yang mudah jatuh cinta dengan orang yang pekerja keras, sebelumnya juga seperti itu. Itu lain cerita sih ya.

Yang membuat aku jatuh cinta lagi adalah dia membawaku ke cerita dimana aku hidup 17 tahun lalu, seumur dengan dia saat ini. Saat itu aku masih kelas 3 SMP. Banyak kenangan disana. Tapi aku menolak untuk datang ke tempat itu karena terlalu sakit saat aku mengingatnya, tapi setelah chat sama dia kok bukannya semakin sakit tapi yang ada malah semakin damai, aku menerima perlakuan mereka semua kala itu, itu bagian dari masa lalu. 

Aku mencoba berdamai dengan masa laluku, meskipun luar biasa sakit, tapi aku mencoba untuk fokus ke hal-hal yang membuat aku bahagia, seperti saat ini.


Apakah salah ketika sudah berpasangan dan jatuh cinta lagi ? Aku pikir tidak. Tapi sangat berbahaya jika diteruskan. Karena akan ada hati yang tersakiti, pasangan. Aku akan sakit hati jika diteruskan jika dia tidak memiliki perasaan yang sama. Akan banyak orang yang sakit hati jika diteruskan apalagi jika kita saling memiliki perasaan yang sama, karena akan banyak hati yang kecewa. Aku kenal dan tau orang-orang disekitar dia, begitupun sebaliknya. 


Dengan adanya hal seperti ini aku semakin merasa dewasa dan berkesempatan untuk lebih fokus dengan hidup aku sendiri, tidak semua harus kita miliki, kita bisa menolak untuk jatuh cinta dan merubah rasa itu menjadi perasaan yang lain. Karena cinta itu tidak nyata, itu hanya magnet, itu hanya awal dari sesuatu, hanya pemanis, karena kedepannya akan hilang dengan sendirinya. 


Aku kagum dengan diri aku sendiri dan sangat bangga, bahkan sangat amat merasa kuat saat bisa menolak untuk berhenti jatuh cinta dengan banyak alasan dan pertimbangan, entahlah, mungkin beberapa tahun lalu aku akan menghalalkan segala cara untuk terus meneruskan hal seperti ini, tapi sedewasa ini aku semakin faham akan adanya hal-hal yang ketika kita beresiko mengambil kemudian menerima dan berdamai dengan keadaan adalah hal terbaik yang bisa kita lakukan, tentu saja untuk diriku sendiri yang utama, karena bukan saat yang tepat untuk saat sini, untuk aku jatuh cinta. 

Minggu, 05 Juni 2022

Umur 17 Tahun (HJML part 3) 2022

 

Ketika aku berumur 17 tahun, saat itu aku kelas 2 SMA dan sedang terkesan dengan pencarian jati diri. 


Banyak hal yang pertama kali terjadi, banyak pertanyaan yang langsung ada jawabannya. 

Sedang berperang dengan hati yang sebagian menolak dan sebagian lagi ingin ada di zona itu karena terasa sedikit nyaman. 


Menciptakan banyak masalah tapi terus berlari dari masalah itu. 

Mencoba belajar berpikir positif tapi negatifnya masih terlalu banyak.

Hal-hal yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya terjadi saat itu. 


Jauh dari keluarga, lebih tepatnya belajar menjauh dari mereka, belajar mandiri, belajar bertahan hidup dengan segala kepolosan dan apa adanya.

Mencari tau banyak hal tentang kehidupan dunia luar.


Melihat banyak peristiwa dalam satu waktu, mengalami beberapa hal yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan.


Jatuh cinta? Aku jatuh cinta saat kelas 2 SMP semester 1 saat umur 12 maybe. Kalau umur 17 aku sudah bukan jatuh cinta, tapi bertemu dengan seseorang yang aku suka dan aku cinta dan begitupun sebaliknya, bahkan sampai sekarang tidak pernah ada kata berakhir. Hanya saja sesakit itu saat dia pergi berkali-kali tanpa pamit dan datang tanpa kabar dan menghilang di kegelapan bayang dirinya yang semu. 


Pada umur 17 aku mulai banyak belajar tentang kehidupan, kenapa orang bisa benci (saat kita berbuat salah dan mereka tidak bisa menerima dan just that), kenapa orang bisa jatuh cinta (saat kedua orang bertemu dengan orang yang tepat, yang sama-sama saling memahami), kenapa orang bisa menjauh (karena ada kesalahan dari dirinya sendiri dan sesuatu hal yang tidak dia suka dari orang lain). 


Dan aku baru sedikit bisa menyimpulkan secara garis besar, bahwa hidup ini akan ada di fase yang sama terus menerus, sekarang bahagia besok bisa sedih lusa bisa bahagia dan seterusnya akan terus seperti itu, yang membedakan adalah pendewasaan dan dengan siapa kita bisa menjalaninya, kita tidak bisa menjalaninya sendiri, kita butuh seseorang untuk bisa dijadikan teman dalam hal itu, bersama orang yang tepat.