Official Blog of Nugi Nugraha || Member of Google Corp & Blogger - Since 2011 || Copyrights 2011 - 2024 by Personal Blog & Google

Rabu, 04 Agustus 2021

Hidupku Just My Life 2021 (Part 3)



Kekecewaan

Ketika kita mempunyai banyak mimpi dan harapan juga keinginan tapi ternyata kenyataan sedang tidak berpihak atau mungkin belum sampai ke tahap dimana semua itu sementara masih harus tersimpan menumpuk di dalam angan, entah karena waktu yang belum berpihak atau memang kitanya yang belum siap, ya sudahlah. Masih ada hari esok.

Bersabar saja, kadang marah dan bahkan tidak tau harus berbuat apa atau mungkin menangis dan bisa jadi bercerita kepada orang lain, atau bicara pada diri sendiri karena yang paling mengerti kita ya diri kita sendiri. Mungkin juga kita bisa bercerita di dalam do'a. Atau bisa menulis di blog ? 😟



Bagaimana kehidupan ini berjalan, ada yang penuh dengan tawa dari lahir sampai mati dia jarang bertemu dengan fase kesedihan, ada juga yang hidupnya penuh dengan kesedihan dan kekecewaan, bahkan dari yang belum tau apa-apa sudah harus merasakan dampak dari semua itu. 

Antara manusia satu dan yang lainnya saling mengecewakan, kita yang mengecewakan orang lain atau orang lain yang mengecewakan kita, kita harus tau akan ada saatnya itu terjadi, kita harus siap.



Ada waktu dimana kita harus dikecewakan oleh orang lain tapi kita tidak mau menerimanya sehingga kita menjadi mengecewakan orang yang lainnya, kita kadang egois tidak mau memikirkan bagaimana perasaan orang lain, kita hanya ingin membahagiakan diri kita saja tidak dengan orang lain. Kalau ada di fase itu ya sulit juga memperbaikinya, mungkin dengan memulai membuat kain dari benang yang kusut seperti di lagu itu, tidak ada yang tidak mungkin, sedikit demi sedikit pasti bisa memperbaikinya.

Beda halnya dengan ketika berada di fase yang dikecewakan dan malah mengecewakan juga. 

Bukan bertindak sebagai orang yang tersakiti atau pemeran utama yang suatu saat akan bertemu dengan kebahagiaan yang semudah jatuhnya daun ke tanah yang tanpa rasa sakit dan perjuangan, cuma butuh angin. Bahkan angin saja tidak cukup harus ada hujan badai, seperti halnya menata lembaran-lembaran kertas yang berhamburan, harus menata halaman demi halaman, memperbaiki tulisan yang salah kalau memang masih bisa diperbaiki, menghapus beberapa tulisan yang salah jika masih bisa dihapus, membenarkan ejaan kata demi kata jika memang masih bisa diluruskan, merapihkan beberapa halaman yang kusut seperti habis diremas, kadang harus memperbaiki banyak halaman yang ternyata robek, robek dan robek lagi seperti yang sudah dibenarkan sebelumnya, mencoba di lem, masih harus menatanya dengan benar jangan salah menyimpannya lagi meskipun tidak terlihat utuh tapi setidaknya tidak habis rasa lelah akan semua itu karena ternyata masih banyak kertas kosong yang bisa kita isi dengan tulisan-tulisan yang selama ini ada di benak, meskipun masih ragu untuk memulainya tapi inilah hidup, kita harus menulis atau melukis cerita kita sendiri sebagus dan sebaik mungkin.


Kita harus ingat dan tetap ingat, dunia ini luas, ketika kita kecewa atau mengecewakan kita bisa menggantinya dengan hal-hal bahagia. Kita bisa mulai mencarinya atau menciptakannya di langkah pertama saat kita berjalan, yang penting kita ikhlas menerima masa lalu, kita memaafkan masa lalu, kita mensyukuri masa lalu, karena mata kita harus tetap terbuka untuk masa depan yang lebih baik lagi.


"Aku" kadang berpikir bagaimana orang lain bisa sesantai itu menjalani hidup, ternyata tidak ada yang santai, otak mereka sama saja dengan aku. Teman saya namanya W dia jualan di daerah Kiaracondong Bandung, beberapa hari lalu kita ngobrol, dia bilang enak anaknya pak ... mah mau apa-apa tinggal minta like Aladin meminta ke Om Jin. 

Oh jadi begitu, setelah aku jelaskan bahwa aku tidak seperti itu. Bla bla bla

Memang, yang kita lihat tidak seperti yang kita bayangkan.


Hidup memang penuh dengan kekecewaan entah itu kita yang dikecewakan atau kita yang mengecewakan atau saling mengecewakan, tapi disisi itu hidup juga harus penuh dengan rasa bersyukur dengan tanpa melihat perbandingan antara kita dengan hidup orang lain. Mari kita syukuri hidup kita apapun dan bagaimanapun keadaannya. Hidup adalah anugrah.