Official Blog of Nugi Nugraha || Member of Google Corp & Blogger - Since 2011 || Copyrights 2011 - 2024 by Personal Blog & Google

Kamis, 12 Oktober 2023

Aku dan Peranku




Semakin kesini semakin sadar dan paham, bahwa semua orang mempunyai topeng yang tebal dan begitu rapi hingga sangat sulit jika ingin mengenali dari perilakunya saja. 

Mereka juga mempunyai hati yang tertutup rapat, begitu sulit untuk dimasuki oleh orang yang tidak mereka percaya. 

Bersama topengnya mereka bertingkah dan berulah juga berucap bahkan melakukan banyak kebaikan dengan nyata tanpa rekayasa. 

Tapi aku tidak percaya dengan sebuah kebaikan tanpa berharap balasan, mungkin memang tidak berharap dibalas oleh sesama manusia, tapi dia mempercayakan semuanya kepada Sang Pencipta. Tetap saja itu bukan sebuah akhir dari kata ikhlas. Karena ikhlas itu sebenarnya tidak pernah ada. Dalam artian bahwa ikhlas itu tidak pernah terucap.

Menurutku, orang baik itu bukan orang yang berbuat baik, karena tidak sedikit diantara manusia yang menyimpan dan menyembunyikan banyak kemunafikan didalam kebaikannya. 

Justru orang yang baik itu adalah mereka yang tidak mau merugikan orang lain, entah itu waktu, materi atau pun perasaan, dan selebihnya mungkin tidak mengambil sesuatu yang bukan haknya, dan mereka yang bisa menghargai orang lain. 


Aku ada di fase dimana setiap bertemu dengan orang baru harus memperkenalkan diri apa adanya seolah mengabarkan bahwa aku adalah orang terpenting yang ada di muka bumi ini. Penting bukan untuk orang lain, melainkan untuk diriku sendiri.

Memberi kejelasan bahwa aku sudah melewati banyak hal sendiri, berusaha sendiri, terjatuh sendiri, bangkit sendiri dan bertahan hingga saat ini pun sendiri. 

Memberi isyarat jika ingin memasuki kehidupanku apapun yang akan mereka lakukan nantinya, entah itu sesuatu yang menyenangkan atau sebaliknya, dan semua itu tidak akan merubah apapun yang sudah aku bangun selama ini. 

Aku sudah pernah melewati badai, aku tidak akan tergelincir hanya karena gerimis tadi sore. 


Aku tidak akan pernah malu untuk melepas topeng yang berlapis-lapis ini, bahkan aku akan dengan senang berganti topeng didepan mereka secara langsung, agar mereka tau bahwa semua itu bukan hal yang harus ditakutkan ataupun menjadi sesuatu yang harus disimpan sendiri apalagi untuk diratapi. 

Aku selalu percaya akan ada orang yang menerimaku bersama topeng-topeng ini, mereka yang tidak akan pernah berlari disaat aku membutuhkannya, aku tetap percaya dengan sebuah janji. 

Mereka berhak tau siapa sebenarnya diriku, mereka mempunyai kesempatan untuk melihat pribadiku yang lain, mereka mempunyai pilihan untuk menerima dan menolak ketika aku sedang berganti dari satu peran ke peran yang lainnya. 

Aku selalu percaya kepada orang yang baru masuk kedalam hidupku, sampai orang itu sendiri yang membuktikan bahwa dirinya sudah tidak bisa dipercaya lagi.



Orang baru?

Bagiku, mereka adalah orang-orang yang sama sepertiku. Aku yang pernah bergelut mencari jati diri dan sekuat tenaga menghadapi berbagai masalah yang ada.

Bedanya adalah ketika aku sudah bisa menerima segala sesuatu yang sudah dan sedang bahkan belum terjadi dalam hidupku. Sedangkan mereka yang masih sibuk menentukan pilihan dan banyaknya jawaban yang menyebabkan banyak ketakutan disaat langkah kakinya saja belum dimulai. 

Mereka yang terlalu sulit untuk menyatukan antara pikiran dan perasaan.

Mereka yang terlalu takut untuk berhadapan dengan banyaknya permasalahan dalam hidup.

Mereka yang terlalu lama berpikir hingga melupakan banyak hal bahkan mengabaikan orang lain yang menunggunya setelah orang itu pulang dari situasi yang tidak menentu.


Aku pernah bersama orang lain. 

Bukan orangnya yang menarikku untuk terus mengingat, tapi waktu kebersamaan yang sudah kita lalui, kenangan yang masih ada disini. 

Jangankan yang pernah hidup bersama selama bertahun-tahun, yang baru bertemu 5 jam saja aku selalu menyimpan memori itu dengan sangat rapi. 

Aku selalu berusaha untuk melupakan, tapi semakin aku berusaha untuk melupakan masa lalu, justru yang ada hanyalah semakin mengingatnya.

Aku tidak mempunyai pilihan selain harus berdamai dengan masa lalu karena aku ingin bahagia dikemudian hari, entah bersama seseorang yang baru atau bahkan tanpa orang lain sekalipun. 


Aku tidak akan pernah menyesali yang sudah terjadi, aku sudah menganggap semuanya selesai dengan sedikit rasa marah dan benci juga kecewa. Aku tidak akan menggunakan kalimat "kalau saja, andai saja, coba saja", aku tidak mau menghantui perasaanku sendiri dengan semua itu. 

Aku selalu ingin hidup dengan tenang tanpa menyalahkan siapapun termasuk diriku sendiri. Aku juga berharap dikemudian hari bisa lebih bijak disaat menentukan pilihan, bisa selalu berdamai dengan banyak hal yang tidak bisa aku kontrol, dan bisa dengan mudah menerima kenyataan bahwa beginilah caraku untuk bertahan dan tetap berjalan dengan atau tanpa seseorang. 



Ada banyak luka hebat yang merubah hidupku, caraku memandang dunia, caraku memutuskan untuk mengenal setiap orang, caraku mencintai, menyayangi dan peduli, disaat luka itu bertambah, aku selalu menjadi orang yang berbeda dengan versi yang terbaik dari sebelumnya. 

Aku belum sembuh, hanya saja aku tidak lagi mengeluh. Aku masih terkadang rapuh, tapi dengan topengku aku berusaha untuk terlihat tangguh. Lukaku masih basah, tapi aku membiarkannya mengering tanpa kuobati setiap goresan bahkan beberapa sayatan. Aku berusaha kuat meskipun pada saat tertentu aku masih menjadi manusia yang tetap dengan segala kehancuran yang aku rasakan. 


Dunia ini tetap berjalan bahkan disaat duniaku sedang tidak baik-baik saja dan sedikit berantakan hingga hampir hancur. 

Tapi aku selalu belajar dengan banyak kebahagiaan yang bisa aku ciptakan sendiri, agar dikemudian hari aku tidak bingung dengan diriku yang mungkin akan selalu berganti perannya dengan sadar ataupun tidak. 


"Dan aku akan tetap menerima, menyayangi dan mencintai diriku sebelum orang lain" 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar kamu disini!👇✌️😁