Official Blog of Nugi Nugraha || Member of Google Corp & Blogger - Since 2011 || Copyrights 2011 - 2024 by Personal Blog & Google

Sabtu, 11 Maret 2023

Aku (bukan) Strongest


Aku sangat mengerti keadaan diriku terutama hati dan pikiranku yang selalu tidak sejalan, aku pikir aku sedikit gila karena aku tidak lagi bisa mengendalikan rasa ingin tetap peduli kepada orang lain. 


Memang, aku merasa lebih hidup karena dia, karenanya aku merasa mempunyai tujuan hidup, dia adalah harapan, bukan hanya diriku tapi harapan semua orang yang ada disekitarnya. 


Dan,

Dan ternyata tidak semudah itu mendidik anak, tidak seperti yang aku bayangkan selama ini, yang ada dalam pikiranku dulu hanya diberi makan dan disuruh belajar saja sudah cukup, tapi ternyata tidak hanya sampai disitu, masih butuh hal-hal lain yang sebelumnya tidak pernah aku perkirakan. 


Kita sebagai orang yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan terkadang mengikuti keinginannya, sempat terlintas apa susahnya belajar yang benar, ngaji yang tekun, kurangi waktu bermain, rasanya tidak ada yang sulit untuk dilakukan, tapi pada kenyataannya luar biasa sulit bagi si anak. 

Mungkin karena sebelumnya dia tidak terbiasa dengan semua itu, dan mungkin juga ini menjadi hal baru baginya, memulai kebiasaan-kebiasaan yang butuh waktu tidak sebentar untuk dia beradaptasi. 


Menurut aku tidak ada yang salah dengannya, tapi kalau boleh bilang bahwa lingkunganlah yang membentuk dia seperti sekarang ini, semua kembali ke tempat dimana dia berasal, semua kembali bersama orang-orang seperti apa dia tinggal, aku tidak mengatakan salah lingkungan dan orang-orang disekitarnya, hanya saja tidak semua anak bisa mem-filter apa yang dia lihat dan apa yang dia dengar, mungkin dia menganggap semua bisa dicontoh dan bahkan bisa dia praktikan dalam kehidupannya. 


Aku melihatnya dari perspektif pribadi, dia itu perlu hal-hal baru agar dia bisa berkembang, mengurangi atau bahkan bisa meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lamanya yang kurang baik. Sampai saat ini ada kemajuan, ada sopan santun, ya meskipun belum signifikan, maaf tolong terimakasih masih perlu diingatkan lagi. 

Dulu awal-awal aku sempat shock saat dia meminta sesuatu dengan cara memaksa dan dengan nada yang tinggi juga sedikit kasar, tapi sekarang aku paham kenapa dia seperti itu, karena memang dalam kesehariannya hal seperti itu yang dia saksikan dan yang lebih parahnya adalah hal seperti itu pula yang dia terima, jadi masih dalam kata wajar jika memang dia juga seperti itu. 


Sekali lagi aku katakan bahwa semua itu tidak ada yang salah, hanya saja menurutku itu kurang tepat untuk lingkungan anak. 


Ada banyak yang diperhatikan dan diutamakan, tapi banyak juga yang lupa untuk lebih diprioritaskan. Dan ketika pribadi dia sudah terbentuk seperti itu maka semuanya tidak akan bisa dirubah atau dihilangkan, semuanya sudah terekam didalam sana, tapi aku selalu percaya seiring berjalannya waktu bukan pribadi dia yang akan berubah melainkan kesadarannya, dengan kesadaran maka semuanya akan lebih baik, sekeras apapun kita mendidik dan mengarahkan akan percuma, semua harus atas kesadarannya sendiri. 


Jadi yang bisa kita lakukan adalah menanamkan kesadaran itu, jika sudah ada maka menumbuhkan kesadaran adalah langkah selanjutnya, dan memperkuat rasa kesadaran bukan lagi tugas kita karena seharusnya dia bisa melakukan dan mempraktikkannya secara langsung. 


Untuk saat ini masih membutuhkan proses yang panjang dan butuh waktu yang tidak sebentar, mungkin juga perlu kesabaran yang lebih untuk kita membantunya ditahap penting seperti ini. 


Aku pribadi belum pernah mempunyai anak, aku juga tidak pernah mengurus anak, tapi aku tau apa yang dibutuhkan sebagai seorang anak, aku pernah menjadi seorang anak yang kurang lebih seperti itu, bukannya aku sok tau atau sok bisa, tapi aku hanya mengaplikasikan beberapa poin yang khususnya dibutuhkan oleh anak seperti dia. Apakah sejauh ini ada kemajuan? Tentu saja ada. 

Tapi memang belum yang signifikan juga, tapi yang aku lihat sudah menjadi yang sedikit lebih baik daripada sebelumnya, istilahnya seperti minum air yang tidak sekali tegukan akan habis, butuh beberapa kali tegukan agar tidak tersedak. 

Sama halnya dengan sebuah proses, kita sebagai orang terdekatnya harus terus konsisten dan jangan menyerah, intinya banyak cara agar anak bisa tetap nyaman dengan apapun yang kita ajarkan yang kita contohkan dan yang kita arahkan. 


"Memarahinya apapun alasannya tidak akan pernah berhasil dan membuat dia menjadi lebih baik"

- Nugraha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar kamu disini!👇✌️😁