Official Blog of Nugi Nugraha || Member of Google Corp & Blogger - Since 2011 || Copyrights 2011 - 2024 by Personal Blog & Google

Selasa, 02 Mei 2023

30 Hari Menulis Bersama Stiletto



Day 1 

BAGAIMANA PERASAANKU SAAT INI?


Hampir 1 tahun aku belajar hidup yang lebih baik, belajar menerima semua kenyataan bahwa semuanya sudah Dia tentukan. Aku selalu percaya bahwa tidak ada yang namanya kebetulan dalam hidup ini, karena semuanya sudah pasti Dia tulis sebelum aku bisa berada di dunia ini. 


Dulu aku memandang dunia ini jahat, dunia ini kejam, dunia ini tidak adil, dunia ini pilih kasih, sampai aku tersadar bahwa "oh iya aku lupa bersyukur", aku lupa bahwa Dia tidak akan menguji ciptaan-Nya melebihi batas kemampuan ciptaan-Nya itu sendiri. Aku lebih sadar lagi bahwa masalahnya bukan diatas sana atau diluar sana, tapi justru ada di dalam diriku sendiri. 

Aku mulai meninggalkan kebiasaan-kebiasaan burukku, menjauhi banyak larangan-Nya, lebih mendekatkan diri kepada-Nya, banyak bersyukur, dan aku berusaha untuk lebih peduli kepada orang lain. Belajar simpati juga empati, belajar memberi tanpa berharap balasan, belajar memaafkan diri sendiri, belajar memahami banyak keadaaan juga perasaan, dan titik baliknya adalah ketika aku belajar menepati janji kepada diri sendiri. 

Oh iya, pada ulang tahunku bulan Juni lalu aku berdo'a kepada-Nya: 

"Aku tidak akan banyak meminta lagi, untuk saat ini aku hanya ingin hidup bahagia apapun dan bagaimanapun jalannya seperti yang sudah Engkau tentukan".


Tepat 6 hari setelah hari ulang tahunku, aku kembali dipertemukan dengan anak dari temanku yang pernah aku temui 11 tahun lalu. Saat itu usianya masih 1 tahun. 

Aku tidak tahu maksud Dia mempertemukan kami kembali, tapi satu hal yang aku yakini bahwa ini adalah salah satu jalan agar aku bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. 


Ditengah perjalanan hidupku yang masih jauh dari kata baik, ternyata aku dituntut untuk menjadi seseorang yang harus menerima kehadiran orang yang sebelumnya tidak pernah aku perkirakan, dan orang itu adalah sesosok anak tanpa ada ikatan apapun, anak sendiri bukan anggota keluarga juga bukan. 


Perasaanku saat ini? 

Bahagia, bahagia, dan sangat amat bahagia. 


Kenapa? 

Karena aku bisa memperbaiki diri sekaligus menjadi orang yang dia butuhkan, mungkin materai tidak seberapa, tapi aku bisa sedikit mengisi kekosongan yang selama ini dia cari. Mungkin tidak banyak dan tidak akan pernah cukup untuk mengisi, tapi aku berusaha untuk selalu ada kapanpun dia membutuhkanku, mengajarinya ngaji, memberi contoh yang baik, mengajarkan dia bagaimana sopan santun, memberinya kesempatan untuk berbicara dan berusaha mendengarkan semua ocehannya yang sedikit tidak jelas, mengenalkan betapa indahnya dunia tanpa menyimpan rasa dendam, mengajarinya untuk memaafkan orang-orang, dan memperlihatkan bahwa hidup ini bukan hanya tentang keinginan tanpa ketidakpastian tapi hidup ini tentang bagaimana kita bersyukur ditengah banyaknya kesedihan dan kerinduan. 


*** 


Day 2

APA MAKNA KEBAHAGIAAN BAGIKU?


Setelah 9 bulan aku memutuskan untuk bertemu dengan anak itu lagi, jujur saja aku merasa bahwa hidupku berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya. 

Aku mempunyai keinginan untuk membahagiakannya, menemaninya disaat senang ataupun sebaliknya, mendengarkan banyak ceritanya, mencoba selalu ada untuknya, bahkan aku rela berlari kapanpun dia memanggil namaku. 


Jika ditanya "Apa makna kebahagiaan bagiku?" Jawabannya sangat sederhana. Makna kebahagiaan bagiku adalah kebahagiaannya. Apa yang membuat dia bahagia itu sudah pasti menjadi kebahagiaan bagiku juga. Senyumnya, tawanya, candanya, semua itu melebihi kebahagiaan yang pernah aku rasakan sebelumnya. 

Sekalipun dia bukan darah dagingku, tapi aku menyayangi dan mencintainya melebihi batas tanpa penghalang. Aku bisa mencurahkan semua perhatian juga kepedulian hanya untuknya. 

Jika ditanya kenapa harus dia, sampai saat ini aku tidak punya jawaban untuk itu, tapi yang pasti aku ingin dia baik-baik saja, aku ingin dia tidak merasa sendirian, aku ingin dia tahu bahwa kasih sayang bisa dia dapatkan selain dari mereka yang sudah jelas membiarkan dan mengabaikannya dengan lantang. 


Mungkin aku sedikit terlambat untuk kembali menemuinya, 11 tahun bukan waktu yang sebentar untuk dia rasakan betapa menderitanya hidup ditengah ketidakpastian, mempunyai tapi tidak bisa memiliki, ada tapi tidak pernah memperhatikan, datang tapi tidak pernah diharapkan, tanpa sapa tanpa tanya tanpa suara tanpa belaian apalagi pelukan dari orang-orang yang semestinya melakukannya setiap saat. 

Anak mana yang tidak akan sedih ketika melihat kedua orangtuanya memutuskan untuk memilih jalan masing-masing, tapi bukan karena perpisahan yang membuat hatinya menangis, tapi karena seolah-olah ketika mereka memutuskan untuk berpisah dirinya pun tidak lagi diprioritaskan. 


Aku bahagia ketika diriku masih dalam serba kekurangan tapi masih mampu untuk berbagi dengannya, aku bahagia ketika diriku masih dalam masa perbaikan tapi bisa ikut serta untuk memperbaiki sedikit demi sedikit dari dirinya, aku bahagia ketika perasaanku yang terkadang masih merasa tidak baik-baik saja tapi bisa dan mampu untuk mengobati banyak luka dihatinya. 


Umurnya bulan Mei nanti 13 tahun, semoga dia menjadi anak yang lebih baik, lebih sabar, lebih bisa menerima, lebih terbuka lagi, jangan malu-malu lagi, lebih pandai bersyukur, ngajinya lebih rajin lagi, dan yang terpenting jangan lupa untuk selalu bilang "maaf-tolong-terimakasih" ya. 



***


Day 3

APA YANG LEBIH BANYAK KUBUTUHKAN DALAM HIDUP?


Dihari ke 3 ini mungkin akan berbeda dari tulisanku sebelumnya, karena aku sedang merasakan yang namanya "rancu". 

Iya, ketika buka puasa kemarin aku melihat dia dan keluarganya bersama, melihat dia bahagia bisa makan bersama ibunya, masih belum tanpa sih, tapi aku sudah melihat betapa bahagianya dia. Bahkan ibunya juga bilang ke aku untuk pertama kalinya dia mau sandaran, dulu mana pernah mau seperti itu. 

Mungkin, sepatah dua patah kata ada yang dia terima dari sejauh ini aku bicara. 

Aku pernah bilang ke dia; sejauh apapun dan bagaimanapun keadaan orangtua, mereka tetaplah orangtua kamu yang harus selalu kamu sayangi dan kamu hormati". 


Semakin sadar bahwa aku sudah tidak dibutuhkan lagi olehnya, mungkin aku tidak perlu lagi memperdulikan dia, mungkin saatnya untuk aku sadar bahwa sekeras apapun aku berusaha untuknya tidak akan pernah ada artinya lagi, karena bukan aku yang dia inginkan, bukan kehadiranku yang dia harapkan, bukan sosok seperti aku yang dia dambakan, dia masih mempunyai orang-orang yang lebih dekat dengannya. 


Aku bukan siapa-siapa baginya. Jelas sekali bahwa "ya, saatnya aku lebih tau diri".


Aku yang hanya punya keinginan besar dan tinggi harapan tanpa landasan yang jelas dan pasti. 

Aku akan pergi tidak untuk menghilang hanya menjaga jarak saja.

Aku lupa bahwa selama aku tidak ada pun dia baik-baik saja, sehat-sehat saja, jadi ya sudah, aku akan mengubur semuanya. 


Yang lebih banyak kubutuhkan dalam hidup ini? Untuk saat ini rasa sadar dan tau diri. 


(Maaf kalau aku pergi tanpa pamit, bukan aku yang membolak-balikkan hati ini)


***


Day 4

APA YANG AKAN MEMBUATKU BAHAGIA SAAT INI?


Hari kemarin aku tidak menemuinya, ketemu saat sahur itupun tidak lama, ketika siang sore hingga malam aku tidak nge-chat ataupun merespon chat darinya, tidak mengingatkan untuk ngaji dan lainnya, aku sedang berusaha untuk diam dan mengambil jarak.



Apa yang akan membuatku bahagia saat ini?

Sebenarnya hanya banyak bersyukur, aku sudah mempunyai semuanya, keluarga, teman, harta meskipun tidak berlimpah tapi selalu cukup, aku juga mempunyai hati yang sangat berbeda dari kebanyakan orang lainnya, dan yang akan membuatku bahagia mungkin saat aku bisa melihat seorang anak yang tadinya tidak terlalu baik-baik saja sekarag sudah menjadi lebih baik. 


Aku sedang menikmati waktu yang selama ini hampir lupa untuk dinikmati, waktu itu diberikan semesta dengan gratis, dan justru karena gratis kita sering lupa menikmati matahari terbit dan terbenam, lupa menikmati saat ini. Aku ingin memperlambat langkahku agar aku merasakan nikmatnya hidup. 


"Untuk menemukan kebahagiaan, kita tidak harus berusaha keras sampai harus mencarinya di tempat jauh. Namun, nikmatilah momen sekarang ini dan carilah humor dalam hidup kita. Dengan humor, hidup terasa ringan dan menyenangkan. Dan tawa selalu membuat orang lain merasakan kehangatan dan kebahagiaan"

(The Things You Can See Only When You Slow Down, hlm. 30)


*** 


Day 5

APA YANG SEDANG TERJADI DALAM HIDUPKU?


Banyak! Semuanya sedang aku alami. 


Dalam hidup, setiap manusia akan melewati suatu fase dimana aku akan merasa sendirian, gagal, kemudian kesepian. Emosi ini muncul secara alami dikarenakan oleh banyaknya hal yang terjadi dalam hidup. Sederhananya selalu ada lika-liku dalam perjalanan ini, tidak ada yang sempurna.

Kecewa dengan semua hal, merasa putus asa di tengah perjuangan, lalu menyalahkan diri sendiri atas apa yang terjadi diluar kuasa pribadi. Fase ini memang berat, aku sedang butuh support system dari orang terdekat. Tapi pada akhirnya diriku yang harus memilih, menyerah atau bangkit.


Ikhlas adalah salah satu pelajaran dan perjalanan seumur hidup. Karenanya, tidak mudah untuk menyelaraskan apa yang diucapkan lisan dengan apa yang ada di hati. Walau melelahkan, aku harus terus bertahan karena ikhlas menjadi bentuk berserah diri manusia kepada-Nya. Karena memang, hidup tak selamanya berjalan dengan sempurna. 


Dan tidak semua do'a harus dikabulkan saat ini juga. Ada kalanya, Dia menyimpan beberapa hal untuk diberikan pada saat yang tepat. Sesekali mungkin impian aku akan dipatahkan, keadaan aku tidak memungkinkan untuk terus berjalan namun tidak bisa berhenti, tapi ini adalah hidup. 

Garis takdir dari sang Pembuat Skenario Terbaik.


Oh iya, kamarin aku menemuinya lagi, lebih tepatnya anak itu yang datang kesini seperti dulu. 


***


Day 6

APA SAJA YANG KUSYUKURI? 


Sejauh ini, hari kemarin adalah hari terlama yang pernah kita habiskan bersama, kamu mau dijemput buat ngaji bahkan jauh dari sebelum waktu yang sudah ditentukan. 

Lanjut kita mengobrol banyak tentang sekolah kamu, lebih tepatnya aku yang lebih menekankan betapa pentingnya pendidikan, belajar yang rajin dan benar, mengerjakan tugas sekolah, mengobrol sedikit tentang kehidupan yang bagaimanapun menerima kenyataan adalah hal tersulit dan terbaik, bagaimana pentingnya rasa kesadaran dalam banyak hal, oh iya kamu ngajinya sudah lumayan lancar lho. 

Ngajarin kamu wudhu yang bener dan pertama kalinya kita sholat bersama.

Terus kita bicara tentang logika, berat sih, tapi tenang saja nanti juga akan lebih terbiasa kok. Karena hidup ini tidak cukup hanya tentang bermimpi dan cita-cita yang tinggi, karena pada akhirnya kita akan dihadapkan dengan berbagai macam kenyataan hidup yang sangat jauh dari apa yang di impikan. Logika harus selalu terdepan kan? Hehe


Kita ngabuburit ke mall dekat rumah, buka puasa bersama, bahkan kamu nambah porsi makannya, it's great. Foto-foto seperti biasa, ketika aku nganterin kamu pulang seakan-akan tidak akan ada lagi hari esok. (Di dieu heula we atuh Om).


(Jadi waktu abi lahir cenah kan sagede botol, terus dijampe ku si Ua di asupan macan jadi we abi hirup terus nga gedean nepi ayeuna)

WTF! Oh c'mon boy! 

-Logikanya kan ya di inkubator dulu, dikasih susu, vitamin, makan, diurus dengan benar, sehat, ya sampai segini lah kamu- 


Baru mau umur 13 tahun, masih bisa diselamatkan dari hal-hal seperti itu. 


Hari kemarin adalah hari terlelah yang pernah aku alami sejauh ini, selain berkamuflase didepan anak, aku juga harus menjaga omongan, sikap, kalimat-kalimat yang diucapkan harus yang baik dan masuk akal. But I'm happy to see your happy. 


10 hal yang kusyukuri:

  • Hidup
  • Angga
  • Kesempatan
  • Kesehatan
  • Keluarga
  • Teman
  • Nikmat
  • Kebebasan
  • Bahagia
  • Kemampuan mencintai dan menyayangi


***


Day 7

KAPAN AKU MERASAKAN KEBAHAGIAAN MINGGU INI?


Everyday, every single day even every time.

Bahkan aku tidak pernah expect akan sejauh ini, iya, aku kira bahwa aku akan menyerah begitu cepat, tapi ternyata masih bisa sampai sejauh ini. 


Hari kemarin, yang seharusnya aku bangun jam 12 siang tapi jam 7 pagi sudah di "gudrag" harus menemaninya ke dokter, siang ngobrol dan bercanda lagi, sore minta diantar untuk menginap di rumah ibunya, ketika mau naik motor minta duduk di depan (I said NO! Kaya anak kecil aja malu sama orang), lalu sepanjang jalan pulang aku mikir kok ini anak semakin mengerti dan sopan, bilang terimakasih, bilang hati-hati dijalan jangan ngebut, bahkan dua kali bilang seperti itu karena aku tidak ngeuh dan saking tidak percayanya dia akan berkata seperti itu, dulu mana pernah. Dan ya, aku bahagia atas semua itu.


Aku menyayanginya, meskipun dia bukan darah dagingku, bisa dipastikan dan dibuktikan bahwa dia adalah satu-satunya orang yang kembali hadir merubah hidupku, dari caraku memandang dunia, cara memaafkan, cara berdamai dengan masa lalu, cara berpikir, alasan untuk tetap hidup (my life is on the brink of hopelessness), alasan untuk tetap menjaga kesehatan, banyak alasan untukku berubah ke arah yang lebih baik. 


Kamu tahu hangatnya sinar mentari di pagi hari? Itulah gambaran dia dalam hidupku.

Kamu tahu bagaimana bahagianya saat menjelang buka puasa atau Idul Fitri? Ya, itulah dia.

Mungkin akan ada yang menganggap berlebihan, tapi itu bagi mereka yang tidak pernah merasakan cinta sejati dalam hidupnya.

Cinta sejati? Iya, tenyata cinta sejati adalah ketika mampu menyayangi dengan melewati batasan yang ada.


Setiap hari adalah kabahagiaan bagiku.


Day 8

KEMENANGAN DAN KEBERHASILAN KECILKU


Tidak mudah untuk mengakuinya, tapi aku bisa dengan mudah untuk mensyukurinya karena tidak semua orang mampu melakukannya.

Kemenangan dan keberhasilan kecilku tidak terlalu banyak, beberapa hal yang mungkin bisa aku lakukan adalah saat bisa menerima dan menempatkan juga membahagiakan orang-orang yang ada disekitarku, memberikan apa yang mereka perlukan, dan selalu ada disaat mereka membutuhkanku.


Oh iya, kemenangan dan keberhasilan kecilku bukan tentang diriku sendiri, aku pribadi untuk saat ini tidak lagi memikirkan diri sendiri, aku merasa hadirnya aku di dunia dan ditengah-tengah mereka adalah hanya untuk membuat mereka bahagia, karena secara tidak langsung semua itu menghadirkan berlipat-lipat kebahagiaan bagi diriku. Aku bisa dengan mudah untuk tersenyum, bisa dengan mudah untuk mendapatkan rezeki, selalu diberi kesehatan, dan bisa dengan mudah untuk menunjukkan kepada mereka bahwa untuk membahagiakan orang lain tidak harus menunggu diri kita banyak harta ataupun mempunyai segalanya terlebih dahulu, karena jika semua itu tidak pernah ada maka sampai kapanpun kita tidak akan pernah bisa untuk membahagiakan orang lain bahkan diri sendiri sekalipun. 


Dan ini tentang rasa syukur.

Hal termudah yang bisa kita lakukan adalah bersyukur.

Untuk bersyukur tidak harus menunggu sampai datangnya nikmat ataupun sesuatu yang diinginkan, bagaimana jika dimulai dengan mensyukuri yang sudah ada, mensyukuri napas, mensyukuri adanya waktu dan kesempatan, mensyukuri karena masih dipertemukan dengan orang-orang baik yang memberi kebahagiaan, mensyukuri karena diri kita masih dibutuhkan oleh orang lain, dan mensyukuri banyak hal yang sebenarnya tidak pernah kita minta tapi selalu Dia berikan. 


Ketika aku bisa bersyukur karena hal-hal kecil bagiku juga sudah menjadi kemenangan dan keberhasilan kecil, apalagi aku bisa semakin bersyukur karena adanya dia.


Day 9

APA YANG SEDANG MENGGANGGUKU? MENGAPA?


Ini hanya tentang perjalanan, jangan pikirkan bagaimana endingnya tapi nikmati prosesnya.

Dan yang menggangguku adalah selalu memikirkan akan bagaimana nanti akhirnya, karena aku ada ketakutan kalau saja aku belum cukup untuk membantunya menjadi lebih baik, mungkin dilain sisi aku juga menikmati prosesnya, aku bisa bahagia, tapi terkadang pikiran seperti "apakah sudah cukup baik atau belum" selalu saja menggangguku, overthinking?


Kemarin siang dia belajar mengaji lagi seperti biasa, kita becanda, mengobrol dan bercerita kesana kemari, main game, sholat ashar, dan kami memutuskan untuk buka puasa diluar, katanya belum pernah ke BIP. Kita pun siap-siap, ketika sudah ready datanglah ayahnya. Iya, ayah kandungnya. I don't know what happened, seketika mood-nya langsung berubah, menjadi pendiam lagi, nunduk lesu, ditanya kenapa ada apa mau apa jawabannya hanya "teu-teu-teu". 


Kadang suka bingung juga harus berbuat apa, harus bagaimana lagi, kalau aku pribadi diajarkan di keluarga ketika ada masalah atau apapun itu harus bercerita, tapi mungkin dia menganggap bahwa apa yang dia rasakan cukup dia yang tahu dan hanya dia yang boleh merasakannya sendiri, dia lupa kalau aku ada, iya, semuanya hancur karena hal-hal yang sebenarnya harus menjadi lebih baik malah sebaliknya, ketika anak sudah menjadi lebih baik, menjadi periang, menjadi pribadi yang terbuka, mempunyai semangat lagi malah datang untuk merusak semua itu. Aku tidak ada hak untuk melarangnya datang, tapi jika kedatangannya hanya membuat anak menjadi seperti itu lagi, for what?


Ketika saatnya buka puasa, dia tidak mau makan karena makanannya tidak enak, "ya udah biar Nugi yang abisin nanti", dia masih terdiam dan tanpa sadar aku pun terdiam dan terus berpikir, harus seperti apa lagi. 

Aku bilang kepadanya sambil kuusap kepalanya "It's okay, there's Nugi here" 

(Makanannya dia habiskan dan mood-nya menjadi ceria lagi seperti biasa)


Jadi semakin bingung dan mengganggu pikiran karena kembali mempertanyakan, "bagaimana jika aku tidak ada?" 



Day 10

APA PRIORITASKU SAAT INI?


Hai @silfiawatinia, sudah lama kita nggak bercerita tentang kehidupan masing-masing seperti dulu, iya, aku minta maaf karena seperti yang kamu tahu jangankan untuk berbulan-bulan hingga bertahun-tahun, per-sekian detik saja manusia bisa berubah. Mungkin aku berubah ke arah yang lebih baik di lain sisi tapi di sisi yang lain aku melupakan bahwa ada kita yang hampir setiap saat selalu berkabar, dulu. 


Melalui caption ini aku kembali meminta maaf lagi, iya, kamu tidak akan bilang berlebihan karena kamu sudah tahu kalau aku ekspresif 'kan? Segalanya ditulis, di share, di ceritakan, diungkapkan, selama itu hal baik bagi yang melihat dan membaca.

Aku meminta maaf karena aku terlalu fokus dan sedikit takut juga, seperti yang sudah kita bahas di WhatsApp semalam, aku salah, aku khilaf, akan aku jadikan pelajaran lagi dan tidak akan aku ulangi untuk kedepannya. 

Kita saudara jauh tapi aku pribadi merasa sangat nyaman bercerita apapun sama kamu, kamu selalu mendengarkan, open-minded, tidak nge-judge, selalu ngasih solusi, kamu itu seperti pelarian saat aku ada unek-unek, entah itu sedih, bahagia, kesal dan apapun itu. 


Oh iya, sekarang si Angga udah makin deket, udah pinter ngaji, udah lumayan sopan, sama ibunya udah mulai deket juga bahkan mau nginep di rumah ibunya, dulu kamu tahu sendiri kan bagaimana. Dan dia adalah prioritasku saat ini. Iya, aku jadikan dia sebagai prioritas dalam hidupku setelah diriku.

Aku sedang bahagia karena ternyata selama ini hidup aku ada artinya bagi kehidupan orang lain, kamu tahu sendiri bagaimana kehidupanku 'kan?

Dulu, jangankan untuk membenarkan atau mengarahkan langkah orang lain, langkah aku sendiri saja masih tertatih-tatih, dulu, jangankan mengobati hati orang lain, hati aku sendiri saja begitu banyak luka yang tidak sempat terobati. 


Sekali lagi aku minta maaf ya Neng, cantik, bageur, anak kamu udah gede juga ya sekarang. Terakhir kita nelfon bulan September tahun lalu.

Semoga kedepannya kita kembali baik.


Day 11

APA YANG KUSUKAI MENGENAI DIRIKU?


Bicara tentang diri sendiri untuk saat ini sebenarnya sudah jauh berbeda dari beberapa tahun yang lalu, hanya saja untuk satu tahun terakhir ini aku melihat diriku jauh lebih baik lagi dari sebelumnya. 

Aku yang paling mengenal diriku.


Mungkin beberapa hal yang kusukai mengenai diriku;

ketika tidak lagi hanya memikirkan diri sendiri, tidak lagi memprioritaskan diri sendiri, tidak lagi menganggap bahwa semua orang itu akan mengecewakan, tidak lagi berpikir bahwa semua harus ada timbal baliknya, mau membaca lebih banyak lagi, mau mendengarkan podcast yang bermakna lagi, dan yang terpenting adalah ketika aku bisa menempatkan orang lain sebelum diriku. 


Disaat aku selalu bisa bersyukur dimulai dengan hal-hal kecil, ketika aku bisa melihat setiap masalah dari berbagai sudut, menerima kenyataan bahwa hidup ini bukan hanya tentang mimpi dan harapan, menambah rasa peduli dan simpati juga empati, dan mungkin ketika aku mampu mencintai dan menyayangi orang lain tanpa syarat ataupun tanpa ikatan.


Dan aku suka dan bangga kepada diriku ketika mampu berjalan sampai sejauh ini, iya, banyak fase kehidupan yang sudah aku lalui, banyak masalah kehidupan yang sudah aku alami, pernah sakit dan patah hati oleh orang terdekat tapi aku mampu menyembuhkannya meskipun memang butuh waktu yang tidak sebentar, pernah dikecewakan oleh orang terdekat berkali-kali tapi aku tetap kuat menerimanya, pernah merasa kehilangan, juga pernah ada di titik ketika aku tidak lagi mempunyai harapan hidup tapi pada akhirnya aku mempunyai semangat dan alasan untuk tetap bertahan sampai sejauh ini.


Dan jika saat ini aku kembali diterpa hal-hal seperti itu aku sudah akan lebih siap menerima dan menghadapinya. 

Aku pernah menaklukkan badai yang begitu besar, aku tidak akan tergelincir hanya karena adanya gerimis. 



Day 12

SIAPA ORANG YANG PALING BERHARGA BAGIKU? MENGAPA?


Sebenarnya hari ini sangat melelahkan tapi membahagiakan.

2 hari kemarin aku bertemu dan kumpul bersama keluargaku, ada 3 tante dan paman, sepupu dan juga nenek. 


Jika ditanya "siapa orang yang paling berharga bagiku dan apa alasannya", aku bisa membahasnya dengan sangat panjang. Tapi kali ini mungkin aku hanya bisa menyebutkannya beberapa saja. 


  • Ayah dan Ibu.

Mereka berdua adalah orang yang sangat aku kagumi, ibu yang sudah melahirkanku, ya meskipun aku tidak terlalu mengenalnya karena saat umurku 6 tahun dia harus pergi untuk selamanya setelah sekian lama berjuang melawan penyakitnya yang dia ikut wariskan kepadaku. But I'm ok now. Aku baik-baik saja sejauh ini. 

Ayahku. Dia adalah panutan bagiku, dari caranya mendidik, berbicara, berpikir dengan semua logika-logikanya, cara berbuat baik kepada orang lain, caranya memperlakukan orang yang sekalipun bukan darah dagingnya, dia tidak pernah membeda-bedakan antara anak kandung dan semua anak asuhnya.

Dia itu orang yang paling keras yang pernah aku kenal, keras dalam artian untuk banyak kebaikan. Mungkin karakternya bisa dilihat dari apa yang bisa aku lakukan seperti saat ini. I love him so much.


  • 2 Kakak dan 1 Adik juga Keluargaku.

Mereka adalah orang-orang yang paling baik yang pernah aku kenal sejauh ini, aku bisa banyak belajar dari mereka, bisa dengan mudah ketika menerima orang yang masuk ke keluarga kami sekalipun itu pada awalnya bukan siapa-siapa bagi kami. Dan mereka juga orang yang paling mengerti dan mampu menerima diriku apa adanya, bagaimanapun keadaanku mereka tetap selalu ada untukku. 


  • Angga?

Iya, dia adalah anak orang lain yang sebelumnya hanya aku anggap sebagai anak dari temanku saja, ditengah perjalanan hidupnya yang menurutku sangatlah (...), aku memberanikan diri untuk ikut serta menjadikan dia sebagai orang yang paling berharga bagiku. Mengapa?

Banyak alasan yang belum bisa aku utarakan lagi untuk saat ini, yang pasti dia adalah salah satu alasanku untuk tetap menjaga kesehatan, untuk hidup lebih baik lagi, dan (banyak). 

Dan sebenarnya "mereka semua" tidak setuju saat aku mempunyai niat baik ingin memperlakukan dia seperti itu, entahlah.


Sejauh ini merekalah orang-orang yang paling berharga bagiku. 



Day 13

JIKA BISA BERBAGI PESAN DENGAN DUNIA, APA YANG INGIN KUSAMPAIKAN? 


Seburuk apapun dirimu jika berteman dengan orang yang baik, lambat laun akan menjadi baik, seperti sebuah gelas yang dipenuhi air yang keruh, jika terus menerus ditumpahkan air bersih meski pada awalnya bercampur, lambat laun akan menggantikan air kotor itu menjadi bersih. 


Jika memang bisa dan diberi kesempatan untuk berbagi pesan dengan dunia, aku hanya ingin menyampaikan bahwa tetaplah menjadi orang baik diantara orang yang tidak baik, jangan lupa untuk tetap fokus dengan kebaikan-kebaikan yang kamu lakukan sekalipun banyak orang yang meragukan ataupun memanfaatkan kebaikanmu, tidak akan pernah rugi karena menjadi orang yang baik, karena kebaikan yang kamu lakukan atau kamu gambarkan akan menjadi penyelamat dikemudian hari bagi dirimu sendiri. 

Mungkin akan sedikit merasa lelah ketika berbuat baik karena kebaikanmu tidak mendapatkan balasan atau justru kebaikan kamu dimanfaatkan orang lain, tapi meskipun demikian, kamu tidak boleh putus asa dan harus tetap berbuat baik demi kebaikan dirimu sendiri bukan untuk kebaikan orang lain. 


Berbuat baik bisa dengan menolong orang lain, dan ketika kita menolong orang lain itu berarti kita menolong diri kita sendiri. Karena hidup ini akan terasa lebih indah ketika berbuat baik kepada sesama kita. 


Dan mungkin kamu juga harus tetap sabar dan tidak boleh berhenti ketika kebaikanmu tidak diterima dengan baik oleh orang lain, karena berbuat baik tidak harus selalu dikaitkan dengan penilaian orang lain 'kan? Teruslah berbuat baik meski tidak pernah dihargai, kita hidup dan menjadi orang baik bukan untuk dinilai orang lain. 


Berbuat baiklah karena semata-mata kamu memang orang baik. Tidak harus menunggu balasan kebaikan yang sama. Tidak perlu mengharapkan pujian atau balasan besar. Kamu berbuat baik karena kamu memang ingin menebarkan kebaikan. Bukan untuk mendapatkan pujian atau balasan kebaikan yang sama.


Akan ada saat dimana kamu melakukan kebaikan demi kebahagiaan hidup kamu, kamu akan bahagia ketika melihat orang lain bahagia. 



Day 14

NASIHAT APA YANG AKAN KUBERIKAN PADA DIRIKU YANG MUDA? APA AKU MELAKUKANNYA SAAT INI?


Tidak ada dan tidak mungkin itu bisa terjadi sekalipun hanya berandai-andai.

Aku bahagia dengan apa yang sudah aku lalui sejauh ini, tidak ada rasa penyesalan sedikitpun, aku bersyukur pernah melewati banyak hal yang mungkin tidak semua orang mampu untuk menjalaninya.

Diriku yang dulu adalah jiwa yang menjadikanku bisa bertahan sejauh ini, jika sesuatu bisa diubah belum tentu juga aku bisa sekuat dan setegar ini.


Tidak ada nasihat sepatah katapun untuk diriku dimasa muda, justru aku ingin menyampaikan banyak terima kasih.


Terima kasih kepada diriku yang masih muda sudah mau belajar banyak tentang kehidupan, perjalananmu, atas perjuanganmu, kesana kemari mencari pengalaman, mungkin pernah melakukan banyak kesalahan tapi terima kasih karena aku bisa belajar dan melihat mana yang baik dan mana yang buruk, mau dan berani mengenal banyak orang dengan karakter yang berbeda yang bisa dijadikan contoh untuk diriku dimasa sekarang, terima kasih juga atas banyaknya ilmu yang bermanfaat untuk kehidupanku saat ini, bagaimana cara menghadapi setiap masalah, bagaimana cara memperlakukan orang dengan baik, bagaimana caranya bersyukur dengan banyak cara, menunjukkan betapa indahnya dunia tanpa harus menyingkirkan dan menjatuhkan orang lain, dan terima kasih juga sudah mau bertahan hingga saat ini. 


Aku berjanji akan menjaga diriku sebaik mungkin. 


Sebagai reminder, aku akan memberi nasihat untuk diriku dimasa yang akan datang. 

Jangan pernah berubah untuk terus berbagi pesan kebaikan, harus selalu sabar dan tawakal, perbanyak bersyukur, jangan pernah tinggalkan orang-orang yang membutuhkanmu sekalipun perlakuanmu disalah artikan, teruslah menjadi pribadi yang lebih baik, jaga kesehatan, perbanyak membaca, tetaplah bertahan apapun dan bagaimanapun keadaannya nanti, jangan pernah sekalipun membandingkan dirimu dengan orang lain - tetaplah menjadi dirimu sendiri, dan tolong teruslah untuk menjaga anak itu, berusahalah untuk selalu ada untuknya, tepati janjimu yang akan berlari kapanpun dia memanggil namamu.

Ok Nug! Terima kasih sebelumnya.


"Tidak ada penyesalan dimasa lalu dan tidak ada kekhawatiran untuk masa depan"

  • Nugi Nugraha. Bandung, 05-04-23



Day 15

APA PELAJARAN YANG KUPETIK MINGGU INI?


Minggu ini seperti rollercoaster, terutama emosiku yang terkadang hampir tidak terkendali. Antara keinginan dan perasaan juga pikiran yang ada kalanya tidak mampu kukontrol. Tapi pada akhirnya aku bisa kembali menenangkan semuanya, sejauh ini masih dalam tahap mengoreksi diri pribadi.


Akhir-akhir ini aku selalu berpikir tentang banyaknya keputusan yang sudah aku ambil, meskipun sebelumnya sudah aku pikirkan tapi disaat sudah dijalani ternyata tidak semudah yang aku bayangkan, kadang pernah ingin berlari dari semuanya tapi aku memilih untuk tidak melakukan itu. 


Banyak pelajaran yang bisa aku petik dalam seminggu ini, tentang terus menerus mempunyai rasa peduli, tidak menyerah hanya karena sebuah lemparan kerikil, dan mungkin lebih banyak menyadari akan banyak hal terutama apa yang terjadi dengan kehidupan orang lain, aku tidak bisa mengontrol segala sesuatu yang ada dalam diri mereka, aku hanya mampu mengontrol ucapanku, tingkah laku dan pikiranku saja. Mungkin selebihnya adalah responku terhadap sesuatu, entah itu rasa bingung, sedih, marah, dan bahagia. 

Sejauh ini aku hanya berusaha lebih fokus untuk apa yang bisa kukendalikan saja, sekuat apapun aku berusaha untuk merubah pribadi orang lain agar lebih baik tapi semua itu akan percuma karena itu bukan kapasitasku untuk melakukannya.

Mereka mempunyai pemikiran dan perasaan masing-masing, semua tergantung bagaimana mereka bisa mengendalikannya.

Bukan tugasku juga untuk ikut campur (sebenarnya), tapi bodohnya aku adalah rasa ingin membantu dan melihat perubahan pada diri orang lain yang terlalu besar, dan aku mencoba untuk mengurangi itu.


Sekarang aku sadar, memaksa orang lain untuk berubah hanya akan membuat mereka tertekan dan tidak nyaman, itu dapat menciptakan jarak atau bahkan akan merusak hubungan yang sudah terjalin, oleh karena itu sangat penting untuk memberikan dukungan dan motivasi kepada orang lain untuk memilih jalan mereka sendiri daripada aku memaksakan pilihanku kepada mereka, sekalipun itu sudah menjadi yang terbaik dari yang paling baik.



Day 16

JIKA AKU PUNYA BANYAK WAKTU, APA YANG AKAN KULAKUKAN PERTAMA KALI?


Pagi ini, 7 April 2023 menjadi pagi dan mungkin akan menjadi hari yang sangat buruk. 

Aku tidak bisa mengontrol ucapanku saat anak itu kembali berubah seperti dulu, bahkan aku menyuruhnya untuk pergi dan tidak boleh kembali jika tidak lagi mau mendengarkan apa kataku.

Tidak lagi mau mengaji, tidak lagi mau belajar, bicaranya kembali kasar, jika ada keinginan dengan caranya yang kembali kasar, tidak lagi mau mendengarkan apa yang aku katakan, persis seperti dulu saat pertama aku menemuinya lagi. 


Iya, aku kehilangan kontrol. 

Untuk pertama kalinya aku berkata yang tidak pantas.

Ditengah perdebatan dia bertanya, "naha bet nyaah?" (Kenapa sayang?)

Aku bisa menulisnya dengan lancar, tapi ketika ditanya seperti itu secara langsung, seketika lidahku kaku dan pikiranku kosong. Aku tidak bisa menjawab pertanyaan itu. 

Aku menyesal, sangat amat menyesal. 

Aku lupa bahwa dia itu bukanlah anakku ataupun siapa-siapa untukku, aku juga tidak akan pernah menjadi siapapun baginya. 

Aku juga lupa bahwa dia itu hanya seorang anak yang sedang berproses untuk menyembuhkan banyak luka dihatinya. 


Untuk saat ini, jika aku memang masih diberi banyak waktu, aku hanya ingin memeluknya dan menyampaikan maaf juga berjanji tidak akan pernah melakukan itu lagi. Aku tidak ingin menjadi orang selanjutnya yang menyakiti perasaannya, mematahkan mimpi-mimpinya, membuatnya murung dan tidak semangat lagi. 


Dan mungkin aku akan bilang, aku berharap kamu bisa menikmati perjalanan hidupmu sebagai manusia seutuhnya, dan kamu bisa tau apapun yang terjadikepadamu,  InsyaAllah aku akan selalu ada secara wujud ataupun spritual bagimu.

Sekalipun nanti aku tidak ada di dunia ini lagi, kamu masih tetap bisa merasakan keberadaanku bukan dari wujud fisikku saja tapi dari emosi dan perasaan yang pernah aku bentuk selama aku ada, untuk kamu Jang.


Datanglah lagi kesini, 



Day 17

APA YANG MENGURAS ENERGIKU? BAGAIMANA AKU BISA MENGURANGI ATAU MENGHILANGKANNYA?


Setelah kejadian kemarin yang menurutku sangatlah fatal, hari ini aku ingin memperbaikinya. 

Aku akan berusaha dan belajar menurunkan ego yang sudah jelas merusak semuanya, bahkan hampir menghancurkan segala sesuatu yang sudah aku bangun sejauh ini.


Yang menguras energiku selama ini bukanlah angkat beban ataupun kerja dan kegiatan yang menggunakan tenaga, tapi pikiranku. Iya, ternyata ketika aku berpikir dan berperasaan yang berlebihan dan melebihi kapasitas yang ada dalam diriku, itu sangatlah menguras energi dalam jiwaku. 

Dikurangi? Dihentikan? 

Tidak keduanya, tapi justru aku berusaha untuk terus mengelola antara pikiran dan perasaanku. Aku terus menerus menaikkan level yang ada dalam diriku, semakin aku terus berusaha untuk berpikir dan mempunyai perasaan yang lebih, lambat laun akan terbiasa. Energi dalam tubuhku akan meningkat, apalagi jika aku menggunakannya untuk banyak hal yang baik. 


Contohnya ketika menghadapi seorang anak yang emosinya naik turun, kadang "sweet" kadang "reog", kadang seperti hembusan angin ditengah teriknya matahari, kadang seperti badai ditengah lautan yang bisa datang kapan saja. 

Kita harus seperti batu karang yang tidak pernah letih sekalipun diterpa ombak lautan tanpa henti. Sabar?

Mungkin kita tidak harus selalu sempurna didepan dia, ada saatnya kita melakukan kesalahan, dan itu tidak apa-apa, justru kita bisa mengajarkan bahwa hidup tidak selalu dalam jalur yang selalu benar, hanya bagaimana caranya kita memperbaiki dan tidak mengulanginya lagi. 


Penting sekali bagi dia untuk bersama orang yang paling mengerti dia, yang seutuhnya menerima dia apa adanya, agar dia tidak perlu mencari rumah lain untuk dijadikan perlindungan.



Day 18

BAGAIMANA RUTINITAS PAGIKU YANG IDEAL? 


Pagi Kemarin adalah pagi yang yang datar karena tanpa ada aktivitas sama sekali, sehari sebelumnya aku berbuka puasa di rumah kakakku dan malamnya menginap disana. 

Ketika pagi hari setelah sahur dan sholat subuh aku menulis untuk @Stiletto_book dan lanjut tidur dengan sangat pulas. Saking pulasnya jam 10 baru bangun. 

Keluar dari rutinitas yang biasa aku lakukan. 


Ketika siang hari aku pulang ke rumah lagi dan berniat untuk lanjut istirahat sambil menunggu waktunya pengajian menjelang buka puasa ke masjid yang tidak jauh dari rumahku.

Tapi tidak seperti yang direncanakan, ternyata "si bocil" datang mengetuk pintu untuk mengaji. 

Oh iya, sehari sebelumnya kami bertengkar, tapi ya tidak tahu juga dia datang lagi. Aku sebenernya tidak marah ataupun kesal lagi, hanya mencoba untuk mendiamkannya saja. 


Dan diluar ekspektasi dia mau ikut pengajian. 

For the first time ya, meskipun ada pertanyaan, "ceramahnya lama ga? (Nggak) - Boleh sambil main HP gak? (Boleh) - Dapat takjil gak? (Dapat)". Ketika sudah selesai acaranya aku bertanya, "(besok ikut pengajian lagi ya!) - Hayu)". 

Tidak terlalu masalah apapun alasan atau apakah dia menyimak atau tidak, yang terpenting ada niat dan mau saja sudah menjadi awal yang baik. 


Kalau pagi ini dan pagi-pagiku biasanya diisi dengan kegiatan yang sifatnya rutinitas tapi tidak terlalu ideal. Aku menulis untuk artikel disebuah website, lanjut menulis caption disini, dan kalau hari-hari ketika bocil sekolah aku biasanya mengantar dia sekolah dan mengeluarkan sedikit kata-kata bijak untuknya. 


Tidak ada yang bisa dibilang ideal ya?😁 


Karena semua ide kreatif dan inovatifku biasanya muncul ketika malam hari antara jam 10 s/d jam 2 pagi. 

Mungkin akan aku tulis di tema besok. 



Day 19

BAGAIMANA RUTINITAS HARIANKU YANG IDEAL? 


Aku menunggu sampai siang hari untuk menulis disini, agar sedikit lebih fokus dengan kegiatanku hari ini, karena setiap hari rutinitasku berbeda. 

Kalau hari ini, jam 2 pagi selesai menulis 2 judul artikel untuk sebuah website dan 1 artikel untuk blog pribadiku, dilanjut dengan menonton film sampai jam 4, sahur, sholat, tidur, jam 7 sudah ada panggilan masuk karena urusan per-bocilan dan segala dramanya, lanjut tidur, jam 10 ke sekolahan untuk menjemput bocil "lagi", lanjut tidur. Jam 12 sholat dulu dan lanjut dengan (belum tau nih, mungkin tiduran sambil menunggu bocil kalau mau ngaji atau bukber atau tidak tau juga).


Rata-rata rutinitas harianku dimulai pada jam 10 malam. Aku selalu menulis disertai dengan mendengarkan lagu andalan untuk menambah konsentrasi, itu sampai jam 2 atau jam 3 pagi. Kalau bulan-bulan biasanya aku langsung tidur dan bangun untuk sholat subuh kemudian dilanjutkan dengan tidur sampai jam 12 siang. Atau, kalau bocil minta diantar atau dijemput sekolah ya alarm di HP selalu dipersiapkan. 

Percaya atau tidak, sepanjang hari disela-sela kegiatan seperti makan dan kegiatan lainnya aku selalu mendengarkan podcast atau menonton video yang berhubungan dengan pengetahuan, ya sesekali menonton film dan acara komedi. Dan aku sangat suka sekali membaca, entahlah, dulu suka membaca apa saja, tapi sejak 5 tahun terakhir ini lebih suka membaca yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan yang sifatnya logika dan masuk akal, aku tidak suka membaca novel yang jalan ceritanya panjang dan membosankan, meksipun aku sendiri beberapa kali membuat cerita fiksi. Imajinasiku tinggi tapi aku tidak tahan jika harus membaca karya imajinasi orang lain yang berbelit-belit, sangat melelahkan.

Dan disela-sela itu terkadang ada bocil datang untuk sekadar main atau mengaji.

Aku juga suka main game, jalan-jalan, makan diluar, tapi ya kadang-kadang saja.

Aku yang mempunyai kepribadian ambivert butuh untuk bertemu banyak orang dan butuh juga untuk menyendiri.


Pokoknya tidak ada rutinitas yang ideal hanya kebiasaan saja, kalau ideal rasanya harus seperti manusia pada umumnya from 5 am to 10 pm. 


Entahlah. Bingung juga dengan tema 2 hari ini hehe. 



Day 20

APA YANG MEMBUATKU LEBIH HIDUP? KAPAN TERAKHIR KALI AKU MERASA BENAR-BENAR HIDUP?


Antara senang dan sedih juga bingung, tu yang menggambarkan keadaan diriku saat ini. 

Memang, diriku merasa lebih hidup ketika bertemu dengannya lagi. Tapi jika sedikit dipikir ulang, hidupku mungkin akan lebih bahagia jika tidak ikut serta menjadikan dia sebagai orang yang penting dalam hidupku juga. Jika dia dihapus dari kehidupanku selamanya hidupku juga akan baik-baik saja. 

Hidupku yang mengutamakan kebebasan tanpa memikirkan orang lain, tidak peduli segala urusan dari hal kecil sampai yang besar tentang orang lain. 

Mungkin akan jauh bahagia ketika diriku tetap hanya memikirkan dan mengutamakan kepentingan dan kebahagiaan diri sendiri saja. Tapi aku sudah ada dilingkaran ini, aku tidak bisa pergi meninggalkannya, aku tidak bisa mengabaikannya, aku tidak lagi bisa jika tidak peduli dengannya lagi, aku tidak mampu jika harus melupakan bahwa aku yang membutuhkan dia untuk kebahagiaan diriku yang sesungguhnya. Aku hanya bahagia ketika dia bahagia, aku hanya senang ketika dia baik-baik saja, aku hanya merasa benar-benar hidup ketika aku selalu ada untuk dia meskipun hal terkecil yang dia butuhkan.


Aku mempunyai ketakutan yang dalam, aku takut dia tidak baik-baik dalam segalanya, aku takut kehilangan dia dalam artian jika aku pergi dia akan bagaimana. 

Aku memikirkan banyak hal untuknya, masa depannya, pendidikannya, tingkah lakunya, sehari-harinya, dan aku juga takut, aku takut kalau aku gagal, ketika aku masih disini dan dia tidak baik-baik saja, aku tidak mau gagal dengan segala hal yang aku lakukan untuknya sejauh ini dan nanti.


Aku juga merasa lebih hidup ketika menyadari dan merasa bahwa diriku ternyata masih dibutuhkan oleh orang lain.


Mau dicari kemana tentang kehidupan yang sesungguhnya, aku tidak bisa mengejarnya, aku juga tidak bisa menunggunya, aku hanya bisa menciptakan kebahagiaan dengan segala hal dengan apa yang aku jalani dan aku lakukan. 


Aku masih menunggu waktu yang tepat untuk segala sesuatu yang ada dalam harapan dan angan.



Day 21

APA/ SIAPA YANG PALING MENGINSPIRASIKU? 

MENGAPA AKU TERINSPIRASI PADANYA?


Pertama dan satu-satunya, dia adalah ayahku. 

Karena dia adalah orang ter-the best yang pernah aku kenal selama hidupku. 

Aku melihat banyak hal yang bisa aku pelajari darinya, segala sesuatu yang dia lakukan, yang dia ucapkan, semuanya menjadi inspirasi bagiku. 

Caranya bicara tentang banyak logika, maklum saja sebelum dia menjadi kepala sekolah dia adalah guru matematika terbaik yang pernah aku temui, mungkin bagi orang-orang yang pernah menjadi muridnya sudah tahu itu. 

Tidak ada ucapan yang keluar dari mulutnya tanpa logika atau tanpa penjelasan yang sangat rinci, sudah pasti selalu masuk akal dan penuh perhitungan. 

Jangan pernah sekalipun mencoba membahas tentang hal gaib ketika bersamanya, kecuali sudah siap dengan jawaban panjang tanpa titik koma sampai kamu mengangguk dan berkata, "iya juga ya". 

Oh iya, dia keras. Dalam artian untuk sebuah kebaikan. Straight to the point, tanpa bertele-tele atau drama. 

Dia juga yang mengajarkanku tentang peduli dan berbuat baik kepada orang, bahkan orang lain yang sama sekali tidak harus diperlakukan baik. Dia tidak akan berpikir atau berperasaan akan diperlakukan seperti apa dirinya oleh orang itu dikemudian hari. Yang penting berbuat baik, just that.

Dia sangat welcome kepada semua orang, sangat penting banyak relasi dimana-mana, tidak takut jika kemalaman di suatu tempat, karena hampir di semua jalur yang dia lalui dia kenal semua orang.


Dia juga yang mengajarkanku untuk fokus dalam satu bidang yang disukai dan dikuasai, karena jika melakukan sesuatu atas dasar suka dan senang semuanya akan baik. 

Dia tidak pernah mengajariku untuk menjadi orang sukses, itu tidak penting bagi kami, yang penting baik dan menghormati juga sayang kepada semua orang tanpa melihat atau memilih seperti apa dan bagaimana orang itu. 


Tidak akan cukup satu caption jika aku bahas dan alasan kenapa aku terinspirasi olehnya. 

Ada satu kalimat bijak darinya yang tertanam dalam kepalaku, "jangan terlalu serius menatap masa depan, jalani saja apa yang terjadi saat ini". - Quote by Pak Wahna - (my the best father)



Day 22

DARI MANA RASA SAKITKU BERASAL?

APA YANG HARUS TERJADI AGAR AKU BISA SEMBUH?


Sebenarnya aku paling sulit untuk merasakan sakit, mungkin karena aku yang selalu menghindari banyak hal yang menyebabkan akan terjadinya rasa sakit itu.

Aku paling ahli menghindari konflik, pertama aku melihat lawannya dulu, kemudian akan melihat situasi, dan yang terakhir aku mempertimbangkan apakah penting atau tidak. Aku tidak mau membuang banyak energi hanya untuk sesuatu yang tidak ada artinya. 


Tapi,


Sekalinya aku merasakan rasa sakit, tidak main-main dan tidak setengah-seteng, aku pernah merasakan kecewa yang teramat dalam dan pernah merasakan patah hati terberat selama hidupku.

Aku mengikuti alur yang ada, aku menjalaninya dengan perlahan dan dengan pasti. Tapi semua itu tidak membantu sama sekali. 


Aku bisa sembuh dari rasa sakit jika travelling, berpergian dengan random, membuat acara dadakan sendiri, pergi ke tempat yang baru sendiri, makan sendiri, dan wajib sekali untuk setiap pagi dan sore hari aku bisa duduk di tepi pantai, aku sangat suka pantai.

Untuk sembuh dari rasa sakitku sangatlah mahal, perlu banyak biaya dan waktu. Aku tidak butuh orang lain untuk mendengarkan apa yang sedang kurasa, aku hanya perlu suatu tempat dan suasana yang baru.


Aku tidak bisa menangis jika sesuatu yang besar dan teramat menyakitkan terjadi, aku hanya bisa diam. Beda halnya dengan hal-hal yang membuat aku terharu, contohnya nonton video Tom And Jerry baikan saja aku bisa mengeluarkan air mata.

Mungkin mendengarkan lagu bisa sedikit membantu, tapi ya hanya sekedarnya saja. 


Beda orang beda permasalahan dan pasti beda juga cara penyelesaiannya.



Day 23

APA KEKUATANKU? (what am I really good at?)


Semua orang pernah mengalami hal yang tidak diinginkan, pernah terjatuh se-jatuh-jatuhnya, pernah merasakan kecewa yang teramat dalam, pernah menjadi kebanggaan tapi sesaat kemudian malah menjadi pijakan, pernah dipandang sebelah mata dan tidak dipedulikan, pernah tak dianggap sama sekali, sekalipun banyak teman dan banyak keluarga yang menjadi support system tapi mereka hanya pendukung, karena pada akhirnya hanya diri sendirilah yang memutuskan untuk kembali bangkit dan memperbaiki semuanya atau memilih untuk terus terpuruk. 


Dan kekuatanku adalah diri sendiri. Aku tidak ahli dalam mempercayai orang lain, aku punya pandangan tersendiri mengenai pribadi setiap orang, aku selalu percaya hanya diriku sendiri yang paling kuat dan yang paling mengerti diriku ketika terpuruk ataupun dalam proses bangkit. 

Bertahun-tahun aku hidup, sudah melewati banyak fase dan segalanya, bertahun-tahun juga aku tidak bisa menerima kehadiran orang lain, sampai pada akhirnya aku berdamai dengan semua itu, aku mampu menerima kenyataan bahwa aku tidak bisa hidup sendirian. Aku harus mempunyai alasan kenapa aku masih diberi kesempatan untuk hidup lagi dan lagi, bahkan berkali-kali aku selamat dari peristiwa yang hampir saja semua cerita dalam hidupku berakhir.


Aku bisa menyayangi orang lain untuk kebaikan diriku, aku bisa memperdulikan orang lain demi memperbaiki diriku, aku bisa membahagiakan orang lain demi membahagiakan diriku, dan segala sesuatu yang aku lakukan untuk orang lain apapun itu semata-mata hanya agar diriku ada alasan kenapa masih tetap berdiri disini, untuk hidup.


Dan terima kasih untuk kamu yang menjadi alasan agar aku tetap berada disini, di dunia ini.



Day 24

APA YANG SELALU AKU INGINKAN TETAPI TERLALU TAKUT UNTUK KULAKUKAN? 


Actually many things. 

Untuk saat ini aku hanya ingin mundur, ingin menjadi orang jahat, ingin menjadi orang yang munafik, ingin mengingkari janji, ingin meninggalkan tanggung jawab, ingin menjadi manusia yang paling tega dan tidak peduli, ingin menghilang dari banyak mata yang selalu memandang, dan aku ingin menjadi manusia yang sama sekali tidak mempunyai perasaan.

Seperti dulu?

Tapi, 


Tapi semua itu terlalu takut untuk aku lakukan. 

Karena aku berpikir bahwa keberadaanku saat ini adalah kesempatan terakhir untuk menjadi lebih baik.

Aku takut kalau Dia menghentikan waktu ketika aku kembali seperti dulu. 

Jikalau memang masih ada kesempatan, aku juga takut jika semuanya tidak akan pernah sama seperti saat ini.


Mungkin untuk saat ini aku hanya perlu bersyukur dan berterima kasih kepada keadaan, aku memang mempunyai banyak keinginan, tapi keinginanku bukan untuk sebuah kebaikan tapi sesuatu yang sudah jelas sangatlah buruk. 


Aku percaya ada banyak alasan kenapa aku ditakdirkan untuk berada disini sekarang, meksipun jika ditanya "naha" aku tidak pernah tahu persis apa jawaban pastinya.


Aku tidak bisa lagi melawan arus, aku tidak mampu lagi untuk melewati batas, aku tidak sanggup lagi untuk berjalan mundur ataupun berlari, aku hanya bisa berjalan mengikuti alur yang ada tanpa harus memperlambat ataupun mempercepat semua proses.


Sekarang?

Mungkin aku hanya perlu berdamai dengan banyak hal yang tidak bisa aku ubah, iya, bersyukur adalah langkah yang tepat dan terbaik diantara banyak keinginan tanpa ketidakpastian.


"Berdamailah dengan hal-hal yang tidak bisa kamu ubah".



Day 25

APA YANG INGIN KUPELAJARI? (PART 1)


Hari kemarin aku mendapat pelajaran bahwa:

“Sesuatu yang mudah datang, terkadang mudah pula untuk pergi”.


Dan semenjak hari kemarin, aku akan mempersiapkan perpisahan sebelum sebuah pertemuan. Karena apabila aku tidak mempersiapkannya, hati aku akan sangat sakit apabila mereka pergi meninggalkanku suatu saat nanti.

Apalagi yang tidak disengaja kenal atau bertemu, tidak ada jaminan mereka akan tetap bersamaku. 

Sebaik apapun manusia, pasti mereka akan tetap pergi. Entah apapun alasannya, jadi bersiaplah untuk itu.

Satu-satunya yang tidak akan meninggalkanku adalah diriku sendiri. 

Aku sudah sering merasakannya. 


Hmm. 

Lebih tepatnya bukan mereka yang meninggalkanku, tapi aku yang meninggalkan mereka.


Aku tidak pernah merasa rugi ketika ada orang yang pergi dengan ataupun tanpa pamit, aku masih tetap hidup dan baik-baik saja sejauh ini. Aku tidak merasa terlalu kuat, tapi aku terlalu mampu untuk menyadari satu hal, salah satunya adalah tidak perlu tahu alasan "kenapa", I don't f#cking care, karena semua itu tidak lagi penting jika memang sudah tidak bisa untuk dipertahankan.

Iya, aku sama sekali tidak rugi, mungkin memang iya aku merasa kehilangan entah dengan orang yang aku sayang ataupun lebih dari itu, tapi bisa dipastikan orang itulah yang akan lebih merasa kehilangan orang seperti aku, orang yang bisa menyayangi tanpa perlu syarat atau apapun alasan lainnya.


Dan perlu diingat, aku bukan tipe orang yang suka menjilat ludah sendiri, aku tidak pernah bisa untuk memohon ataupun memaksa seseorang agar tidak pergi, jika dia ingin pergi aku yang akan membukakan pintu untuknya dengan lebar dan segera menutupnya dengan rapat. 


*Apa yang ingin kupelajari?

Tulisan panjang diatas tidak ada kaitannya dengan tema, just for reminder saja.

Dan yang ingin kupelajari adalah menjadi orang yang setiap saat dibutuhkan dan bermanfaat bagi orang lain, tanpa aku berpikir dan menolak entah itu penting ataupun tidak, yang penting aku selalu ada untuk mereka. Siaga?


APA YANG INGIN KUPELAJARI? (PART 2)


Dulu aku ingin sekali membangun sebuah keluarga.

Mempunyai rumah impian, istri dan anak-anak, sepertinya akan bahagia, begitu pikirku, dulu.

Tapi setelah melihat banyaknya gambaran dan kenyataan yang benar-benar nyata terjadi di depan mata, keinginan itu sirna. Aku tidak percaya lagi dengan sebuah pernikahan, until now btw. Apalagi aku banyak mengalami goncangan yang menyebabkan semakin tidak ada harapan untuk memperbaiki sedikitpun rasa trauma karena itu, semakin bertambahnya rasa tidak ingin membangun sebuah keluarga. 

Oh iya, aku tidak percaya konsep pernikahan. (Jangan bahas Sunnah Nabi dll, ini tentang keputusan pribadi).

Seiring berjalannya waktu, aku semakin nyaman hidup sendiri. Bahagia dengan kesendirian, tidak ada yang perlu dipikirkan, tidak ada yang perlu dipertanggungjawabkan, untuk apa aku merusak kebahagiaan untuk hal yang belum tentu lebih membahagiakan demi tuntutan ataupun mengikuti ajaran apalagi yang katanya sebuah hukum.


Banyak hal yang sudah aku pelajari. 

Tapi dari banyak hal itu ada satu yang ternyata tidak bisa aku pelajari. Yaitu, tentang parenting. 

Karena untuk menjadi orang tua itu hanya bisa dipelajari ketika langsung mempraktikkannya, dan itu tidak bisa sekaligus, melainkan harus bertahap. 

Bagaimana bisa aku ingin mempelajari ilmu tentang parenting, sedangkan aku sendiri saja tidak percaya konsep pernikahan.

Well well well, terlalu panjang ceritanya, dan seketika aku dihadapkan dengan anak 13 tahun yang sedang berproses untuk menjadi remaja. Oh My God.


Saat ini yang sedang ingin kupelajari adalah menjadi orang tua asuh.

Dan ternyata sulitnya itu seperti rangkuman dari semua hal yang pernah aku pelajari menjadi satu. Sangat amat sulit.

Butuh niat, riset, proses pendekatan, pengertian, memahami perasaan dan emosi anak, memperbaiki diri sendiri dulu (penting), menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mudah tapi  diluar nalar, dan banyak lagi. Sesulit itu. Apalagi kalau anak sudah diam seribu bahasa. Ah sudah! Ditanya diam, diusap diam, di "toel-toel" diam, di diamkan semakin diam.


Aku ingin menjadi orang tua asuh yang baik baginya.



Day 26

Hobi apa yang ingin kucoba?


Aku tidak tahu, tidak ada hobi yang sedang ingin kucoba, aku tidak bisa keluar dari zona nyaman ini. Hobiku saat ini adalah membaca dan menulis, menonton film dan main game rasanya itu bukan hobi, karena aku bisa tidak melakukannya dalam seharian atau bahkan beberapa hari, kalau membaca dan menulis aku selalu melakukannya hampir di setiap ada kesempatan. Mungkin mendengarkan podcast bisa termasuk hobi, tapi hanya ketika aku sudah lelah dengan membaca.


Tidak ada hobi yang ingin kucoba lagi, hidupku terlalu monoton, jangankan hobi, pakaianku saja 90% warnanya abu. Selebihnya ada berbagai macam warna dan kebanyakan malah gelap. 

Makanan, aku sangat suka sekali makan telur. Entah itu di ceplok atau dadar dan diapakan saja asalkan telur, dan itu setiap hari. Makanan berat harus selalu ada telurnya, rasanya ada sesuatu yang kurang kalau makan tanpa telur. Apakah ada bisul dan wajah menjadi jerawatan? Alhamdulillah-nya tidak. Sejauh ini baik-baik saja.


Aku bingung jika ditanya hobi apa yang sedang ingin kucoba.


Benar-benar tidak ada. 

Bahkan sampai caption ini mau selesai, aku terus berpikir kira-kira hobi apa ya, dan tidak ada. 


Ah sudahlah. Tidak terlalu penting apa hobiku dan hobi yang sedang ingin dicoba, yang terpenting adalah lakukan apa yang bisa kamu lakukan, dan fokus dengan itu.



Day 27

DI MANA AKU INGIN TINGGAL PADA KEHIDUPAN YANG IDEAL?


Aku sudah pergi ke berbagai daerah di Indonesia. Menikmati dan merasakan bagaimana hidup di daerah tersebut. Mengenal lingkungannya, melihat dan merasakan bagaimana sambutan penduduk disekitarnya, aku juga melihat banyak aspek seperti mata pencaharian orang-orangnya, apakah dekat dengan pusat refreshing atau tidak (aku sangat suka sekali mall dan pantai), dan yang paling penting adalah akses transportasi dan kesehatan harus mudah dan lengkap.


Beberapa daerah yang pernah aku tinggali, Cianjur, Bandung, Sumedang, Jakarta, Bali, Kalimantan Timur, Bangka Belitung, Tangerang, Bogor, Sukabumi, dan Subang.


Dari sekian banyak kota yang pernah aku tempati, yang menurutku paling nyaman adalah Bandung. Karena suasananya sangat santai. Udara yang memang kalau siang pasti panas, tapi masih dalam batas wajar, tempat makan yang sangat beragam dan enak juga cocok di lidah, teman-teman dan saudara juga banyak di kota Bandung, apalagi sekarang bocil juga disini, banyak aspek yang menjadi pertimbangan kenapa aku lebih cocok tinggal di kota Bandung. Ke pantai memang jauh, perlu 4 jam ke arah selatan Garut, atau 6 jam ke Pangandaran, atau 1,5 jam ke Bali :)


Bali? 

Iya, aku punya keinginan jika sudah masa tua nanti tinggal di Bali lagi.

Tidak bisa sendiri, mungkin harus bersama mereka. 


Entahlah. 


Dimana pun, yang penting aku bahagia dan bersama orang-orang yang aku sayangi. 



Day 28

KE MANA AKU INGIN PERGI DALAM LIMA TAHUN KE DEPAN?


Jujur saja aku tidak pernah ada planning, jangankan untuk lima tahun ke depan, untuk besok atau lusa saja aku tidak pernah ada keinginan yang bagaimana. Aku sangat mudah bosan dan plin-plan. Seperti udara yang selalu bergerak sekalipun di dalam wadah yang tertutup.


Aku sedang fokus untuk memperbaiki diri sendiri, agar lebih baik dari hari ini, karena tugasku adalah bagaimana menjadi versi yang terbaik dari diriku. 


Sekalipun memang dipaksa harus menjawab ingin pergi ke mana dalam lima tahun ke depan, jawabanku masih tetap tidak tahu.


Aku selalu percaya dengan yang namanya apa yang aku tanam hari ini maka itu yang akan aku tuai dikemudian hari.

Dimana pun dan kemana pun, bagi aku tidak masalah, sesulit itu ya pertanyaannya. 

Mungkin karena aku tidak ada ambisi yang lebih untuk keluar dari zona nyaman ini.


Eh, tapi Bali sepertinya oke juga. 

Ah nggak jadi deh aku milih di Bandung saja :)



Day 29

APA YANG TERPIKIRKAN KETIKA AKU MENDENGAR KATA "SELF CARE"? APA MAKNANYA BAGIKU? BAGAIMANA AKU BISA MEMPRAKTIKKANNYA?


Perawatan diri, perawatan kesehatan dan segala sesuatu yang bisa mencegah terjadinya penyakit entah itu secara mental dan emosional. 


Maknanya bagiku sangatlah penting, karena sebagai vitamin atau suplemen untuk kehidupanku kedepannya. Bahkan bisa dibilang seperti investasi, karena memang sepenting itu. Bisa mengurangi tingkat stres, tidak menjadi depresi, tidak terlalu cemas, bahkan bisa meningkatkan kebahagiaan. 


Bagaimana aku mempraktikkannya?

Yang termudah adalah aku tidak terlalu fokus atau bahkan menghindar dari adanya konflik. Aku tidak lagi nyaman jika harus berdebat, lebih baik aku diam atau bergerak pergi dan berlari. 

Mungkin aku juga lebih berfokus kepada hal-hal yang membahagiakan, lebih tepatnya melakukan hal-hal yang membuat perasaan dan pikiranku lebih bahagia. 

Entah itu membaca, menonton film, menulis, menghabiskan waktu bersama bocil, jalan-jalan random, dan banyak lagi. 


Meskipun terkadang ada kalanya aku berada di titik stuck dengan keadaan yang sebenarnya tidak pernah aku kira, membuat diriku sedikit "rungsing" dan apalagi aku orangnya moody parah, tapi ketika aku bisa kembali mengontrol semuanya, everything is fine.



Day 30

APA YANG DAPAT KULAKUKAN UNTUK TAKE BETTER CARE OF MYSELF?


Selamat Hari Raya Idul Fitri 1444H🙏


Aku sedang berkumpul bersama keluarga besar di rumah. Sebenarnya sudah biasa, tapi ada rasa bahagia yang berbeda di setiap tahunnya. Selalu ada momen yang berbeda disaat kebersamaan. 

Aku ada perjanjian kecil dengan keluarga terutama kedua kakak dan adikku, yaitu untuk membatasi percakapan atau berinteraksi melalui chat/ sosial media. Kebetulan kami tinggal berjauhan, berjumpa hanya pada saat ada acara atau momen tertentu saja. 

Jadi kami akan membahas semua topik pada saat bertemu saja. Suatu kebiasaan yang tidak biasa tapi menyenangkan bagi kami. 


Apa yang aku dan saudara-saudaraku lalukan adalah salah satu cara untuk take better care of myself (masing-masing), karena aku bisa menjaga diri dari hal-hal yang mungkin jika aku terlalu intens bertukar kabar dan saling tahu apa yang sedang kami lakukan atau bahkan menjurus ke hal-hal yang pribadi, besar kemungkian untuk timbulnya konflik akan lebih banyak.

Jika terlalu banyak atau sering berkonflik antar sesama keluarga, nantinya jika ada suatu masalah yang seharusnya keluarga atau saudara yang menjadi support system malah akan menjadi sebaliknya.

 

Selanjutnya, untuk take better care of myself mungkin lebih berpikir yang positif saja.

---

*Aku kangen si bocah. 

Terakhir kita bertemu dia sedang marah-marah, emosinya sedang tidak stabil, meskipun pada akhirnya kami kembali baik melalui chat singkat di WhatsApp. 

Aku belum mengucapkan selamat lebaran sama dia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar kamu disini!👇✌️😁