Official Blog of Nugi Nugraha || Member of Google Corp & Blogger - Since 2011 || Copyrights 2011 - 2024 by Personal Blog & Google

Jumat, 19 Mei 2023

Hidupku Saat Ini



Seiring berjalannya waktu dan berkurangnya usia, cara berpikirku ternyata tidak seperti dulu lagi. Yups, meningkat. Dalam artian speed but sure. 


Aku paling mengerti diriku, aku sangat memahami perasaanku, aku sangat tahu kapasitas yang ada dalam diriku, ketika berpikir dengan jernih tanpa melibatkan perasaan semuanya nampak lebih baik. 


Ambil contoh ketika dulu aku jatuh hati kepada seseorang dan mendapatkan feedback yang tidak sesuai harapan, aku butuh waktu yang cukup lama untuk move-on, butuh lagu yang baru yang pas dengan apa yang aku rasakan, butuh pergi ke suatu tempat untuk healing istilahnya, butuh malam yang panjang untuk merenungi apa yang sudah terjadi, butuh some drink dan clubing untuk menetralisir perasaan yang menumpuk di dalam hati, dan yang lebih parahnya adalah butuh hati yang baru agar aku bisa melampiaskan semuanya yang entah nantinya akan beneran lanjut atau memang hanya sekedar akan menjadi sampah. 


Sekarang? 

Maybe need it tapi tidak seperti dulu, karena aku bisa dengan cepat mencerna dan memahami apa itu kebenaran dan penerimaan yang sesungguhnya, semua tentang logika. 

Karena ada beberapa hal yang tidak bisa aku ubah, apalagi letaknya ada di diri orang lain. Bukan hanya perasaan tapi banyak faktor yang menyebabkan semakin kesini semakin tidak akan terkendali jika harus dipikirkan, diusahakan dan dilakukan. 


Aku bisa dengan cepat menerima kenyataan itu. 


Apalagi jika melibatkan banyak pihak agar terhubung dengan perasaan yang ada dalam diriku, tidak semua orang bisa menerima dengan apa yang aku lakukan dan sudah aku putuskan juga aku jalani sejauh ini, tentu saja karena selain beda orang dengan perbedaan cara berpikirnya, aku merasa tidak perlu lagi untuk menyebarkan informasi bahwa this is me, how I feel dan what I want. 


Semisal aku sedang berlumur kotor, lalu berjalan melewati beberapa orang dan mereka dengan mudahnya menerka dengan apa yang mereka lihat, mengandalkan mata bukan bersama hati.

Katanya aku terjatuh ke kubangan kotoran sapi, tenggelam ke lumpur yang dalam, padahal aku hanya terpeleset ke tanah merah. 

Katanya kakiku terkilir dan bahkan harus diamputasi, katanya seluruh badanku penuh dengan luka, padahal celanaku hanya sedikit robek, tanganku saja hanya lecet yang bahkan tidak sebesar goresan pensil. 

Mereka terlalu membesarkan dengan sesuatu penglihatan, aku sendiri malah membiarkan dan membebaskannya.


Aku adalah aku menurutku,

dan hanya karena aku muncul dihadapan mereka semua itu menjadi urusan mereka agar aku menemukan dan kembali ke jalan yang menurut mereka benar. 


Membuat mereka mengenalku utuh adalah hak mereka dan aku bahagia jika memang itu terjadi, tapi tidak jika hanya mengandalkan mata bukan dengan hati.


Aku tahu dan mengerti juga memahami bagaimana jalan dan segala pilihanku bahkan dengan segala resikonya. 

Aku tidak akan terpengaruh dengan ucapan mereka yang tidak tahu apa-apa tentangku, mereka hanya melihat trailer kehidupanku, mungkin mereka hanya menonton endingnya saja tanpa pernah mau menonton dari awal cerita dimulai. 

Jalan ceritaku tidaklah mudah, penuh liku dan banyak tantangan juga rintangan. 


Aku tidak memperdulikan dan mempermasalahkan semua itu, semua orang mempunyai hak untuk menilai dan mendeskripsikan pengertian menurut mereka masing-masing. 

Semua itu bisa aku jadikan pelajaran yang sangat berharga, bisa memilih dan memilah jika ingin berjalan dengan rute yang akan dilalui selanjutnya, apalagi sampai sejauh ini memang tidak akan pernah mudah jika berjalan diatas krikil tanpa alas kaki meskipun aku pernah berjalan diatas bara api, karena hantaman yang berupa ucapan yang kadang membuatku berpikir berkali-kali jika harus mengikuti alur yang orang lain buat. 


Sampai kapanpun tidak akan pernah ada habisnya jika selalu mendengarkan apa yang orang lain katakan. 

Berbuat baik sebaik apapun jika mereka sudah menyimpan perasaan tidak suka maka semuanya akan terlihat buruk di mata mereka. 


Langkah kakiku memang tidaklah selalu lurus, banyak luka yang tidak sempat aku obati, tapi dibalik semua itu aku mempunyai pemikiran yang selalu positif terhadap orang yang aku temui, aku selalu menanamkan rasa peduli yang tinggi, selalu memasukkan istilah memaklumi jika memang orang itu tidaklah mengerti, karena memang harus seperti itu jika aku masih mau menjalani kehidupan yang baik-baik saja, memangnya apa yang semua orang cari di kehidupan ini? Mengorbankan banyak waktu, memikirkan banyak hal, berusaha menyelesaikan banyak masalah, untuk apa semua itu?

Kalau aku pribadi hanya mencari ketenangan. Iya, hanya agar kehidupanku tenang dan baik-baik saja.


Mungkin aku tidaklah baik, kehidupanku juga sangatlah buruk, terlalu banyak cerita yang menyakitkan, even semua orang juga seperti itu, tapi aku tidak pernah membenci diriku sendiri, aku tidak pernah menyesali masa laluku, justru aku mensyukuri semua hal yang pernah terjadi dalam hidupku, aku menikmati perjalananku pada saat ini entah baik ataupun sebaliknya, menapakkan langkahku dengan pasti agar tahu betapa berharganya waktu yang sedang aku jalani, karena aku merasa tidak ada yang pecuma dan sia-sia, semuanya bermakna. 

Aku juga tidak pernah khawatir dengan masa depanku akan seperti apa, karena aku sadar bahwa tidak ada yang bisa dipercepat dan diperlambat, semuanya harus sesuai sebagaimana mestinya, tidak ada yang bisa dihindari dan dilewati ataupun dikecualikan. 


Aku mencintai diriku, rasa sakit dan rasa bahagia adalah bagian dari perjalanan hidupku.

Dan aku mencintai orang-orang yang ada dalam kehidupanku entah itu sesaat ataupun untuk selamanya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar kamu disini!👇✌️😁