Official Blog of Nugi Nugraha || Member of Google Corp & Blogger - Since 2011 || Copyrights 2011 - 2024 by Personal Blog & Google

Minggu, 17 September 2023

Sementara

 



Memang, uang adalah salah satu yang bisa membuat orang bahagia, tapi uang itu bukankah segalanya meskipun pada kenyataannya segalanya memang butuh uang.

Karena pada kenyataannya kebahagiaan itu tidak dibentuk dari seberapa banyak uang tapi bagaimana bisa menciptakan dan menggunakan kesempatan untuk berbahagia.

Semuanya kembali tentang waktu.

Yang tidak akan pernah kembali, yang tidak bisa dibeli, dan yang lebih berharga daripada uang itu sendiri.


***


Aku pernah dicintai sampai begitu dalam, dulu, saat aku sedang fokus pada materi yang menjadikan rasa bahagia dibandingkan dengan yang lainnya. 

Dia selalu mengejarku seolah tidak pernah habis langkah, dengan segala keterbatasannya selalu memberikan apapun yang dia punya, memberikan waktu yang dia miliki ditengah kesibukannya, kapanpun aku butuh maka dia akan berusaha untuk selalu ada. 

Sampai ada disaat aku tidak membutuhkannya lagi. Aku hanya melihat sisi materi bukan karena yang lainnya. Disaat aku sudah bisa menemukan apa yang tidak bisa dia berikan. 

Hingga dia pun berhenti begitu saja. 


Dan ada beberapa cinta yang lain yang kurang lebih seperti itu, tapi selalu berakhir hampir karena hal yang sama. 



Untuk saat ini, mungkin sudah berlangsung hampir satu setengah tahun disaat pertama bertemu dengannya, dan mungkin dua setengah tahun kalau dimulai dengan awal perkenalan. 

Dari pertama hingga saat ini aku menganggapnya hanya sebagai "sementara", bahkan bukan hanya dia, tapi siapapun orangnya aku akan memperlakukannya seperti itu. Selain aku tidak lagi memprioritaskan sebuah hubungan menjadi sesuatu yang penting, karena aku tidak lagi ada feel untuk ke arah yang lebih jauh. Semuanya hanya sementara. 

Tertarik, berkenalan, ketika sudah tau maka sudah pasti akan berakhir dengan berlalu begitu saja. Kalaupun memang ada ketertarikan untuk lebih bahkan ke arah yang lebih jauh, aku akan segera mengakhiri semuanya. Aku masih sanggup untuk menyudahinya. Tidak sulit bagiku untuk mengendalikan perasaan seperti itu. Easy beazyy.


Dari sekian banyak orang yang kurang lebih alurnya hampir sama seperti itu, ada satu orang yang sampai saat ini ternyata perasaanku masih sama seperti dulu. 

Bukan salah dia jika memang aku harus mengakui bahwa dialah orang yang pernah membantuku melewati saat sulit 2022 lalu. 

Disaat tidak ada satupun orang yang mampu mengobati patah hatiku disaat itu, bahkan orang terdekat sekalipun, tapi dia, dengan segala kekurangan dan keterbatasannya, dia mempunyai waktu dan kata-kata untuk menjadi obat bagiku. Bersamanya aku mampu melewati masa-masa itu meskipun tidak dengan kebersamaan secara fisik tapi emosinya yang menyertaiku kala itu. 

Menjadi salah satu alasan juga agar aku bisa keluar dari zona yang tidak pasti dalam sebuah hubungan, bahkan menjadi salah satu alasan aku untuk meninggalkan Jakarta. 

Memang tidak berlangsung lama, karena aku segera membatasi diri, pikiran dan perasanku yang hampir tidak terkendali. 

Sedikit menyakitkan tapi aku sadar bahwa itu tidak akan pernah berhasil jika diteruskan. 


Aku selalu mencari "sementara" yang lain, tidak lagi berkomunikasi melalui apapun entah itu bertukar chat atau mencari tau melalui sosial media dan atau apapun itu, aku menganggap dia ada tapi cukup dengan ya sudah. Mungkin move-on?

Tapi kita selalu dipertemukan lagi dan lagi oleh waktu dan tempat yang tanpa pernah diharapkan sebelumnya, berkali-kali.

Harus berpura-pura seolah tidak pernah terjadi apa-apa, harus bertingkah seperti orang pada biasanya dengan basa basi yang tidak penting, saling lirik dan angguk tidak jelas, saling lempar senyum mesem tanpa arti apapun, saling curi pandang seperti orang aneh "apa sih?", melakukan hal-hal yang semuanya terlihat canggung. 

Selain aku tidak lagi mau ke arah yang lebih jauh, aku juga menghindari banyak masalah jika memang kedepannya kita teruskan. Karena jika sampai orang-orang tau, habis dan tamatlah riwayat kita.

Jadi untuk sementara ini kita akan seperti itu, membiarkan semuanya berlalu begitu saja. Meskipun rasa ini masih tetap ada, tapi sejauh ini aku masih mampu untuk mengendalikannya. Aku bangga kepada diriku yang tidak lagi memprioritaskan sebuah hubungan menjadi sesuatu yang lebih penting. 



Aku mempunyai keinginan yang entah akan terwujud atau tidak, karena melihat keadaan hingga saat ini ternyata butuh waktu yang tidak sebentar, aku hanya ingin semuanya seperti biasa, bahkan seperti saudara sebagaimana seharusnya. 


Entahlah. 


Aku sudah membuang waktuku untuk menulis hal yang tidak penting seperti ini. 

Tapi entahlah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar kamu disini!👇✌️😁