Official Blog of Nugi Nugraha || Member of Google Corp & Blogger - Since 2011 || Copyrights 2011 - 2024 by Personal Blog & Google

Senin, 18 September 2023

Repas



Seperti halnya hembusan angin berlalu dan burung terbang menyeruak masuk bersama awan yang menjulang, bersama mereka takkan terpisah walau badai menerpa.


Induk ayam yang kebingungan mencari anaknya yang terpisah, induk elang yang dengan sigapnya memisahkan predator dari anak-anaknya, gajah yang mengutamakan kebersamaan ditengah perjalanan mereka tanpa alfa satu pun dari jalurnya. 


Sebagian hewan yang dikenal buas seperti singa pun masih tetap selalu menjaga anak dan anggota keluarga lainnya dari berbagai ancaman dan terpaan apapun. 


Tapi kenapa manusia yang katanya disebut sebagai makhluk paling sempurna tapi berprilaku malah sebaliknya, masih banyak yang mengutamakan dirinya sendiri tanpa pernah mau peduli dengan orang disekitarnya, bahkan anaknya sendiri. 


Manusia yang katanya berakal tapi masih banyak dari mereka yang menggunakan pola pikirnya hanya untuk menyakiti dan mematahkan bahkan menghancurkan perasaan manusia lainnya bahkan anak-anaknya. 


Bukannya menghapus air mata anak-anaknya, malah menumbuhkan banyak luka disetiap bagian tubuh tanpa terkecuali pada hati dan pikirannya. 

Menorehkan sejarah buruk disetiap keadaaan tanpa mengingat betapa sakitnya semua kenangan itu jika memang terpaksa harus mengingat banyak hal dari kenyataan itu. 


Melampiaskan kekesalan tanpa melihat keadaan disekitarnya, orangnya, bahkan orang terdekatnya sekalipun. 

Merefleksikan opini yang dia miliki untuk mempersulit proses hidup orang lain, memaksa orang lain agar selalu mengikuti keinginan dirinya, hanya menyampaikan yang dia mau tanpa pernah bertanya apa yang orang lain inginkan. 


Keegoisan dan keserakahan juga rasa sombong yang dia kibarkan seperti bendera kemenangan dimana dia tidak menyadari akan hal itu. 

Seperti sebuah pengakuan tanpa rasa sadar bahwa semua itu hanya sebagai gambaran bahwa manusia hanya makhluk biadab tidak ada bedanya dengan binatang najis lainnya yang tertulis di kitab-kitab yang manusia itu baca sendiri. 


Melakukan hal yang menurutnya paling baik dibanding manusia lainnya, berlafal bahwa manusia lainnya harus selalu mengikuti apa yang dia contohkan tanpa menyadari bahwa semua itu hanyalah menutupi kepalsuan yang ada dalam dirinya. 

Menghentak dengan kecepatan mulut berbicara tapi tindakan yang tidak pasti. 


Lidahnya seperti pisau bermata dua, tajam. 

Pikirannya seperti gumpalan awan hitam, kelam.

Hatinya seperti rimbunnya tumbuhan berduri, (...).



Aku tidak akan pernah memahaminya, memakluminya, menitikkan rasa sedih atau karena kekecewaan terhadapnya. 

Aku hanya mampu menerima kenyataan tanpa akan pernah bertanya alasan pasti kepadanya. 


Ada satu keyakinan dalam hidupku, bahwa aku tidak ada kewajiban untuk membuktikan apapun kepada siapapun sekalipun itu kepada orang yang katanya pernah menorehkan tinta DNA pada tubuh yang repas ini. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar kamu disini!👇✌️😁