Official Blog of Nugi Nugraha || Member of Google Corp & Blogger - Since 2011 || Copyrights 2011 - 2024 by Personal Blog & Google

Rabu, 14 Desember 2022

Sarkasme dan Hati Manusia


 Ini tentang hati manusia yang setiap saat bisa berubah, seperti warna hitam dan putih yang menjadi abu-abu, ataupun pelangi yang hanya nampak setelah rintik hujan.

Semua orang mempunyai pendirian, punya banyak mimpi dan harapan, tapi kenapa aku tidak? 

Masih tentang hati yang aku miliki, tentang pikiran yang aku kagumi, secepat itu berubah pikiran, secepat itu berubah perasaan, aku mampu membenci dan mencintai secara bersamaan, mampu bahagia dan sedih dalam satu momen, mampu peduli dan acuh saat itu juga, aku bingung dengan diriku, kenapa seperti itu? 


Apakah aku masih dalam tahap mencari kedewasaan dalam diri? Karena memang sebenarnya kedewasaan seseorang dimulai saat dirinya sadar bahwa dia belum dewasa. 

Tentang perubahan dalam hidup, tidak tau seberapa banyak luka dan rasa sakit yang diperlukan untuk menjadi seperti sekarang ini, apakah sudah cukup ataukah akan terus bertambah dan terulang, diri sendiripun tidak akan pernah tau.

Kita hanya bisa merubahnya untuk menjadi suatu pijakan dan pelajaran agar hidup menjadi lebih baik. 


Aku pribadi sudah tidak lagi mempunyai ambisi untuk sesuatu, tidak ada cita-cita apalagi cinta, semua itu rasanya hanya akan menjadi penghambat dalam hidup, mungkin sebagian orang mempunyai banyak wishes setiap harinya, tapi aku tidak, entah ini karena aku pribadi yang tidak mau ribet atau memang banyak faktor yang hingga akhirnya hanya tinggal mensyukuri apapun yang datang dalam kehidupan ini, aku sudah jarang meminta kepada-Nya, rasanya aku malu terus menerus meminta untuk lebih tapi takut untuk bertanggungjawab jika permintaan ku dikabulkan, apalagi lupa mensyukurinya. 

Aku juga tidak iri dengan apa yang orang lain miliki, karena aku selalu menganggap bahwa mereka tidak mempunyai apa-apa, semua itu hanya titipan, semakin banyak yang didapatkan maka semakin besar pula tanggungjawabnya. 

Aku tidak lagi dalam fase  berlomba-lomba untuk lebih cepat atau lebih tinggi, aku sedang di fase untuk terus bersyukur dan menerima apapun itu, bukan naif, keinginanku ada, tapi selalu terpatahkan oleh akan banyaknya permasalahan, aku bukan pengecut, aku hanya melihat dari sisi logika tanpa rasa, bahwa semuanya tidak akan pernah terkendali saat suatu keinginan yang tercapai.


Tentang rasa kecewa, sekalipun seseorang yang berjanji akan berubah dan aku pribadi tidak berjanji akan terima. 

Waktu yang sudah berlalu memang tidak akan pernah kembali, meskipun berusaha untuk mengulang kembali, tapi semuanya tidak akan sama seperti dulu, pikiran dan perasaan kita bertumbuh setiap saat, semakin hari semakin percaya bahwa semuanya akan hancur jika tiba saatnya, apalagi kepercayaan yang sekali robek maka tidak akan pernah kembali utuh. 


Dulu aku menggantungkan hati pada kenyamanan bersama seseorang, tapi ketika kail itu lepas semuanya berantakan, dan aku menyadari bahwa tidak ada yang bisa mengerti diri kita selain diri kita sendiri. 

Kita tidak harus selalu bergantung kepada orang lain, kita harus mampu mengontrol diri dan pikiran juga perasan kita sendiri. 

Kita tidak harus bergandengan tangan, tidak harus selalu mencari telinga orang lain untuk mendengarkan lagu-lagu kesedihan dan keputusasaan juga rasa sakit kita, kita harus mampu melewati semuanya sendiri. 


Cara berpikir ku juga semakin hari semakin terbuka, tidak harus orang lain tau jika kita sedang terpuruk, mereka tidak harus tau kalau kita sedang bersedih, justru kita harus memperlihatkan bahwa semuanya baik-baik saja, semua masih dalam kendali kita dan dalam kontrol kita sendiri, tentu saja kita harus berbicara dengan diri sendiri bahwa kita mampu menemukan solusi dan menyelesaikan apapun dengan cara kita sendiri. 


Kita juga jangan lupa bahwa  dalam hidup ini banyak pilihan, ketika kita sudah memilih sesuatu harus fokus dengan pilihan itu, jangan  ragu apalagi takut untuk menjalaninya, selama kita nyaman dengan pilihan kita, sebaiknya jalani saja, hidup kamu milik kamu dan  apapun pilihan kamu itu adalah tanggungjawab kamu, kamu pemilik tubuh kamu, tidak harus mendengar apa kata orang lain yang berusaha untuk merubah pandangan kita akan sesuatu.

Yang menurut kamu benar ataupun salah sudah tidak perlu lagi campur tangan apalagi pendapat orang lain. 


Aku tidak tau kenapa bisa berpikir sejauh ini, tidak tau juga bahwa ternyata aku mampu menjadi orang yang berbeda dari orang lain yang terbiasa dengan persamaan dan satu pembenaran. 

Aku merasa bahwa cara berpikir ku tidak lagi sama dengan manusia pada umumnya, pandangan tentang kehidupan, agama, sosial dan cinta juga hak-hak sebagai manusia yang bebas akan pilihan dalam menentukan cara menjalani hidup.

Terlalu ruwet seperti benang kusut, seperti debu tanpa sapu, seperti suara tanpa nada, seakan-akan semuanya nampak berbayang tanpa pantulan, isi pikiranku sudah terlalu penuh dengan banyaknya obrolan didalam sana, belum bertemu dengan orang yang memiliki pandangan yang hampir sama, belum bertemu dengan seseorang yang setidaknya mampu mengimbangi apa yang aku sampaikan, ataukah mungkin tidak akan pernah ada? 


Tentang open minded dan cara berpikir yang luwes, kadang tidak harus sama, menjadi pendengar saja sudah lebih dari cukup, tidak harus seimbang ataupun sederajat, cukup duduk di sampingku dan bersandar di bahuku, tidak perlu berjanji akan selalu ada, oh iya aku pribadi tidak suka dengan ucapan janji. 


Hidup kadang harus seperti air mengalir, terkadang juga harus seperti arus sungai yang mengalir tanpa hambatan apalagi takut dengan gertakan, karena pada dasarnya manusia itu serba ingin tau, selalu ingin lebih dan berada setingkat diantara yang lainnya, banyak yang butuh validasi dari orang di sekitarnya, sifat manusia yang terkadang tidak bisa dimengerti oleh manusia itu sendiri. 


Damned! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar kamu disini!👇✌️😁