Pada saat dulu, semua aplikasi visa (DV Lottery) harus mengeluarkan sedikit biaya untuk mengirim semua dokumen termasuk pas foto melalui pos ke Kentucky Consular Center (KCC) di Amerika. Tidak seperti sekarang, katanya semua aplikasi visa bisa di isi secara online.
Pada saat aku terpilih mendapat kesempatan GC waktu itu, kata KBRI jumlah orangnya lebih dari 5000 pendaftar. Tapi hanya ada sekitar 50 orang saja yang bisa di acc dari seluruh negara, salah satunya adalah aku.
*
Semenjak bekerja di kantor intelijen ini, kebiasaan hidupku berubah 180 derajat. Yang biasanya tidak suka pantai pun, karena banyak teman di kantor yang mengajak, aku sering ikut pergi ke pantai untuk sekedar mengantar teman atau hanya untuk jalan-jalan jika hari libur.
Pekerjaanku juga tidak yang aneh-aneh masih mengurus administrasi saja, mencatat pemasukan dan pengeluaran. Ada untuk pelatihan, obat-obatan, pengadaan alat-alat kantor dan lapangan. Ada juga pemasukan dana dari A, B dan dari lembaga-lembaga penting di negara ini. Tidak sedikit juga dari perusahaan swasta juga perorangan.
Oh iya, kantor tempatku bekerja juga ada cabang di negara lain, termasuk di negara bagian Asia. Bahkan di Indonesia pun ada. Tapi benar-benar masih tertutup, hanya orang-orang atau lembaga tertentu saja yang mempunyai akses untuk itu. Info ini aku dengar dari salah satu rekan kerjaku.
Di Amerika ada universitas juga yang lulusannya nanti akan langsung bekerja di kantor ini.
Di Indonesia ada salah satu sekolah khusus yang hampir mirip, letaknya ada di daerah Bogor.
Tapi memang belum open public pada 2011, kalau untuk sekarang kabarnya sudah banyak tersebar bahkan setiap orang bisa mendaftar.
*
Suatu hari setelah jam pulang kerja, aku diajak hang-out oleh beberapa temanku ke pantai, Virginia Beach tepatnya.
Ada 4 orang waktu itu. Diantara kami semuanya pendatang, meskipun ada Lerry yang berasal dari New York, yang lainnya dari negara bagian perbatasan, keturunan latin, beberapa juga ada yang dari Mexico.
Aku yang paling berbeda sendiri, secara keturunan Asia, orang Sunda lagi. Banjaran? Kalau yang belum tahu Banjaran bisa search di google.
Kehidupan di VA Beach (Virginia Beach) ternyata tidak seramai di pantai-pantai ternama lainnya seperti Hawaii dan Miami, tapi tetap saja gemerlapnya pada malam hari sangat luar biasa.
Sekitar pukul 10 malam kami sampai di sebuah pub yang tidak jauh dari pantai.
Udara pantai sangat terasa. Lerry mulai menawarkan minuman yang sudah dia pesan untuk kami berempat.
Jujur saja, kalau meminum minuman yang beralkohol sangat jarang semenjak tinggal di sini. Dulu pernah waktu masih tinggal di LA, itu pun karena ada tetangga sebelah yang merayakan pesta ulang tahun dan kebetulan aku diundang.
Kebanyakan disana minumannya khas dari Russia.
Yang sekarang kami minum pun dengan jenis yang sama.
Diantara kami berempat, Lerry-lah yang paling agresif.
Lirik perempuan sana sini, menggoda setiap perempuan yang berjalan di depan kami.
Kami bertiga hanya tertawa saja melihat tingkahnya. Apalagi kepalaku sedikit pusing.
Karena kami merasa masih ada yang kurang, ada yang mengusulkan bagaimana kalau mampir ke sebuah club sebentar sebelum pulang.
Akhirnya kami pun sepakat.
Tapi tidak masuk ke diskotik di daerah pantai sana, Lerry mungkin sudah punya tempat favoritnya, kami pun menuju kawasan Richmond, VA. Sekitar beberapa menit dengan cara berkendara, Lerry-lah yang lihai dalam hal itu.
Kami pun sampai.
NU Night Club nama tempatnya. (Promosi, karena saat itu sedang ada diskon, itung-itung balas budi). Alasannya karena tempat ini sangat strategis dan aman juga dari para gangster di sana, dengan keamanan yang ketat pula. Seperti saat kami mau masuk saja harus dan wajib sekali melewati box pemeriksaan. Kabarnya tidak jarang para selebriti di sana yang sering menghabiskan waktu luangnya di tempat ini.
Memang, bukan kali pertama aku memasuki tempat clubbing seperti ini, tapi semenjak di sini aku baru sekarang.
Aku tidak ikut yang lainnya ke tengah untuk mengikuti alunan musik. Aku hanya duduk saja di bar.
Seru juga.
Beda sekali saat masih di Bandung, kawasan Pasir Kaliki.
Masih ingat saat itu diajak beberapa teman kuliah. Kebetulan diantara temanku ada yang sedang merayakan ulang tahun kala itu.
Karena aku hanya sendiri dan duduk saja, aku pun terus memesan minuman. Minum, minum dan minum lagi.
Dan yang aku ingat...
***
Aku terbangun di sebuah tempat tidur dengan matahari yang langsung menyinari mataku, di sampingku ada seorang perempuan.
Oh Tuhan! Apa yang telah terjadi?
Ternyata semalam aku terlalu banyak minum hingga akhirnya aku ambruk. Untungnya temanku sewaktu kerja di LA, namanya Natally masih mengenaliku. Kebetulan juga dia semalam ada di sana. Kabarnya dia juga pindah kantor ke daerah yang tidak jauh dari pantai, dan dia pun membawaku ke apartemennya.
Natally? Ternyata Amerika tidak terlalu luas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kamu disini!👇✌️😁