Official Blog of Nugi Nugraha || Member of Google Corp & Blogger - Since 2011 || Copyrights 2011 - 2024 by Personal Blog & Google

Senin, 25 Desember 2023

Nugraha is My Name (part 18)

Nugraha is My Name (part 18)


PERINGATAN !



Sebelum membaca artikel ini, diharapkan agar pembaca sudah berusia 17 tahun, mempunyai kemampuan untuk menghargai dan menerima juga open minded. 

Karena artikel ini berdasarkan pengalaman pribadi dan terdapat konflik secara mendalam dari konteks, paradigma, opini dan juga akan menyertakan orang-orang yang pernah ada di kehidupan pribadi sang penulis secara jujur yang bisa dikonfirmasi secara komprehensif. 


- Nugraha is my name. 


-------


Tidak pernah tau seberapa kerasnya usaha seseorang untuk mencintai takdirnya, maka jangan pernah merusaknya dengan lisan yang tidak bertanggung jawab.


-------


Semua sudah selesai ya? 

Terima kasih ya sudah sempat hadir di dalam hidupku.

Mengenalmu bukan bagian dari rencanaku, tapi aku senang pernah mengenalmu walau hanya sebentar. 

Aku senang disaat kita bercerita tentang hal kecil sampai hal-hal yang belum pernah kita ceritakan kepada siapapun.


Sejauh apapun jarak diantara kita kedepannya nanti, aku tidak akan pernah berusaha untuk melupakan semua hal yang pernah terjadi. Banyak pelajaran yang bisa aku ambil, bagaimana cara memperlakukan orang dengan baik, mendengarkan semua isi hati dari orang lain tanpa menghakiminya, aku juga menjadi banyak bersyukur disaat semua keterbatasanku selama ini ternyata masih bisa berguna untuk membantu menyembuhkan banyak luka yang pada awalnya hanya sebagai sandaran malah menjadi tujuan utama dari segala arah penjuru rasa. 

Aku yang sedang ingin menyerah dan menjauh dari banyak hal yang selalu membingungkan, tapi pertemuan kita malah membuat cerita baru seolah-olah Dia tidak rela jika aku benar-benar lepas dari peran sebagai orang yang bisa hidup tanpa orang lain, dan itu kamu. 

Kamu yang sejak pertama bertemu saja tidak pernah aku masukkan dalam ceritaku, tapi kegigihan dan usahamu yang terus menerus tanpa henti agar bisa masuk dalam bayangan sebelum tidur bahkan dalam mimpiku, hingga akhirnya aku menerimamu sebagai sosok yang nyata dan benar-benar ada dihadapanku dengan banyak sayatan entah ribuan bahkan jutaan luka yang jelas terlihat hingga teraba bahkan terasa. 


Aku bukan tipe orang yang tidak memiliki perasaan, empati dan rasa simpatiku terlalu berlebihan. Itulah yang menyebabkan terjadinya sebuah hubungan diantara kita.

Aku menerimamu karena menghargai dan memaklumi keadaan rumit yang mungkin tidak bisa orang lain pahami, aku mengatakannya bukan cinta karena memang aku tidak pernah memiliki rasa itu. Tapi rasa sayangku melebihi ucapan dan perilaku mereka yang pada kenyataannya hanya setelah bertemu denganku-lah semua luka itu mulai memudar bahkan sedikit menghilang. 


Aku juga mengagumimu karena masih bisa bertahan ditengah keadaan yang mungkin aku sendiri saja belum tentu sanggup menjalaninya. 

Seperti yang pernah kamu katakan, memang, setiap orang mempunyai jalan hidup dan cerita masing-masing termasuk  permasalahan di dalamnya. Tapi disaat sudah sejauh ini aku berjalan dan jika harus dihadapkan dengan situasi yang sedang kamu alami, aku mungkin akan memilih untuk mundur. Belum tentu aku sekuat kamu. Dan kamu masih bisa sampai sejauh ini. 


Kamu juga baik, sweet, perhatian, memperlakukanku seperti seseorang yang sudah lama kamu kenal. Mungkin memang sedikit berlebihan, dan aku tidak menyukai hal itu. Aku sudah berusaha untuk menerima semua perlakuan itu, tapi hati dan pikiranku tetap menolak menerimanya. 

Dari saban mana aku bisa hidup di dunia seperti ini, beberapa kali pernah aku bahas dalam tulisan entah di part ke berapa, aku bukan tipe orang yang menerima begitu saja. Aku suka materi, tapi aku bukan orang yang menerima pemberian apalagi bantuan. Aku suka materi, tapi dengan harga diriku yang aku pikir kamu tidak mengerti akan hal itu. 

Berkali-kali aku sudah katakan, aku mempunyai waktu untuk diriku yang tidak bisa orang lain ganggu, aku mempunyai waktu untuk teman-temanku yang tidak boleh kamu ganggu, aku juga mempunyai waktu bersama kamu yang tidak bisa orang lain ganggu. Tapi kamu mengabaikannya berulang kali. 

Aku terlalu muak untuk diperlukan seperti itu. 


Kemarin sore salah satu contohnya.

Baiklah, kamu datang jauh-jauh untuk mengantarkan obat yang sebenarnya bisa aku beli sendiri dengan uang aku sendiri. Bahkan rela macet-macetan dan hujan-hujanan. Aku juga sudah berkali-kali mengatakan untuk tidak perlu melakukannya karena selain jauh itu juga buang- buang waktu saja. Apalagi aku sedang ada acara. 

Dan kamu "keukeuh". 

"Aku berkorban demi kamu masa kamu ngomong gitu." Itu yang selalu kamu katakan. 

Aku tidak butuh semua itu. 

Mungkin kamu berusaha untuk menjadi bagian dari hidupku secara nyata, tapi aku sudah terbiasa hidup sendiri dan melakukan hal-hal sederhana seperti itu sendiri. Bahkan aku pernah berkali-kali hidup dalam keterasingan sendiri tapi aku mampu melewatinya. Dan apa yang kamu lakukan itu tidak akan berarti apa-apa untuk aku. Karena yang aku mau hanya melihatmu menjadi orang yang lebih baik. Aku tidak menyepelekan pengorbananmu, tapi aku benar-benar tidak memerlukan itu semua. 

Mungkin kamu merasa berhutang kepadaku, karena sudah pernah memanusiakan manusia seperti kamu ditengah mereka yang mengabaikanmu, mungkin kamu merasa tidak enak karena selalu menceritakan semuanya  kepadaku dengan responku yang bisa diterima olehmu, mungkin kamu merasa ingin berbalas budi karena ternyata dengan adanya aku kehidupan kamu menjadi lebih damai dan bisa belajar bahagia dari setiap situasi dan keadaan keluargamu yang selalu tidak baik-baik saja. 

Bahkan kamu pernah berjanji akan melakukan apa saja untukku dan menuruti apa yang aku katakan kepadamu. 

Oh God! 


Kedepannya mungkin aku juga tidak akan menghindarinya, karena aku masih bisa mengendalikan perasaan dan pemikiranku. 

Aku berusaha agar semuanya tetap berjalan apa adanya, tidak akan berusaha seolah-olah tidak pernah mengenalnya, tidak akan berpura-pura seakan tidak pernah menemuinya, tidak akan berakting bagai dua orang yang tidak saling mengenal. 

Sebelumnya aku sudah banyak berpikir tentang ini semua. Memperkirakan dengan dimulai dari mempertimbangkan dan melihat sisi baik dan juga buruknya bahwa hal seperti ini sudah pasti akan terjadi. 


Tidak dipungkiri, selama aku bertemu dengannya itu membuatku bahagia, memberi warna baru dalam hidupku. 

Tapi memang ada kalanya tidak selalu bahagia karena terkadang aku dipenuhi rasa khawatir entah aku takut dia mengetahui masa laluku, entah karena aku yang tidak bisa menjadi diriku sepenuhnya ketika bersamanya, aku juga merasa bahwa banyak hal yang tidak akan bisa dia terima jika suatu saat nanti dia mengetahui kebenaran bahwa dia bukanlah satu-satunya. 


Aku mengatakan kepadanya sesaat dia akan pergi dengan air mata yang tertutupi oleh basahnya air hujan, aku akan selalu berusaha ada untuknya, aku akan mendengarkan semua keluh kesahnya, aku akan berupaya keras untuk memberi banyak solusi dan masukan jika dia memintanya, mungkin aku akan tetap menegakkan badanku disaat dia membutuhkan sandaran dari kehidupan yang selalu tidak baik-baik saja diluar sana ditengah perjalanan hidupku yang sejatinya kita semua ketahui dari awal hingga saat ini pun masih sama saja perlu untuk diperbaiki dan tetap butuh akan sebuah perhatian, ya, kami berdua sama-sama membutuhkan sosok figur itu. Hidup kami berdua sangat menyedihkan. Hanya itu kesamaan diantara kami.


Tapi pada akhirnya aku harus banyak menerima dan mengikhlaskan banyaknya pertemuan yang berakhir dengan perpisahan. Aku sudah terbiasa dengan itu semua. Bahkan sejak mengenal seseorang saja aku sudah bisa menebak akan bagaimana akhirnya nanti. 


Tentangku, bukan berarti apa-apa untuk orang lain, dan tentang orang lain juga tidak harus berarti apa-apa untukku. 

Kedewasaanku terjadi disaat keluar dari pintu rumah itu dengan penuh kepercayaan akan banyak kejutan diluar sini, entah itu hal yang membahagiakan atau sebaliknya. Aku juga percaya akan selalu dipertemukan dengan orang-orang yang baik, akan bertemu dengan banyak orang yang menerima keadaan dan pemikiran-pemikiran luar biasaku, akan selalu ada lingkungan yang menganggapku bagian terbaik dari mereka. 


2023 ini aku tutup dengan rasa terimakasih atas semuanya. 


2024 aku siap dengan cerita baru entah dengan orang yang baru atau mungkin dengan orang yang pernah ada dalam hidupku sebelumnya bersama orang-orang yang akan memberiku banyak pelajaran yang luar biasa. 


-------


"Jangan hanya menyukai keindahannya saja, sukai juga kekurangannya."


-------


To be continued? 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar kamu disini!👇✌️😁