Official Blog of Nugi Nugraha || Member of Google Corp & Blogger - Since 2011 || Copyrights 2011 - 2024 by Personal Blog & Google

Senin, 04 Desember 2023

Nugraha is My Name (part 11)

Nugraha is My Name (part 11)



PERINGATAN !



Sebelum membaca artikel ini, diharapkan agar pembaca sudah berusia 17 tahun, mempunyai kemampuan untuk menghargai dan menerima juga open minded. 

Karena artikel ini berdasarkan pengalaman pribadi dan terdapat konflik secara mendalam dari konteks, paradigma, opini dan juga akan menyertakan orang-orang yang pernah ada di kehidupan pribadi sang penulis secara jujur yang bisa dikonfirmasi secara komprehensif. 


- Nugraha is my name. 


-------


3 Desember 2023.


  • A, tau gak kalau hidup ini otomatis?
  • Oya? Terus terus? 
  • Tapi hidup ini menjadi manual saat kita memikirkannya.
  • Yups, that's true. 

Responku datar tapi otakku berpikir keras ketika mendengar kalimat yang keluar dari mulut seseorang yang baru aku kenal kurang dari satu bulan itu.


Namanya Fz. 

Setelah pertemuan pertama di minimarket itu, kami menjadi cukup dekat.


-------


2022


Apakah aku berselingkuh?


Mungkin iya. 

Tapi ada beberapa jenis perselingkuhan yang dilakukan manusia. Perselingkuhan seksual, emosional, dunia maya, untuk balas dendam, dan perselingkuhan oportunistik. 

Dari sekian jenis perselingkuhan, aku hanya melakukan perselingkuhan emosional saja. 


  • ( Perselingkuhan emosional adalah ketika salah satu pasangan mengembangkan hubungan emosional yang mendalam dengan seseorang di luar hubungan. Ini mungkin termasuk berbagi informasi pribadi, saling curhat, dan mencari kenyamanan dan dukungan).

 Itu menurut yang aku baca. 


Dan setelah aku membandingkan dengan apa yang sudah aku lakukan, aku ada di posisi berselingkuh secara emosional saja. 



-------


Kembali ke Hd.


Setelah sekian lama aku tidak pernah merasakan yang namanya jatuh cinta, akhirnya aku bisa merasakannya kembali, senyum-senyum tidak jelas, merasa indah tapi merasa jijik seketika menolak untuk menerima bahwa aku jatuh cinta lagi. 

Terakhir aku jatuh cinta itu bulan November 2017, dan sejak saat itu aku tidak pernah terbayangkan akan merasakan hal seperti itu lagi.

Oh iya, aku masih punya pasangan saat itu, kita sudah berjalan hampir mau 5 tahun. Kita baik-baik saja, tidak ada hal yang bisa dijadikan alasan untuk berpisah, aku tidak pernah keluar dari jalur dan dia pun juga begitu. Selain karena alasan aku pernah dikecewakan, aku tidak menemukan alasan lain lagi.


Oh iya, aku orang yang mudah jatuh cinta dengan orang yang sederhana, sebelumnya memang selalu seperti itu. 

Yang membuat aku jatuh cinta lagi adalah dia membawaku ke cerita dimana aku hidup 17 tahun lalu, seumur dengan dia saat ini. Saat itu aku masih kelas 3 SMP. Banyak kenangan disana. Tapi aku menolak untuk datang ke tempat itu karena terlalu sakit saat aku mengingatnya, tapi setelah aku membangun sebuah ikatan dengannya, bukannya semakin sakit tapi yang ada malah semakin damai, aku menerima perlakuan mereka semua kala itu, itu bagian dari masa lalu. 

Aku mencoba berdamai dengan masa laluku, meskipun luar biasa sakit, tapi aku mencoba untuk fokus ke hal-hal yang membuat aku bahagia, seperti saat ini.


Apakah salah ketika sudah berpasangan dan jatuh cinta lagi? 

Aku pikir tidak. Tapi sangat berbahaya jika diteruskan. Karena akan ada hati yang tersakiti, pasangan. Aku akan sakit hati jika diteruskan jika dia tidak memiliki perasaan yang sama. Akan banyak orang yang sakit hati juga jika diteruskan, apalagi jika kita saling memiliki perasaan yang sama, karena akan banyak hati yang kecewa. Aku kenal dan tau orang-orang disekitar dia, begitupun sebaliknya. 


Dengan adanya hal seperti ini aku semakin merasa dewasa dan berkesempatan untuk lebih fokus dengan hidupku sendiri, tidak semua harus kita miliki, kita bisa menolak untuk jatuh cinta dan merubah rasa itu menjadi perasaan yang lain. Karena cinta itu tidak nyata, itu hanya magnet, itu hanya awal dari sesuatu, hanya pemanis, karena kedepannya akan hilang dengan sendirinya. 


Aku kagum dengan diriku sendiri dan bahkan sangat bangga, bahkan sangat amat merasa kuat saat bisa menolak untuk berhenti jatuh cinta dengan banyak alasan dan pertimbangan. 


Entahlah, mungkin jika hal itu terjadi beberapa tahun lalu, aku akan menghalalkan segala cara untuk kembali meneruskan hal seperti itu. Tapi sedewasa ini aku semakin paham dan sadar akan banyaknya akibat yang ketika aku mengambil sebuah risiko dalam suatu keadaan kemudian menerima dan berdamai dengan semua itu, maka itu adalah hal terbaik yang bisa aku lakukan. 

Bukan untuk kebaikan orang lain tapi untuk diriku sendiri, karena bukan saat yang tepat pada saat itu untuk jatuh cinta apalagi sampai memulai sebuah hubungan dengan orang yang baru. 


Apakah aku pernah mengungkapkannya?


--------


POV: Hd.


Aku tidak terlalu mengerti soal cinta, wajar saja karena aku juga baru beranjak dewasa. Pernah merasakan yang namanya jatuh cinta atau jatuh hati atau deg-degan ketika bertemu atau memikirkan seseorang, mungkin semua anak remaja pernah mengalami hal serupa, itu umum terjadi.

Aku seorang remaja yang masih awam soal cinta, mungkin lebih tepatnya baru mengenal apa itu cinta.

Yang aku tau dan normalnya anak remaja, jatuh cinta ya begitu-begitu saja, seorang laki-laki menyukai seorang perempuan, hanya itu. 

Tapi ternyata tidak "hanya itu", cinta itu bermacam-macam, tidak melihat usia, tempat, waktu dan bahkan gender. 

Ada orang yang masih muda menyukai seseorang yang sudah tua dan sebaliknya, bisa jatuh cinta dimana saja, dan tidak hanya antara perempuan dan laki-laki, ternyata ada juga antara sesama perempuan bahkan sesama laki-laki, gender yang sama ?


Aku tidak bisa membayangkan bagaimana itu bisa terjadi, hanya saja memang cinta itu sesuatu yang pribadi tapi universal, sejauh ini hanya itu persepsiku mengenai cinta. 

Seperti yang aku sudah katakan, pengetahuanku tentang cinta masih belum luas, dan aku ingin mengetahui lebih banyak tentang itu. Aku  tertarik untuk tau lebih banyak tentang cinta.


Aku juga mau cerita, yang membuat aku tidak percaya sebelumnya, karena yang biasanya hanya terjadi kepada orang lain melalui cerita-ceritanya, sekarang terjadi kepada diriku sendiri.

Ada seseorang yang menyatakan cintanya kepadaku secara langsung. 

Ya, dia seorang laki-laki juga. Tapi dia bukan lagi remaja sepertiku, dia terlihat seperti sudah berpengalaman soal cinta. 

Awalnya kaget, tidak percaya dan berkali-kali aku meyakinkan diri bahwa ini bukan sebuah mimpi, tapi itu memang benar-benar ada dan terjadi kepadaku.


Semua kejadian itu yang membuatku bingung bukan tentang kenapa ada orang saling mencintai antara sesama gender, tapi kenapa aku tidak menolaknya secara langsung, oh tentu saja bukan berarti aku menerimanya juga, tapi aku hanya ingin tau kelanjutannya, termasuk apa yang membuat dia menyukaiku selain hanya "mengangumi" seperti yang pernah dia katakan. 

Aku ganteng, tidak. Kaya juga tidak, pintar berbicara juga tidak. Mungkin jika ada kesempatan aku akan bertanya apa alasan dia menyatakan cintanya kepadaku, ataukah tidak perlu sama sekali? 

Tapi bagaimana bisa kalau aku tidak mencari tau lebih lanjut?


Entahlah.


Setelah semua itu, aku pernah beberapa kali bertemu dengannya. Tapi dia berbeda dari biasanya, terlihat seperti tidak pernah terjadi apa-apa diantara kami. Bahkan seperti tidak pernah ada ungkapan rasa darinya seperti yang pernah dia utarakan sebelumnya.

Justru malah sebaliknya, aku yang jadi merasa penasaran, harus bagaimana dan harus berbuat apa, rasanya seperti ada sesuatu yang aku pendam tapi tidak tau itu apa.


Ternyata sama saja, seperti hubungan pada umumnya, yang membedakan hanya terletak pada gender kita. Aku belum ada rasa sama sekali, benci atau jijik atau berniat menghindar juga tidak ada, aku hanya ingin tau lebih banyak. Sementara hanya itu yang bisa aku rasakan, penasaran?


--------


POV: Aku.


Memang benar cinta itu egois, karena cinta ingin memiliki bahkan lebih dari itu. 

Aku mengakui kalau aku hanya jatuh hati atau sekedar mengaguminya saja, tapi itu dari mulutku, hatiku berkata lain. 

Ya, aku munafik. 


Tapi aku sadar, bahkan sangat sadar, tidak ada sesuatu yang bisa kita paksakan, aku akan kembali mencoba dan berusaha untuk menghindari sesuatu yang berkaitan dengan hati. Terlalu berambisi, mungkin terlihat tidak terarah dan hanya membuang-buang waktu untuk mengejar sesuatu yang tidak pasti untuk aku dapatkan. 

Mungkin lebih baik ada penolakan secara langsung daripada diberi harapan yang hampa dan tidak pasti, rasanya dua kali lipat dari patah hati. Aku harus menunggu dan terus menunggu, sedangkan sesuatu yang aku tunggu tidak memberi arah apakah harus tetap lanjut atau berhenti. Karena memang ada kalanya seseorang menunggu dan melihat perjuanganku, tapi ini tidak. 


Ada saatnya aku harus berhenti berharap bukan karena menyerah, tapi karena terlalu lelah untuk terus dipermainkan oleh perasaan sendiri. 

Berjuang sudah, mencoba untuk terus lebih berjuang juga sudah, menunggu jawaban juga sudah, jadi menurutku tidak perlu lagi membuktikan apapun untuk sesuatu yang sama sekali tidak pasti. 


Memang berat, meskipun dia pernah menjadi alasanku untuk melupakan beberapa kepahitan hidup, tapi hidup harus tetap berjalan, mungkin bisa saja di depan sana akan bertemu dengan yang lebih baik dan bisa menerimaku apa adanya. Aku tidak bilang dia tidak baik, hanya saja ini sudah cukup untuk aku lalui. Bisa saja aku berjuang lebih keras dan lebih lagi, tapi aku juga mempunyai rasa takut jika diteruskan akan semakin tidak jelas.


Jika ada yang bilang aku menyerah, kalah sebelum bertanding, atau apapun itu, it's fine. 

Asal tau saja, ini bukan pertama kalinya, dan aku pernah mengalami banyak fase kehidupan, aku juga pernah mengalami patah hati terberat dalam hidup, jadi kalau hanya untuk yang seperti ini tidak ada perbandingannya, tidak ada apa-apanya dari apa yang sudah aku lewati. 


Mungkin, mungkin suatu saat nanti dia akan merasakan hal yang sama seperti yang saat ini aku rasakan, bukan menyumpahi, hanya saja roda kehidupan itu masih tetap berputar. 

Atau mungkin dia akan merasakan rasa sakit yang lebih dari ini, tidak ada yang tidak mungkin.


Bukan berharap, tapi jika suatu saat nanti dia datang kepadaku dengan kebahagiaan atau dengan rasa sakit, aku akan menerima dia dalam keadaan itu, karena dia pernah ada di saat aku terjatuh. Memang tidak banyak yang dia lakukan, tapi bagiku saat itu dia hadir seperti pelangi selepas hujan. Mungkin terlihat berlebihan, tapi kenyataannya memang seperti itu, dia sudah mendengarnya. 


Aku akan melupakan semuanya dan tidak akan berusaha untuk mendekati apalagi menginginkan hal yang lebih lagi darinya.


Cukup.


-------


POV: Hd.


Aku tidak bisa membayangkan akan bagaimana akhirnya jika dia memang benar-benar se-serius itu, aku masih tidak banyak mengerti dan masih merasa bingung akan hal seperti ini, setidaknya itu yang aku ungkapkan kepadanya. 


Memang serumit itu ya cinta? 

Dia pernah berkali-kali berkata tidak akan meneruskan perasaannya, tapi berkali-kali juga dia mengingkari janjinya, apa mungkin karena aku menahan rasa atau sesuatu yang seharusnya dia tau? Tapi sejauh ini memang hanya "masih bingung" yang aku rasakan, masih butuh waktu yang panjang untukku mengenal dan belajar akan hal yang baru di kehidupan ini.


Oh iya, dia mengungkapkan alasan kenapa dia merasa nyaman kepadaku. Tertarik? 


Semua orang mempunyai masa lalu, buruk dan baik kedua hal yang sudah pasti setiap orang alami, termasuk dia. 

Dia mempunyai masa lalu yang buruk dan bahkan bisa dibilang sangat buruk sekali. Menjadi sebuah trauma baginya, apalagi itu terjadi ketika dia masih belum cukup dewasa. Dan yang paling penting adalah dia mengalami hal buruk itu disini, ya, disini dimana aku terlahir dan memulai kehidupan hingga saat ini. Tempat ini menjadi saksi atas apa yang pernah dia alami, saking traumanya dia selalu enggan untuk kembali kesini meskipun hanya sesaat. Enggan bukan berarti tidak pernah, dia beberapa kali mendatangi tempat ini, tapi bukan karena murni keinginan dia sendiri, terpaksa?


Tapi setelah dia mengenalku, dia mulai berpikir dan mulai terbuka akan banyak hal, bahwa semua hal buruk itu pasti ada sebab atau permulaan yang dia sendiri saja tidak akan pernah mengerti jika masih di masa yang sama dan cara berpikir yang sama pula pada saat itu, karena yang namanya hidup memang harus berproses dan bertemu dengan hal-hal buruk terlebih dahulu. 

Dan sekarang dia tersadar bahwa tidak semua hal buruk harus selalu dia ingat dan dia simpan selama itu, yang ada seharusnya adalah fokus akan hal-hal yang membahagiakan. 

Terutama setelah mulai berbicara kepadaku secara langsung, katanya semakin dia memikirkan tempat ini semakin terasa ada sesuatu yang membuat dia tersenyum dan menguak beberapa kenangan indah dari tempat ini, karena memang selalu ada 2 kenangan dari masa lalu, buruk dan baik. 


Apa mungkin se-simple itu alasannya? 


Aku tidak tau sesakit apa kenangan di masa lalunya, tapi kalau itu benar, aku merasa bangga karena sudah menjadi alasan untuknya. Meskipun aku masih merasa bingung akan apa yang sedang terjadi, tapi setidaknya semua ini mulai masuk akal, masuk akal bagiku yang masih merasa "apa yang sedang  terjadi dalam hidupku?". 


-------


Part terakhir ceritaku bersama Hd. 


-------


Hal terbodoh yang pernah aku lakukan dalam hidup adalah memutuskan untuk jatuh cinta kepada orang yang sudah jelas sama sekali tidak menerima semua pengorbanan dan perlakuanku kepadanya termasuk cintaku secara terus terang dengan hanya sebatas bukan dengan tuntas. Karena aku selalu menginginkan sesuatu dengan pasti bukan dengan tarik-ulur. Dan itu bukan hanya sekali melainkan berkali-kali dan pernah dalam waktu yang begitu lama.


Aku pernah ke tahap jatuh cinta kepada seseorang yang begitu dalam yang dimulai dengan sebuah kekaguman yang sederhana. 

Dulu, aku selalu bisa melupakan hal yang seperti itu, entah berkenalan dengan orang baru atau menyibukkan pikiran dengan hal-hal lainnya, tapi untuk kali ini aku bisa bertahan selama ini, Mei - Desember itu bukan waktu yang sebentar untuk terus berusaha menghindar, tapi semuanya seperti magnet yang terus menarik ke dalam waktu dan kesempatan yang tidak pernah terduga sebelumnya. 

Dalam satu waktu pernah ada pada fase tersadar dan berusaha melupakan, dan ya sudah, aku memutuskan untuk melupakannya, menghapus kontaknya dan apapun tentangnya. Kita berhenti berhubungan pada saat aku ulang tahun bulan Juni 2022 lalu, tapi kita kembali dipertemukan dalam satu momen yang tidak pernah aku kira sebelumnya, salah satunya ketika sholat Idul Adha di sebuah masjid (Paspar). 

Bayangkan saja ketika sudah berusaha untuk melupakan seseorang tapi dipertemukan lagi, dan yang lebih awkward-nya lagi adalah harus bersalaman juga pura-pura tersenyum.


Itu bulan Juli.


***


Aku berusaha kembali untuk menghindarinya, tapi ada momen yang mempertemukan kita kembali, sebuah acara keluarga yang sama sekali aku tidak bisa menolak untuk bertatap muka dengannya. Berlanjut harus ibadah di tempat yang sama bahkan satu baris.


Berlanjut.

Harus kembali bersama dalam satu kebiasaan yang biasa kita lakukan sebelumnya, drink together, mengobrol dan bercanda, mempermasalahkan musik yang tidak aku suka tapi sangat dia sukai, dan terpisah begitu saja. Sudah.

Itu tanggal 20 Agustus 2022. 



***


25 Desember 2022.


Sekian lama kita tidak bertemu, aku juga berusaha untuk mencari orang baru, meskipun ya memang ada tapi ya seperti dulu aku bisa menghindari untuk tidak sampai ke tahap jatuh cinta. Aku berhasil. 

Lagi pula aku sudah tidak memprioritaskan hal seperti itu dalam hidupku.


Kepadanya? 

Rasa terimakasih, penasaran, kagum, jatuh hati, ilfeel, dan biasa saja pada akhirnya, malah lebih seperti ke adik sendiri, seperti itu rencana awalnya.

Tapi setidaknya aku sudah berusaha untuk melupakannya, berhasil tapi hanya sedikit, karena kami kembali dipertemukan dalam momen yang kurang lebih sama, yaitu acara keluarga.

Aku mau berlari atau bersembunyi kemana? Tidak ada cara selain bertingkah seperti tidak pernah ada apa-apa, dan itu sedikit menyakitkan.

Aku sudah jauh-jauh pergi dan mengubur dalam juga mencari hati yang lain demi untuk melupakannya, tapi waktu yang tidak bisa diajak kompromi, yang selalu mempertemukan kita kembali. 


Well, mungkin alasan aku tidak seperti kebanyakan orang yang jatuh cinta kepada orang yang diatas mereka, aku tidak melihat fisiknya, hartanya apalagi, aku hanya kagum karena dia bisa dewasa di usianya yang masih dibawahku, dari cara bicara dan menenangkanku saat semua orang tidak ada yang bisa menyapu kesakitan hatiku dikala itu, dia berjuang keras untuk membantu keluarga, ya, hanya se-simple itu. Diluar prilakunya yang ya seperti remaja pada umumnya-lah, masih wajar.

Tidak ada kata-kata manis ataupun sesuatu yang istimewa, aku selalu jatuh cinta kepada orang yang terlihat sederhana tapi mempunyai jiwa yang luar biasa di dalam sana. 



-Flashback-


Pertama kali aku bertemu dengannya itu ketika aku dari Jakarta pindah ke Banjaran, dan itupun tidak langsung bertemu karena saat itu aku dalam proses sembuh dari patah hati oleh keluarga ditambah baru putus dengan pasanganku juga yang kala itu. 

Dan mungkin momen itulah yang menjadi awal mula masuknya perasaan sampai saat ini. 

Ketika tidak ada satu orang pun yang mampu mencoba untuk membantu meringankan beban dihati, tapi dia bisa. 

Aku akan mengakuinya bahwa dialah orang yang paling berarti dikala itu. 


Dan beberapa kali bertemu, aku main ke tempat dia, drink drunk together.


Kami bersaudara. 

Itupun salah satu alasan kenapa aku tidak lagi berusaha untuk mendekatinya, aku bisa saja mendapatkan apa yang aku mau sekalipun itu sulit, termasuk untuk merebut hatinya lagi, bukan hanya sekali atau dua kali, aku bukan pemain hati tapi aku tau cara mendapatkan banyak hati, apalagi orang seperti dia, mungkin akan mudah juga untuk bertemu, tidak perlu mencari alasan seperti kebanyakan hubungan yang lainnya, kita saudara bisa kapan dan dimana saja bertemu, tapi jeleknya adalah karena kita saudara dan ketika sebuah hubungan berakhir persaudaraan tidak akan pernah berakhir tapi akan ada sesuatu yang membentengi kita karena pernah ada sebuah hubungan. Berbeda cerita jika pernah punya hubungan dengan orang yang tidak pernah kenal sebelumnya, ketika berakhir pun tidak perlu atau tidak harus ada yang diperbaiki karena memang sebelumnya tidak saling mengenal. 

Itulah salah satu alasan kenapa aku tidak lagi mau mendekatinya selain ya memang hal seperti itu sudah bukan prioritas lagi dalam hidupku.


***


Tanggal 18 Maret 2023.


Aku ada acara keluarga seperti biasa, tapi bukan acara yang besar hanya kumpul-kumpul beberapa orang saja, dan memang kebetulan di rumah kakak sepupuku yang rumahnya tidak jauh dari rumahnya.

Ya seperti biasa kita bertemu lagi, sholat bertemu lagi, makan juga bertemu lagi. Sudah.


Tidak banyak yang bisa kita bicarakan. 

Pertama, kita memang bersikap biasa saja. Keduanya, itu di rumah saudara kami, dan memang tidak ada yang perlu dibahas dan karena kita juga memang menjaga jarak. 

Aku selalu berusaha biasa saja.


Entahlah, aku melihat mata itu dan mengisyaratkan "naon?" sambil tersenyum lantas tertawa ngakak seperti biasa khasnya, dalam hatiku selalu ingin ikut ke gembiraan yang tidak jelas itu tapi tetap tertahan oleh kenyataan dan selalu berakhir dengan kalimat "naon sih?".


***


25 Juni 2023.


Kita bertemu lagi di rumah kakak sepupuku. 

Itu memang direncakan tapi gagal karena aku tertidur pulas kelelahan sehabis ada acara si Usi. Ketika bangun dia sudah tidak ada. 

Dan aku tidak peduli. 


***


29 Juni 2023.


Kita bertemu lagi di acara Idul Adha di rumah kakak sepupuku.

Kita tidak mengobrol, hanya saling mengangguk dan saling melihat dengan kaku. 


Dan kita sama-sama bertingkah santai ketika dia mengambilkan air untuk mencuci tanganku. 

Berpisah lagi karena aku harus pulang. Assalamualaikum dan "waalaikumsalam" paling keras sambil setengah ketawa. Mabok? Aku yakin kalau dia sedang dalam pengaruh something. Damd it! 


Aku berharap jika kita bertemu lagi, kita sama-sama sudah seperti saudara pada umumnya.

Seperti tidak pernah ada apa-apa diantara kita.


***


22 September 2023.


Kita video call. 

Oh bukan aku yang memulai, tapi si Rendi yang iseng. Bahkan bukan hanya sama dia tapi digabungkan dengan teman-teman yang lainnya.

Dan kita berlanjut chat di messenger membahas hal yang tidak jelas. 


***


24 September 2023.


Kita bertemu lagi di rumah kakak sepupuku. 

Hanya bertegur sapa biasa saja. Karena mereka semua mau pergi ke acara dan aku mau sholat. 

Padahal sebelumnya kita sudah chat. Memang aneh. 


Dan kamu tau? Rasanya sudah biasa saja. Datar.

Apa mungkin karena aku sedang bersama orang yang baru?


***


24 Oktober 2023.


Setelah aku mendengar secara langsung dari si Rendi, apa yang sudah kamu katakan kepadanya tentang semuanya, aku baru menemukan cara agar aku tidak lagi menganggapmu ada, dan bahkan menjadi alasan agar aku tidak pernah melihatmu sekalipun kamu berdiri dihadapanku. 


Setelah saat itu aku tidak pernah bertemu apalagi berharap untuk bertemu dengannya lagi. 

Aku tidak peduli. 


Bye, Hd!


--------


To be continued.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar kamu disini!👇✌️😁