Official Blog of Nugi Nugraha || Member of Google Corp & Blogger - Since 2011 || Copyrights 2011 - 2024 by Personal Blog & Google

Selasa, 05 Desember 2023

Nugraha is My Name (part 14)

Nugraha is My Name (part 14)


PERINGATAN !



Sebelum membaca artikel ini, diharapkan agar pembaca sudah berusia 17 tahun, mempunyai kemampuan untuk menghargai dan menerima juga open minded. 

Karena artikel ini berdasarkan pengalaman pribadi dan terdapat konflik secara mendalam dari konteks, paradigma, opini dan juga akan menyertakan orang-orang yang pernah ada di kehidupan pribadi sang penulis secara jujur yang bisa dikonfirmasi secara komprehensif. 


- Nugraha is my name. 


-------


"Situasi yang kita hadapi tidak bisa kita kendalikan. Tapi, respon kita dalam menghadapi situasi itu sepenuhnya yang bisa kita kendalikan".


-------


24 September 2023.


Hari Minggu jam 10 pagi untuk pertama kalinya kami bertemu di daerah Pangalengan. 

Setelah sekian lama chat akhirnya kita bisa bertemu secara langsung. 

Namanya Ant, rumahnya tidak jauh dari rumahku yang di Ciyuda. Bahkan dia adalah teman dari keponakanku, Anjar. 


Aku tidak terlalu mengenalnya, bahkan belum pernah juga kami duduk bersama. Belum pernah mengatakan apapun disetiap ada kesempatan, apalagi sampai mengenal pribadi masing-masing. 

Aku tau dia, begitu pun dia yang sudah tau diriku sejak lama. 


Selama ini aku hanya mengenalnya dari orang lain, tentang perilakunya yang baik dibanding orang seumurannya. 

Tapi aku tau satu hal yang sama sekali tidak diketahui oleh orang lain, yaitu ada sejumlah pertanyaan dan rasa ingin tau yang masih tersimpan di dalam sana. 

Ayolah! Dia bukan orang pertama yang aku temui. Tidak sulit bagiku untuk menebak bagaimana karakter seseorang hanya melalui sebuah obrolan dan beberapa pertanyaan. 

Apalagi keahlianku adalah menggali keinginan terbesar seseorang yang mungkin sangat amat mereka rahasiakan. 


Aku yang mempunyai kebiasaan mengamati, bertanya, memahami, dan mengolahnya menjadi sebuah opini dengan tambahan paradigma juga sedikit meniru dan memodifikasinya.


Terbukti dari sejak berbicara melalui chat, mengobrol kesana kemari meskipun tidak terlalu intens. 

Pertama membuka jati diri kepadanya, sedikit menceritakan tentangku padanya, dan ternyata responnya melebihi ekspektasiku dari sebelumnya.


Bermula dari rasa kagum, mengajaknya bertemu, dan "again" responnya masih tetap diatas perkiraanku. Padahal dia sudah tau bagaimana diriku.

Bahkan dua kali aku mengatakan kepadanya untuk menunda pertemuan pertama kita. Tapi dia tetap memilih ingin bertemu. 


Ketika sudah bertemu, aku berharap akan ada satu atau beberapa hal yang membuat rasa kagumku berubah menjadi ilfeel, tapi kenyataannya kita baik-baik saja bahkan sempat ingin bertemu lagi. 

Aku tidak bisa menemukan kegagalan setelah bertemu, justru malah rasa kagumku berubah menjadi rasa suka. 


Aku tau ada rasa yang dia sembunyikan di dalam sana, tapi perilaku, gestur, dan percakapan kita tidak bisa dia kendalikan. 

Mungkin semua itu masih menjadi hal baru baginya, mungkin juga dia butuh proses yang tidak sebentar untuk menerima kenyataan yang ada pada dirinya.

Sedangkan aku masih dengan rasa yang tidak karuan, terlalu cepat untuk mengungkapkan semuanya dibanding dia yang menunggu momen untuk menjawabnya. 


***


Hai, apakabar? 

Aku harap kehidupan kamu disetiap harinya tidak akan pernah ada namaku, ingatan tentangku atau apapun yang mengarah kepadaku. Karena aku pun sudah seperti itu. 

Kabarku? 

Ditengah semua perjalanan baru dalam hidupku, terkadang masih ada sedikit bayangan tentang dirimu. "Sedikit".


Terlalu munafik kalau aku mengatakan bahwa aku sudah melupakanmu dan tidak ingat semua tentang kamu, tapi aku juga tidak munafik untuk mengatakan bahwa aku memang terkadang masih mengingat semuanya. 


Aku seorang penulis, ide-ideku selalu muncul secara tiba-tiba dan berkembang menjadi sebuah alur yang panjang seperti tanpa akhir. Mungkin ada saat dimana semua hal selalu didramatisir dan seakan-akan perasaanku terhadap kamu begitu besar dan menggebu-gebu. Seolah-olah tidak ada lagi orang yang menjadi sumber inspirasi selain dirimu. 

Padahal pada kenyataannya tidak seperti itu.

Aku masih mempunyai kehidupan pribadi yang tidak semua orang ketahui bahkan tidak pernah aku bicarakan kepada semua orang. 

Aku memilih bagian mana yang ingin aku share dan dijadikan sebuah pemahaman dangkal bagi mereka yang membaca, mendengar dan mungkin sebuah asumsi awal bagi mereka yang pada kenyataannya mereka hanya fokus pada satu titik dan melupakan coretan lain dari diriku yang lebih menarik untuk dibahas.


Semua orang mempunyai kandali atas dirinya sendiri, bisa memilih dan menentukan bagian mana yang harus terbuka dan bagian mana yang harus tersimpan rapat. 


Kali ini aku menulis tentangmu. 

Seseorang yang tidak pernah aku ajak bicara, bahkan untuk duduk bersama sesaat saja tidak yakin aku melakukannya.

Tidak banyak memori yang aku ingat tentang kamu sebelumnya. 

Selain karena aku pemilih, aku juga sangat tidak mudah jika harus tertarik kepada orang yang baru. 

Aku sangat mengutamakan logika dalam segala hal, bukan karena aku turunan seorang ahli matematika atau semacam itu, tapi aku memang tidak akan melakukan sesuatu kalau itu hanya akan sia-sia. 

Semuanya harus bernilai. Entah itu materi atau tentang waktu dan mungkin sesuatu hal yang menguntungkan bagiku, brainstorming maybe?

Memang, aku akui sedikit tertarik sama kamu, dulu. Mengangumimu dan beberapa kali aku pernah berkata bahwa kamu memang menginspirasiku. 

Terutama bagaimana cara kamu untuk mengikuti apa yang orangtuamu inginkan. Meskipun pada awalnya kamu tidak menyukai keinginan mereka, tapi kamu berhasil menjalaninya. 

Itu salah satu pembahasan yang menjadi topik saat kita ngopi di Nimo Highland. 

Aku juga beberapa kali memfotomu dan kita sempat berfoto bersama. 


Ada kala dimana aku kehilangan kontrol atas perasaanku yang tiba-tiba mengatakan bahwa aku menginginkanmu.

Semuanya bertepatan disaat keadaan hidupku yang sedang kurang baik-baik saja.

Aku menemukanmu seolah akan menjadi hal yang baru untuk dijadikan pengalihan dari apa yang sedang aku rasakan. 


Aku sedang dalam fase kehilangan anak. 

Dalam artian ketika aku belajar dewasa dan kembali menjadi orang tua asuh, aku dipaksa harus menjauh dari anak yang sudah terlalu nyaman bersama kondisi yang baru dengan segala perlakuan yang aku berikan untuknya. Disaat aku memperlakukannya melebihi batas yang ada, disaat semua yang aku lakukan apapun itu hanya untuk kebaikannya. Tiba-tiba mereka kembali datang dengan segala ketakutan bahwa anak akan melupakan mereka dan akan lebih memilih untuk terus bersamaku.


Mereka juga pernah berjanji akan memperlakukannya dengan baik melebihi apa yang sudah aku lakukan untuk dia. 

Dan sakit hati juga rasa kecewa terdalam bisa aku rasakan disaat aku tau bahwa mereka masih belum bisa memperlakukan dia dengan baik, bahkan malah membuat anak menjadi orang yang hampir sama persis sebelum kembali bertemu denganku. 

Aku juga masih dengan permasalahan standar antara orangtua yang ternyata tetap bersama logika-logikanya. Selebihnya mungkin karena aku sudah lama tidak bertemu dengan orang yang baru. 


Aku tidak berharap dan menginginkan kita bertemu lagi dengan versi apapun atau keadaan yang lainnya, aku sudah mengatakan kepada diriku bahwa semua ini cukup. 

Aku juga tidak mau kamu merasa tidak nyaman karena diriku. 

Kamu bisa dengan tenang kembali pada kehidupanmu yang sama seperti sebelumnya seolah kita tidak pernah saling mengenal, kamu yang tidak perlu takut kalau aku akan bertanya atau mencari tau tentangmu lagi, kamu yang tidak perlu khawatir jika suatu saat kita bertemu dimana pun atau kapan pun, karena kita kembali tidak saling mengenal dan kita tidak harus saling menyapa lagi. 


Kamu mempunyai kehidupan sendiri, aku juga mempunyai kehidupan yang lain. Kita mempunyai kehidupan masing-masing yang tidak harus dikait-kaitkan lagi. 


Dulu.


Jika ditanya kenapa harus kamu, selain karena mengagumi dengan alasan yang tidak jelas, tapi mungkin aku akan jujur bahwa aku tidak tau. 

Aku bertemu dengan banyak orang di tengah keramaian dunia beserta isinya ini, tapi kala itu mata dan hatiku hanya tertuju padamu.

Dan bertemu dengan kamu bukanlah hal yang aku harapkan.

Meksipun demikian, bertemu dengan kamu  adalah salah satu hal terbaik yang tidak pernah aku rencanakan. 

Entah kenapa aku pernah jatuh hati denganmu. 

Meskipun berkali-kali kamu bertanya kenapa harus diri kamu, aku belum menemukan jawaban untuk itu.

Bahkan sampai sejauh ini pun aku masih mencari alasan kenapa aku harus tetap menulis ini, tentang kamu. 

Tapi aku berharap dan berusaha bahwa ini adalah yang terakhir untuk aku tulis dan dijadikan bahan untuk hal yang "sedikit" menjadi benefit dari hal seperti ini. Ya, seperti yang sudah aku katakan, semuanya dibuat menjadi hal yang menguntungkan bagiku, bahkan dalam keadaan hati yang mungkin sedang tidak baik-baik saja. 


Tapi aku percaya bahwa semua orang yang hadir dalam hidupku adalah orang baik. Bagiamana pun akhirnya kini, semua akan tetap baik dimataku. 

Aku bukan pribadi yang selalu egois, aku bukan pendendam, aku juga bukan orang yang tidak mempunyai harga diri, dan aku tidak akan pernah lupa dengan kebaikan dari siapapun. 

Karena aku sering mengingat, bahwa sebaik-baiknya manusia pasti memiliki sisi buruk, begitupun aku dan mungkin kamu. 

Mungkin ada hal yang tidak baik disaat kita sudah bertemu, yang menjadikan kita harus memilih untuk saling tidak mengenal lagi. 

Pilihan yang terbaik. 


Dalam tulisan ini tidak banyak yang bisa aku ungkapkan tentang kamu. Ini bukti bahwa aku sudah tidak lagi memiliki perasaan yang sama seperti dulu disaat aku kehilangan kontrol atas perasaanku.


Bye Ant! 


-------


11 November 2023.


Saat pertama kali bertemu dengannya dan duduk bersebelahan di dalam sebuah minimarket itu, tidak ada hal istimewa selain basa basi dan sekedar bertanya, "tidak ada colokan buat nge-charge ya disini?". 

Aku melihat mata yang teralihkan dari layar HP itu, matanya menoleh kepadaku dengan jawaban yang menggambarkan kekecewaan karena aku sudah mengganggu kesendiriannya.

"Gak ada A!" 


-------


To be continued.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar kamu disini!👇✌️😁