Official Blog of Nugi Nugraha || Member of Google Corp & Blogger - Since 2011 || Copyrights 2011 - 2024 by Personal Blog & Google

Selasa, 05 Desember 2023

Nugraha is My Name (part 13)

Nugraha is My Name (part 13)


PERINGATAN !



Sebelum membaca artikel ini, diharapkan agar pembaca sudah berusia 17 tahun, mempunyai kemampuan untuk menghargai dan menerima juga open minded. 

Karena artikel ini berdasarkan pengalaman pribadi dan terdapat konflik secara mendalam dari konteks, paradigma, opini dan juga akan menyertakan orang-orang yang pernah ada di kehidupan pribadi sang penulis secara jujur yang bisa dikonfirmasi secara komprehensif. 


- Nugraha is my name. 


-------


"Sama halnya dengan semua orang, aku juga masih punya hak untuk jatuh cinta dan menolak untuk tidak jatuh cinta lagi, tapi bukan cinta yang menjadi prioritas hidup aku saat ini, melainkan fokus menata kembali apa yang sudah pernah hancur karena aku pernah salah jatuh cinta".


-------


1 Agustus 2022.


Setelah satu setengah bulan aku tinggal di rumah kakak keduaku, aku merasa sudah cukup baik dalam segala hal, terutama mentalku yang sempat hancur.

Kebetulan pada saat itu aku mendapat sebuah pekerjaan di Bandung lagi. 


Semuanya kembali normal, perasaanku, kehidupanku dan semuanya kembali dengan sebagaimana mestinya. Hidup harus terus berjalan.


Pada saat itu aku juga sedang dekat lagi dengan anak asuhku, Angga. 

Seperti menjadi obat bagi hidupku ketika kembali bertemu dengannya. 


Beberapa Minggu kemudian, si Rendi juga ikut tinggal bersamaku. Tapi tidak berlangsung lama, karena dia mendapat pekerjaan yang bisa tinggal di dalam. 


Hubungan dengan pasanganku yang pada saat itu sudah berjalan hampir 5 tahun juga kembali baik-baik saja. 

Tapi yang namanya rasa kecewa tetap ada, tapi aku tidak akan lagi mempermasalahkannya, yang lalu biarlah berlalu. Mungkin memang tidak akan pernah sama seperti sebelumnya. Seperti berusaha untuk menyatukan pecahan kaca yang sudah pecah, meskipun kembali menyatu tapi bekas tanda kehancuran tidak akan pernah rapi seperti sebelumnya. Tidak masalah, aku akan fokus untuk langkah selanjutnya. 


Apakah aku pernah menyukai perempuan lagi? 


Tentu saja. Bahkan ada dua orang. 


Pertama namanya Anissa.

Dia adalah teman kerja si Rendi. 

Bahkan yang pertama memperkenalkan kami adalah si Rendi sendiri. Saat itu si Rendi sangat antusias agar aku mempunyai pacar seorang perempuan lagi. 

Tentu saja dia adalah salah satu dari sekian banyak anggota keluargaku yang sudah mengetahui segala hal tentangku. 


Perkenalan awal yang sangat lancar. 

Keduanya juga seperti itu. Titip salam dan si Rendi juga sedikit mempromosikan diriku seolah sebuah produk. 

Tapi semakin lama semakin ada sesuatu yang berbeda. 

Bahkan responnya pun tidak seantusias pada saat pertama kali. 

Dan ternyata malah si Rendi yang menyukai Anissa duluan. Berkelanjutan sampai mereka pacaran. 


Aku tidak pernah mempersoalkan hal seperti itu.


Aku mendengar banyak tentangnya, Anissa. 

Seorang anak perempuan yang kebanyakan orang menyebutnya broken home. 


Lama kelamaan kami juga menjadi cukup dekat bahkan menjadi seorang teman yang bisa dibilang akrab. 

Pada akhirnya dia juga mengetahui jati diriku yang sebenarnya. Aku tidak pernah berniat menyembunyikan sebuah fakta darinya, lagi pula itu bukan suatu aib bagiku. 


Bukan hal yang sulit bagiku untuk merubah perasaan suka menjadi biasa saja. 

Beberapa kali kami pergi keluar malam untuk menghabiskan waktu bersama. 

Aku, si Rendi, Anissa dan ada beberapa temanku yang lainnya. 


Pada saat itu aku dan si Rendi juga teman-teman yang lainnya benar-benar menikmati masa yang sudah lama tidak aku lakukan, terutama bagi si Rendi yang masih menjadi hal baru untuknya. 

Kalau aku pribadi sudah sejak dulu. 

Ya, kami selalu pergi ke tempat clubbing. Selain si Rendi juga ada kakaknya, Eka. 

Itu momen yang luar biasa bagi kami. Dalam artian bagaimana caranya bahagia dengan cara kami sendiri. 

Tapi sesering apapun kami pergi ke tempat hiburan malam, setidak sadar pun kami, terutama aku, aku pribadi tidak pernah melakukan hal-hal aneh seperti beberapa tahun silam. 

Aku selalu bisa mengontrol diriku. Yang paling parah mungkin hanya bicara melantur dan sempat tidak ingat apa-apa. Diluar itu aku tidak pernah melakukan hal lain seperti kebanyakan orang yang notabennya mirip seperti diriku dalam kepribadiannya. 

Mereka tau bagaimana aku.


Bulan Februari 2023.


Aku kembali ke Jakarta hanya untuk mencari suasana baru. 

Ada sedikit rasa jenuh dalam diriku. 

Di Jakarta aku juga bertemu teman-temanku seperti Eka si perempuan tinder, Fe si introver bersama Khilad pacarnya, dan ada si Yudis seorang laki-laki yang tidak pernah pacaran sejak lahir. 


Aku juga sempat berlibur ke Surabaya dan Cirebon kurang lebih satu Minggu. Setelah itu kembali ke Bandung dan tinggal tidak jauh dari rumahnya anak asuhku, Angga. 


Hampir setiap saat kita bertemu. 

Aku bisa mengajarinya banyak hal, memperhatikannya dan segala hal terutama yang berhungann dengan sekolahnya. 


Pada bulan April aku pulang ke rumah karena momen lebaran kala itu. 

Cukup menyenangkan bisa berkumpul bersama keluarga besar.


Dan pada kesempatan itu aku bertemu dengan seorang perempuan yang membuatku tertarik secara emosional dan juga kekaguman dalam waktu yang cukup cepat. 


Namanya Wati. 


Lagi dan lagi aku selalu menghabiskan waktuku untuk terjatuh dengan hal-hal yang sederhana. 

Aku melihatnya sangat berbeda dari kebanyakan perempuan yang pernah aku temui. 

Apalagi dia juga pekerja keras, baik, mempunyai keinginan besar untuk merubah kehidupannya. 

Ya, aku mengagumi orang-orang seperti itu. Dari dulu hingga saat ini tipe ku tidak pernah berubah. Selalu berawal dari sebuah kekaguman.


Pada saat itu juga aku meminta kontaknya untuk sebuah urusan. Sejujurnya itu hanya alasanku saja. 


Singkat cerita aku kembali ke Bandung. 

Kami selalu mengobrol banyak hal, entah tentang keluarga, pribadi dan apapun itu. 

Aku merasa ada sebuah kecocokan. 

Bahkan aku berniat ingin mendekatinya secara lebih dalam. 

Dan yang lebih parahnya adalah aku sempat teralihkan dari rasa tidak percayaku akan konsep pernikahan. 


Tapi dengan cepat aku membuang semua perasaan itu. 


Ini bukan karena orientasi seksualku yang tentu saja selalu bisa aku kendalikan, tapi karena dia adalah adik dari ibuku. Meskipun ibu tiri, tapi rasanya akan menjadi hal aneh jika memang hal lebih itu menjadi sebuah kenyataan. 


Ya, aku segera membuang semua perasaan itu hingga semuanya kembali normal seperti sedia kala. 


-------


Bulan September 2023. 

Aku mengenal seseorang yang baru lagi. Namanya Ant, rumahnya tidak jauh dari rumahku yang di Ciyuda. Bahkan dia adalah teman dari keponakanku, Anjar. 


-------


To be continued. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar kamu disini!👇✌️😁