PERINGATAN !
Sebelum membaca artikel ini, diharapkan agar pembaca sudah berusia 17 tahun, mempunyai kemampuan untuk menghargai dan menerima juga open minded.
Karena artikel ini berdasarkan pengalaman pribadi dan terdapat konflik secara mendalam dari konteks, paradigma, opini dan juga akan menyertakan orang-orang yang pernah ada di kehidupan pribadi sang penulis secara jujur yang bisa dikonfirmasi secara komprehensif.
- Nugraha is my name.
-------
"Ketika aku memilihmu berarti aku sudah menyelesaikan perang dalam diriku, menyeimbangkan antara pikiran dan perasaanku."
-------
Terlalu rumit dan membingungkan hampir tidak bisa memutuskan untuk meneruskannya dari bagian mana lagi cerita ini. Karena diriku, tubuhku hanya ada satu tapi dengan pikiran yang tidak terlalu fokus juga rasa yang selalu berubah-ubah setiap saatnya.
Ada banyak momen yang pada kenyataannya sangat related dengan orang yang keberadaannya jauh di sana. Sejujurnya aku sudah sedikit tahu tentangnya, karena aku selalu berhenti di saat ada rasa ingin mencari tahu segala yang berhubungan dengannya. Sejauh ini aku masih bisa mengendalikan semuanya, ada rasa tertarik tapi hanya berhenti pada titik itu saja.
Oh iya, apa yang dia lakukan hampir selalu sama dengan yang F lakukan.
Tiga hal terakhir yang pada awalnya aku abaikan, dulu aku pernah sama F pergi makan di McD dan anehnya dia juga makan di tempat yang sama meskipun itu entah di mana, aku juga tidak peduli.
Kedua, aku sama F sedang minum dan pergi ke sebuah tempat di Sulanjana. Ternyata dia juga sedang minum meskipun entah tidak tahu di mana dan dengan siapa, karena aku tidak peduli juga.
Yang terakhir. F hari ini pergi ke Bali bersama keluarganya, tentu saja setiap bertemu dan di chat atau via telepon selalu mengajakku untuk ikut tapi itu hal yang tidak mungkin terjadi. F belum mengerti situasi, meskipun kami sudah cukup dekat tapi aku tidak ada hubungan dengan keluarganya. Dan dia, si orang ini, melakukan perjalanan ke luar kota menggunakan pesawat di jam yang sama dengan jenis pesawat yang sama juga, Batik Air. Bahkan sebelum berangkat orang ini juga memfoto bagian dalam pesawat bersamaan dengan F yang mengirimkannya via pesan WhatsApp sesaat sebelum take-off tapi memang dengan foto yang berbeda tapi cukup mirip karena maskapai yang sama. F ke Bali, orang ini entah ke mana aku tidak tahu, katanya sih ke Jakarta untuk transit.
Sesaat aku berpikir tapi tidak terlalu dalam, dan ini hanya kebetulan. Ya, kebetulan saja.
F.
Aku tidak tahu apa yang akan aku katakan jika suatu saat dia membaca tulisan ini.
Kalau boleh jujur, sejauh ini aku masih dalam rasa sayang yang tidak berlebihan. Untuk cinta? Aku belum tahu. Karena aku pribadi yang sangat sulit untuk jatuh cinta.
Dia kehilangan banyak figur dalam hidupnya termasuk kakak, Ayah tiri yang sibuk sendiri, Ibu yang selalu sibuk dengan pekerjaannya mengurusi nyawa orang lain tapi melupakan perasaan anaknya sendiri.
Teman yang banyak tapi tidak peduli dengan apa yang dia rasakan, teman-temannya hanya dekat karena ada maunya. Teman-temannya hanya ikut merasakan fasilitas yang diberikan oleh orang tuanya bukan benar-benar ingin berteman secara tulus.
Setelah kenal dan dekat denganku, aku tidak tahu berapa persen kebahagiaan dia bertambah, atau berapa banyak rasa marah dan kecewa yang selama ini dia pendam hingga terkuras meskipun tidak semuanya terungkap, tapi setidaknya sudah pasti berkurang. Terlihat dari fokus belajarnya yang membaik.
Apakah aku bangga?
Sejujurnya iya, tapi sedikit.
Karena pada akhirnya yang ada hanyalah beban ke depannya harus seperti apa, kepalaku dipenuhi rasa was-was dan takut jika malah aku yang benar-benar jatuh cinta kepadanya.
Saat dia memintaku untuk tidak meninggalkannya, aku tidak bisa berjanji akan tetap tinggal. Aku tidak menjanjikan banyak hal kepadanya, tapi aku akan berusaha untuk selalu ada di saat dia membutuhkanku dalam keadaan apapun, termasuk hal sepele ketika harus makan es krim yang mengandung banyak gula itu. Mungkin berlebihan, tapi pada kenyataannya semua orang akan ada di fase mengabaikan janji-janjinya, karena pada akhirnya semua orang akan pergi. Entah itu karena satu orang yang bosan, entah keduanya yang sama-sama bosan, entah salah satunya tersakiti atau sama-sama saling menyakiti bahkan saling mengecewakan dengan banyaknya alasan agar sebuah hubungan itu berakhir. Karena sebuah ketidakcocokan dan menemukan hal yang lebih menarik di luar sana juga menjadi alasan kenapa sebuah hubungan selalu usai.
Aku menyayanginya, tapi memang hanya sebatas itu saja.
Aku tidak ingin lebih jauh ke tahap yang lebih serius. Aku bukan pembaca masa depan yang sudah tahu ujungnya akan bagaimana, tapi aku sedang dalam sebuah hubungan bersama orang yang lain juga. Sangat rumit jika memang terlalu dipikirkan, makanya aku lebih membiarkan hidup ini otomatis daripada menjalaninya secara manual. Aku selalu percaya setiap hal yang terjadi dalam hidup ini sudah teratur secara langsung tanpa harus repot mencari jawaban dan pembahasan apalagi permasalahan.
Beberapa hari yang lalu ketika kami bertemu untuk makan, di perjalanan aku memberanikan diri untuk bertanya alasan kenapa dia memilihku secara jujur dan serius.
Saat di minimarket rumah sakit itu dia hanya kagum saat aku berkata, "Aku harap siapa pun mau bercerita dan terbuka apapun tanpa ada perasaan akan dihakimi atau disalahkan apalagi sampai dimarahi.
Karena sejatinya kebanyakan orang hanya butuh untuk didengar bukan untuk diberi solusi."
Ya, hanya itu.
Aku pikir memang pada dasarnya setiap orang harus seperti itu. Tapi pada kenyataannya tidak semua orang mampu melakukan hal sederhana itu. Bahkan untuk bertanya "apa kabar, apakah kamu baik-baik saja, apakah mau cerita" saja sangat tidak terbiasa dengan itu semua.
Banyak orang yang pada akhirnya malah menjadi hakim dan pemberi nasihat tanpa mendengar dan ikut merasakan apa yang dialami oleh orang lain.
-------
To be continued.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kamu disini!👇✌️😁