Official Blog of Nugi Nugraha || Member of Google Corp & Blogger - Since 2011 || Copyrights 2011 - 2024 by Personal Blog & Google

Minggu, 31 Maret 2024

Nugraha is My Name (part 24)

 

Nugraha is My Name (part 24)

PERINGATAN !



Sebelum membaca artikel ini, diharapkan agar pembaca sudah berusia 17 tahun, mempunyai kemampuan untuk menghargai dan menerima juga open minded. 

Karena artikel ini berdasarkan pengalaman pribadi dan terdapat konflik secara mendalam dari konteks, paradigma, opini dan juga akan menyertakan orang-orang yang pernah ada di kehidupan pribadi sang penulis secara jujur yang bisa dikonfirmasi secara komprehensif. 


-------


Aku tidak pernah merasa tidak bahagia.


-------


Ini adalah part ke 24 yang aku rasa akan menggambarkan bagaimana caraku berpikir dan menghadapi segala tantangan dalam hidup ini, juga alasan kenapa menulis adalah salah satu cara agar aku merasa tidak dihakimi dan dinilai juga dilihat hanya karena sebuah keadaan terburuk dan terbaik saja, karena menulis bagiku adalah sebuah keadaan dimana aku bisa menjadi diriku yang sejatinya aku apa adanya tanpa peduli dengan apa pendapat orang lain tentang diriku. 


Blog ini menjadi salah satu media yang menjadi wadah untuk menampung segala keluh kesah dan banyaknya perasaan juga keadaan yang sedang aku alami setiap hari bahkan setiap saat. Aku bisa mencurahkan isi hati dan pikiranku dengan terus terang tanpa ada rasa tidak akan didengarkan atau diterima hanya karena aku memilih untuk berbeda dan menjadi diriku sendiri. 

Kepahitan hidup, kebahagiaan yang selalu berusaha aku ciptakan dan aku rasakan, kesedihan yang terkadang mengganggu proses pembelajaran juga perjalananku, sedikit kisah tentang percintaan yang mungkin tidak akan seluar biasa orang lain pada umumnya, dan beberapa konflik yang terjadi dalam waktu yang sesaat bahkan berkepanjangan, semuanya aku tulis disini. 


Sudah banyak tulisan yang aku curahkan disini, dari sejak aku lahir sampai pada saat ini secara garis besar sudah aku ungkapkan.

Banyak hal buruk dan baik yang mungkin akan membuat para pembaca sedikit mengerutkan dahinya, tapi aku tetaplah manusia pada umumnya yang senang membawa banyak cerita dan berita. 

Karena salah satu sifat terbaik manusia adalah pembawa berita. Sebaik atau seburuk apapun berita itu akan mereka sampaikan dengan kemasan sedemikian rupa. Agar para pendengar dan pembaca bisa mengerti dan sedikit memahami apa yang dirasakan. 


Aku selalu berusaha untuk tidak tertarik dengan kehidupan orang lain yang sama sekali tidak membawa perubahan untuk diriku, perubahan yang lebih baik tentu saja. 

Apalagi orang-orang yang selalu merasa ketika dirinya sedang dalam keadaan terpuruk seolah-olah hanya dirinya yang mengalami itu semua. 

Dan pada faktanya sudah menjadi sifat manusia, bahwa ketika mereka dalam keadaan susah, mereka akan mulai mengingat kebaikan-kebaikan yang pernah mereka lakukan kepada orang lain, dan disaat senang mereka akan mengingat keburukan-keburukan yang pernah dilakukan oleh orang lain kepadanya. 

Padahal hal terburuk sekalipun bukan disebabkan oleh perilaku orang lain, karena itu semua memang terjadi karena diri mereka sendiri. 

Tidak perlu setan atau iblis untuk menunjukkan adanya sebuah keburukan di kehidupan bahkan di dunia ini, tapi cukup hanya dengan menyadari keburukan yang dibuat oleh manusia itu sendiri. 


Dalam sebuah tulisan yang jauh sebelum part Nugraha is My Name ini dibuat, aku pernah membahas tentang agama dan kepercayaan yang aku pilih, mungkin karena dulu aku masih dalam tahap pencarian dan pengembangan hingga pada akhirnya sedikit melenceng dari agama. 

Tapi seiring berjalannya waktu dan banyaknya hal yang sudah aku lalui, aku bisa merasakan dan menyadari bahwa ternyata agama itu sudah tidak perlu, tapi pada akhirnya aku memilih untuk tetap beragama. 

Karena aku merasakan bahagia yang mungkin tidak bisa dirasakan oleh orang lain atas apa yang ada dan apa yang sedang terjadi dalam kehidupanku.

Bagiku, kebahagiaan itu tidak akan pernah tercapai jika dicari. Karena kebahagiaan itu menikmati apa yang ada dan apa yang terjadi. 


Aku juga masih dengan posisi tersulit untuk mengakui bahwa aku masih merindukan mereka, ya, sejauh apapun aku pergi dan berjalan bahkan berlari, aku tetap merasa ingin berbagi sedikit dari banyaknya cerita hidupku kepada mereka, keluarga dan terutama orang tua. 

Tapi orang tua tetaplah orang tua.

Orang tua terkadang suka merasa paling tau pilihan apa yang terbaik untuk anak-anaknya, tapi orang tua juga terkadang lupa bahwa anak-anaknya mempunyai keinginan mereka sendiri. Dan orang tua tidak tau apakah keinginannya akan membuat anak-anaknya bahagia atau tidak. 


Aku tidak akan pernah membenci mereka, tapi aku juga tidak akan lagi berharap apapun kepada mereka. Meskipun mereka orang tua, mereka tetaplah manusia.

Karena berharap kepada manusia adalah salah satu seni sederhana untuk menyiksa diri sendiri.


-------


Apakah pada saat ini aku sudah sembuh dari segala rasa sakit? 

Aku kira belum. 

Karena selama aku merasa sakit berarti aku sedang dalam masa pertumbuhan dan perubahan, dan semua itu masih dalam tahap sejauh mana aku bisa mengartikannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar kamu disini!👇✌️😁