Official Blog of Nugi Nugraha || Member of Google Corp & Blogger - Since 2011 || Copyrights 2011 - 2024 by Personal Blog & Google

Jumat, 22 Maret 2024

Nugraha is My Name (part 22)

Nugraha is My Name (part 22)


PERINGATAN !



Sebelum membaca artikel ini, diharapkan agar pembaca sudah berusia 17 tahun, mempunyai kemampuan untuk menghargai dan menerima juga open minded. 

Karena artikel ini berdasarkan pengalaman pribadi dan terdapat konflik secara mendalam dari konteks, paradigma, opini dan juga akan menyertakan orang-orang yang pernah ada di kehidupan pribadi sang penulis secara jujur yang bisa dikonfirmasi secara komprehensif. 


-------


Hanya karena kamu tidak peduli, bukan berarti itu tidak penting bagi orang lain.


-------


Dalam kurun waktu sebulan lebih ini banyak hal yang telah terjadi dalam kehidupanku. 

Aku merasa segalanya terasa begitu cepat dan berat bahkan mendalam. Cepat mendapat kebahagiaan dan cepat hilang, berat untuk melepaskan tapi berat juga ketika mempertahankan, dan ada beberapa hal yang aku rasa cukup mendalam. 

Ini tentang sebuah proses hidup yang sudah jelas setiap orang akan berbeda. 

Orang-orang yang datang dan pergi secepat kilat tapi menyisakan sejumlah kenangan. Hal terberat bagiku bukanlah melupakan orang-orangnya melainkan berusaha untuk menghapus banyaknya kenangan yang mereka tinggalkan.


Ada yang datang dengan membawa perubahan baik, ada yang datang dengan semangat dan rasa penasaran, ada pula yang hanya datang karena sama-sama merasa kesepian dampak dari sebuah keadaan, dan hingga akhirnya mereka pergi karena sudah menemukan apa yang mereka cari dan inginkan bahkan ada yang menghilang tanpa kabar. 


Aku bukan pribadi yang bisa dengan mudah untuk jatuh cinta, hanya saja aku tidak bisa berbohong disaat aku mengagumi seseorang dengan segala sesuatu yang mereka tampilkan. 

Aku juga tidak akan sulit untuk mengakui dan memutuskan untuk tidak tertarik kepada seseorang, entah karena kepribadiannya yang tidak selaras ataupun karena aku sudah bisa menebak akan bagaimana akhirnya nanti. 


Februari.


Berkali-kali dia datang kembali, tapi dengan lantang aku menolak kehadirannya lagi dan lagi. 

Bukannya aku tidak memiliki perasaan lagi kepadanya, tapi logikaku menolak untuk terus diperlakukan seperti orang yang tidak mempunyai harga diri. 


2 bulan yang lalu juga pernah ada yang datang secara tiba-tiba. Membawa cerita dan banyak pertanyaan bahkan setumpuk rasa penasaran. Tapi aku tidak bisa mengambil risiko untuk apa yang akan terjadi dikemudian hari. Apalagi dengan terus terang bahwa dia akan pergi jika tiba saatnya nanti. Aku tidak akan pernah mau membuang waktuku untuk orang yang pada akhirnya akan meninggalkanku. Terakhir aku meminta sebuah komisi atas waktu yang sudah aku habiskan untuk berkenalan dengannya. 


Tanggal 26 Februari juga menjadi hari dimana aku terbaring di meja operasi selama 6,5 jam, lebih lama dari perkiraan awal yang hanya 3 jam saja. Semuanya terjadi karena aku mengenal seseorang yang selalu saja datang disaat aku sudah berkali-kali mengatakan untuk jangan pernah hadir lagi dalam hidupku. 


2 Minggu yang lalu aku juga kehilangan sesuatu yang lumayan berarti. Tapi aku tidak terlalu mendalam karena itu hanya harta yang masih bisa dicari. Bukan sesuatu yang fatal. 


Dari semua hal yang sudah terjadi dan aku lalui, banyak pelajaran yang bisa aku ambil.  

Tentang kebahagiaan yang bisa aku rasakan dengan mudah hanya karena aku tidak sulit untuk bersyukur, bahkan aku bisa dengan mudah pula menciptakan beberapa kebahagiaan dengan caraku sendiri. 


Tentang kehilangan. 

Aku sudah kehilangan banyak hal selama aku hidup di dunia ini. Entah itu kesempatan, keluarga, harta, dan orang-orang yang sebelumnya hadir dalam hidupku. 

Bagiku semua itu bukan sesuatu yang terlalu rumit. 

Bahkan aku pernah dengan sangat terpaksa meninggalkan seseorang yang sangat aku cintai, karena dia sendiri yang ingin aku segera melepaskannya. Bukan hanya satu atau dua orang, melainkan banyak orang termasuk orang yang seharusnya ada disaat aku dalam keadaan bahagia ataupun sebaliknya.


Berbicara perihal perpisahan.

Apakah kamu tau bagaimana rasanya hidup setelah kehilangan seseorang yang pernah terpikirkan akan terus bersama? 

Aku tidak pernah marah tentang bagaimana dia di hari itu menyuruhku pergi, tetapi aku hanya menyesali tentang apa yang dia putuskan di hari itu, yang dimana aku benar-benar gagal dalam memahami caranya memperlakukanku, dan dia gagal dalam memahami caraku mencintainya. 

Tapi aku belajar untuk menerima dan mengikhlaskannya. 



Bagiku, menjadi kuat itu bukan tentang seberapa keras aku melawan, menjadi kuat itu adalah ketika aku bisa memaafkan orang yang bahkan tidak pernah menyesali perbuatan buruknya

terhadapku

Menjadi kuat adalah ketika aku masih bisa tersenyum walaupun hatiku terluka.

Menjadi kuat itu adalah ketika aku tidak menyakiti balik orang yang telah menyakitiku. Aku selalu berusaha menjadi manusia kuat yang seperti itu, yang tidak menjatuhkan orang lain walaupun aku dibuat hancur dan kecewa. 


-------


Kita itu diibaratkan seperti bunga. 

Seindah dan sewangi atau seburuk apapun bunga, semuanya tidaklah kekal. 

Entah nanti atau esok dan lusa, kita semua akan mengalami sebuah perubahan dan berujung kehancuran bahkan kematian. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar kamu disini!👇✌️😁