Ingatanku kembali ke tahun 2021 di saat kamu mulai menambahkan pertemanan di sosial media.
Lalu kita kembali mengobrol dan saling mengenal lebih dekat lagi pada tahun 2022 di saat aku sedang sendiri dalam artian ketika aku sedang ada dalam fase terendah dan hampir semua orang tidak ada yang bisa menenangkanku bahkan pasanganku kala itu, sedangkan kamu mampu.
Jujur saja, aku selalu mempunyai perasaan bahwa aku berhutang budi kepadamu. Karena dalam keadaan diriku yang sedang tidak baik-baik saja dan mengalami patah hati terberat dalam hidupku yaitu oleh Ayahku sendiri, kamu yang kala itu masih bisa dibilang sangat muda, tapi kamu mampu memahami keadaanku dan situasi juga kondisiku.
Berlanjut aku sedikit mengenalmu secara sepintas.
Alasan kenapa kamu bisa sedalam itu masuk dalam kehidupanku secara perasaan dan pikiran. Karena ternyata kamu sudah lebih dulu ada dalam ruang lingkup yang pada kenyataannya masalahku kala itu tidak ada apa-apanya dibandingkan perjalan hidupmu. Dan kamu mampu menjalani semuanya bahkan terlihat baik-baik saja di depan semua orang yang melihatmu termasuk aku. Ya, mulai saat itu hingga sekarang aku masih mengagumimu sedalam apa yang pernah aku ungkapkan kepadamu berkali-kali dalam keadaan sadar ataupun tidak seperti kebiasaan kita yang selalu menghabiskan waktu bersama dalam hal yang tidak semua orang mengetahui dan menyadarinya.
Jatuh hati karena paras, materi, dan sejenisnya mungkin akan lebih mudah untuk meninggalkanmu. Karena hal-hal seperti itu akan mudah pula untuk ditemukan di diri orang lain. Tapi salahnya aku adalah selalu jatuh hati kepada orang karena kepribadiannya yang sudah pasti sangat sulit untuk aku temukan di diri orang lain selain dirimu.
Ya, aku sudah ada di titik terlelah dari bagian yang tertinggi untuk mengagumi dan jatuh hati. Hingga aku pun benar-benar sudah tidak memiliki cara lagi untuk membuktikan dan mengekpresikan bahkan mengatakan atas apa yang aku rasakan.
Sekalipun kamu pernah mengatakan bahwa mau denganku, tapi aku mau semua itu bukan hanya ucapan saja. Aku mau lebih seperti kebanyakan sifat manusia pada umumnya. Aku mau perlakuanmu juga sesuai dengan ucapanmu.
Ketika aku hanya mampu memegang tanganmu saja dengan banyaknya perasaan yang tidak pernah bisa untuk aku ungkapkan lagi, kini aku menyadari bahwa kita memang harus menyudahi ini semua.
Aku yang selalu ingin bertemu, ingin bersama, yang selalu ingin menghabiskan waktu dengan hal-hal yang tidak pernah penting untuk kebanyakan orang pada umumnya, sedangkan kamu yang masih dengan alakadarnya. Perasaanku terlalu besar untukmu. Hingga akhirnya aku hanya bisa terdiam dan terpaku dengan semua perasaan yang masih tersimpan dalam keadaan terasa perih karena semuanya tidak pernah lagi bisa terungkap. Karena aku selalu bertanya, sampai kapan aku menunggu kamu untuk bisa mengerti dan memahami juga menerima diriku dengan cukup lapang dan membuatku lebih nyaman bukan sekadar bersalaman seperti dua orang yang mempunyai perjanjian tanpa kepastian.
Dampak panjang dari apa yang aku rasakan adalah, aku tidak bisa mencari orang lain lagi, karena kamu sudah menjadi perbandingan dan standar untuk orang baru yang aku temui. Dan aku juga sudah memutuskan orang yang selama ini pernah berhubungan denganku selama ini.
Dan setelah semuanya berakhir, aku memang tidak bersedih apalagi sampai menitikkan air mata. Tapi aku masih menyimpan tanda tanya, kenapa dia sampai melakukan hal yang sedari awal selalu dia tuduhkan kepadaku?
Mungkin banyak memori dan kenangan yang pernah kita lalui bersama selama hampir 8 tahun. Tapi aku benar-benar tidak lagi peduli akan semua itu. Karena dengan cara dia melakukan hal buruk bahkan benar-benar buruk, semuanya terhapus bahkan hilang dengan sendirinya bahwa kita pernah melakukan hal-hal yang membahagiakan dan menyenangkan ketika bersama. Melewati banyak fase kehidupan berdua, menyelesaikan banyak masalah, menghadapi mereka yang pada awalnya tidak menyukai hubungan kita, dan banyak lagi hal-hal yang kita lalui bersama.
Tapi jika ditanya apa hal yang berkesan selama hubungan bersamanya, mungkin ada beberapa. Ketika aku bisa merubah cara pandang dia akan banyak hal, sesederhana bagaimana menyikapi orang yang berbeda cara berpikirnya dengan kita. Aku terkesan juga saat aku bisa mendamaikan dan memperbaiki hubungan dia bersama Ayahnya. Dari yang awalnya kecewa dan mungkin marah, sekarang hubungan mereka menjadi lebih baik selayaknya anak dan Ayah.
Aku tidak tahu jika dia terkesan atau tidaknya selama hubunganku bersamanya.
Dan selama aku denganmu sejauh ini, membantuku melewati masa-masa yang mungkin bagi sebagian orang akan bersedih saat sebuah hubungan berakhir. Sedangkan aku masih tetap merasa baik-baik saja. Dan itu karena adanya kamu.
Sekarang?
Sekarang aku mulai menyadari bahwa ketika aku berusaha untuk membuktikan banyak hal kepadamu, membantumu dalam keadaan yang sedang tidak terlalu baik, mencoba untuk mencerna banyak hal yang ada dalam dirimu entah itu hal-hal kecil sampai hal besar pun ternyata itu semua tidaklah cukup. Terbukti di saat aku sedang membutuhkan waktu denganmu saja kamu masih dengan respon yang seadanya. Bahkan yang sampai kepada diriku adalah kamu memang cukup acuh.
Di balik kata-kata yang pernah kamu ucapkan, reaksi yang keluar secara natural meskipun terkadang membuatku sedikit tidak percaya, entah itu dengan caramu memandangku, mengikuti beberapa keinginan teranehku, kata-kata yang aku anggap romantis dan beberapa hal yang tidak akan pernah kamu lakukan kepada orang lain selain diriku, aku masih dengan perasaan yang tidak cukup untuk membuktikan dan membuatku menentukan alasan apakah aku harus tetap menunggu dan memilihmu atau tidak.
Mungkin aku tidak akan pernah bisa meninggalkanmu apalagi sampai melupakanmu, tapi aku akan mencoba memberi ruang yang penuh untukmu agar berpikir dan mencerna juga melihat sekaligus menyadari bahwa orang seperti diriku yang pernah kamu katakan bahwa aku tidak akan pernah meninggalkanmu bagaimanapun perlakuanmu, ternyata bisa dengan sangat terpaksa melepaskanmu secara perlahan entah dengan tetap sendiri dan melewati masa terkelamku karena menyadari bahwa aku benar-benar sendiri atau aku mencoba untuk bertemu dengan orang yang baru.
Benar, aku sedang ada dalam tahap lelah dan benar-benar bingung dengan sikapmu yang seolah mau tapi tidak mau dan yang seperti butuh diriku tapi tidak benar-benar butuh.
Karena menunggu itu adalah hal yang tidak pernah menyenangkan.
Mungkin bisa dibilang kita ada dalam hubungan tanpa status. Aku yang tidak bisa mencari orang lain, kamu yang tidak mau aku bertemu dengan orang yang baru, aku yang belum bisa menjauh darimu, aku yang belum mampu menjalani kenyataan bahwa hidupku masih akan tetap berjalan entah denganmu ataupun tidak pada akhirnya. Karena sejauh ini yang aku butuhkan adalah waktu bersamamu yang tidak pernah bisa kamu berikan sepenuhnya kepadaku karena banyak alasan dan keadaan.
Sebenarnya aku bisa saja tetap menunggumu. Tapi aku sudah ada di titik bingung dan tidak tahu lagi harus berperilaku dan memperlakukanmu seperti apa juga bersikap dan membuktikan dengan cara yang seperti apa lagi kepadamu.
Aku benar-benar sudah lelah dan sangat buntu untuk sekarang ini mengahadapi sikapmu.
Sederhana saja.
Aku hanya butuh waktumu, butuh sosokmu di sampingku, genggaman tanganmu seperti biasa yang bisa menenangkan diriku dalam keadaan gundah karena banyak waktu dan hari-hari yang terjadi dalam hidupku.
Tapi sekarang aku akan mencoba untuk beristirahat dari semua waktu dan situasi tanpa dirimu.
Apakah aku bisa?
Kita lihat saja nanti.
Kecuali kamu mulai berani melangkah maju dan menunjukkan bahwa kamu memang mau aku tetap ada dalam kehidupanmu entah itu butuh secara mendalam ataupun hanya sekadar. Karena yang penting bagiku adalah ada kemajuan dari yang pernah kamu lakukan sejauh ini.
---
"Ketika aku sudah mengetahui bagaimana endingnya, aku selalu ingin menghabiskan banyak waktu denganmu sebelum semuanya benar-benar selesai".
- Nugi Nugraha