Official Blog of Nugi Nugraha || Member of Google Corp & Blogger - Since 2011 || Copyrights 2011 - 2024 by Personal Blog & Google

Selasa, 27 Agustus 2024

Cerita dari Negeri Amerika (Part 12)



Setelah hampir 6 tahun tidak menginjakkan kaki di negara asalku, Indonesia, kali ini aku berkesempatan untuk pulang ke tanah air,  karena ada beberapa urusan pekerjaan yang harus aku selesaikan. 

Meskipun aku sudah memiliki paspor Amerika, tapi hatiku masih tetap berada di negara kesatuan ini. 


*


Surat tugas dan beberapa dokumen pendukung untuk kelengkapan perjalananku selama di Indonesia sudah lengkap. 

Tepat pada pertengahan bulan Mei 2017 aku melakukan perjalanan ke Jakarta. 

Ini adalah penerbangan terjauhku untuk ketiga kalinya setelah ke negara Arab Saudi dan Irak. Hanya saja kali ini aku benar-benar berangkat sendiri. Karena biasanya aku bersama beberapa orang tim.

Tugasku tidak lain dan tidak bukan yaitu menjadi penyelidik rahasia. Tentu saja pekerjaanku aku lakukan secara diam-diam. 

Dokumen-dokumen yang aku bawa juga semuanya sangat penting.


Setelah kurang lebih 22 jam aku berada di atas awan, sampailah aku di bandara Soekarno-Hatta. Sebelumnya aku transit di Dubai. 

Tidak lupa aku juga mengabari ibu perihal kedatanganku ke Indonesia. 


Dari bandara aku menuju ke sebuah hotel yang berada di daerah Jakarta Timur. 

Semuanya sudah diurus oleh bagian administrasi di Langley. Tentu saja aku sudah tidak asing dengan hal-hal seperti ini. Karena aku juga pada awal bekerja sebagai administrasi pun tugasnya mengurus hal-hal seperti ini. 


Begitu sampai di kamar hotel, aku tidak langsung istirahat, setelah mandi dan mengganti pakaian, aku pun langsung bersiap-siap untuk bertemu dengan beberapa orang yang memang pekerjaannya hampir sama denganku, yaitu sebagai agen intelejen lokal yang menyelidiki berbagai jenis kejahatan dengan unsur terorisme. 


Kami bertemu di sebuah restoran yang menyajikan makanan khas daerah Padang. Kebetulan aku juga sangat rindu masakan yang menjadi makanan terlezat di dunia itu. 

Mereka adalah Rodi, Amin dan Taufik. 

Tidak lupa aku juga memperkenalkan diri.  Kemudian aku pun langsung memulai ke inti pembahasan dan tujuanku datang ke Jakarta, yaitu menyelidiki sebuah organisasi terkenal dari Irak dan Suriah. Karena pada saat itu organsiasi mereka tercium oleh agen pusat Langley dengan screening kode yang biasa kelompok itu pergunakan. Tentu saja tempat kantorku bekerja sangat ahli dalam hal seperti itu. 


Dari beberapa dokumen yang aku bawa, ada sebuah rencana besar yang akan terjadi pada suatu malam perayaan menjelang bulan ramadhan. 

Di dokumen juga tertulis jelas ciri-ciri calon pelaku dan lokasi yang akan dijadikan tempat kejadian. 


Setelah membahas dan membuat beberapa rencana bersama mereka juga beberapa anggota yang kebetulan pada saat itu sedang berhalangan hadir, aku pun pamit untuk kembali ke hotel untuk beristirahat dan akan melanjutkan pembahasan di keesokan harinya. 


Setelah sampai di hotel, aku begitu terkejut karena bertemu dengan orang-orang yang selama ini hanya bisa berkabar melalui telepon saja. Mereka adalah ibu dan adikku, Nina. 

Aku langsung memeluk erat mereka. 

Aku sangat merindukan mereka. 

Mereka juga sangat senang begitu mendengar kabar bahwa aku akan berada di Jakarta beberapa hari. 

Makanya setelah aku mengabari bahwa aku akan berangkat ke sini, mereka langsung bertanya akan menginap di mana. 

Keadaan ibu cukup baik, meksipun kadang ada beberapa keluhan kesehatannya, tapi sejauh ini semuanya masih dalam tahap wajar. Adikku juga sekarang sudah bekerja di sebuah perusahaan asuransi ternama di kota Bandung. 

Banyak kata yang ingin aku sampaikan ketika berada jauh, tapi setelah bertemu dengan mereka, terutama ibu, semuanya lupa begitu saja. Banyak hal yang setelah aku pikirkan kembali, lebih baik aku simpan semuanya sendiri. Aku tidak ingin mereka mengkhawatirkan keadaanku. Aku hanya ingin terlihat baik-baik saja di depan mereka. 


***


Keesokan harinya untuk pertama kalinya setelah hampir 6 tahun tidak pernah lagi makan bersama, kami pun bisa kembali duduk bertiga untuk sarapan. 

Rasanya bahagia melebihi apapun yang pernah aku lalui selama ini. 

Melihat ibu dengan senyuman bahagia seraya melihat ke arahku pada setiap suapannya, mengisyaratkan bahwa momen seperti ini yang selalu dia rindukan. Adikku juga terlihat begitu senang karena akhirnya bisa bertemu lagi denganku kakak satu-satunya. 

Ada sedikit rasa berdosa dalam hatiku, karena di hari tua ibu, aku malah harus tinggal begitu jauh dengannya. Dan secara tidak langsung aku juga memberi beban kepada adikku untuk menjaga ibu sendirian. Padahal di usia dia saat ini seharusnya dia sedang asyik-asyiknya menikmati hidup bersama teman-temannya. 

Tapi mau bagaimana lagi, karena semua ini sudah terjadi. 


Setelah selesai sarapan, aku berpamitan kepada ibu dan adikku untuk pergi sebentar karena ada beberapa urusan. 

Aku pun bergegas menuju sebuah kantor markas besar kepolisian di daerah Sudirman. 


Aku kembali bertemu dengan Rodi, Amin dan Taufik. Selain mereka, aku juga bertemu dengan beberapa petinggi kepolisian. 

Setelah kembali membahas beberapa rencana, akhirnya Rodi, Amin dan Taufik akan menyamar sebagai anggota kepolisian yang mengamankan acara pawai obor yang akan dilaksanakan besok malam setelah isya. 

Tapi aku cukup ragu dengan rencana mereka yang malah terlihat sebagai petugas. Karena pada dasarnya mereka adalah agen yang dengan ketentuan juga peraturan sederhananya adalah jangan sampai terlihat.

Aku mengusulkan agar mereka jangan sampai memakai seragam atau perlengkapan yang mudah untuk dikenali. 

Tapi sayangnya masukanku tidak mereka terima. 


***


Tepat pukul 9 malam di tengah kerumunan orang yang sedang melakukan pawai obor,  terdengar suara ledakan yang tidak begitu jauh dari terminal busway Kampung Melayu. 

Seketika semuanya menjadi kacau.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar kamu disini!👇✌️😁