PERINGATAN !
Sebelum membaca artikel ini, diharapkan agar pembaca sudah berusia 17 tahun, mempunyai kemampuan untuk menghargai dan menerima juga open minded.
Karena artikel ini berdasarkan pengalaman pribadi dan terdapat konflik secara mendalam dari konteks, paradigma, opini dan juga akan menyertakan orang-orang yang pernah ada di kehidupan pribadi sang penulis secara jujur yang bisa dikonfirmasi secara komprehensif.
-------
"Bagaimana diri kita, tergantung dengan siapa kita berdiri, berjalan dan bersama."
-------
Apakah aku sudah merasa cukup dengan kehidupanku sejauh ini?
Hidup ini seperti perut yang dengan mudahnya untuk merasa lapar dan tidak perlu susah payah untuk membuatnya kenyang.
Aku bukan tipe orang yang ingin hidup dalam kesendirian, tapi pada kenyataannya aku hidup sendiri meskipun tidak berarti aku berjalan sendirian.
Bertahun-tahun sejak aku keluar dari rumah itu dan memilih untuk menyerahkan segalanya kepada takdir dan harapan untuk nasib yang selalu baik, rasanya masih jauh dari kata cukup.
Dari usiaku yang belum genap 18 tahun, aku mulai bertemu banyak orang dengan berbagai macam karakter dan cara berpikirnya yang hingga saat ini pun aku masih akan mengingat beberapa dari mereka. Bagaimana mereka berpikir, berbicara, berperilaku, dan segala hal yang sampai detik ini sedikit dan banyaknya membantuku untuk membentuk diriku yang sejatinya menjadi begini seperti seharusnya.
Jadi, ketika ada orang yang berkata, "inilah aku apa adanya dengan diriku begini adanya tanpa peduli omongan orang dan pengaruhnya", aku bisa katakan semua itu bohong. Karena pada kenyataannya jika semua orang sadar dan paham, tidak ada satu bagian dan perilaku juga perkataan yang terbentuk dari seseorang dengan begitu saja. Semua ada cerminan atau sosok dan mungkin cara berpikir yang tertuang dalam ucapan atau tulisan kemudian terolah dan terbentuk hingga akhirnya muncullah pribadi seseorang yang seperti sekarang. Entah itu baik atau buruk semua tergantung dari sisi mana orang lain bisa melihat dan mengartikannya.
Aku masih tetap percaya dengan tidak adanya orang buruk dan jahat, karena semua orang itu tetap baik di lingkungan yang dia mau dan dalam kesempatan yang dia kehendaki. Yang membedakan adalah pemikiran dan penglihatan manusia lainnya yang memutuskan bagian mana yang akan dia pilih, sisi baik atau buruk.
Dari sekian banyak orang yang pernah aku temui, let say kisaran menyentuh angka ribuan orang. 2010- 2023 itu 13 tahun kurang lebih 678 Minggu, anggap saja aku bertemu 4 orang baru dalam seminggu dikali 678 Minggu, kurang lebih 2.700an orang.
Dari semua kalangan yang pernah aku temui dalam artian ada kesempatan untuk duduk dan bertukar pikiran secara langsung, ambillah 2000 orang yang betul-betul mengobrol ada isinya.
Aku bisa menyimpulkan bahwa setiap pribadi orang itu unik.
Bahkan dengan karakter-karakter yang mereka miliki, untuk saat ini aku bisa menebak akan bagaimana akhirnya dari suatu obrolan atau pembahasan dengan seseorang akan berakhir, akan seperti apa sebuah alur berujung, dan yang lebih tidak kalah absurd-nya adalah aku bisa tahu semuanya sebelum semuanya dimulai.
Meskipun tidak semuanya selalu benar, tapi ada rasa persiapan dalam diriku yang sudah otomatis terbentuk untuk menghadapi permulaan, proses hingga akhirnya akan seperti apa.
Aku sudah terlalu muak untuk basa-basi, apalagi diperlakukan seperti orang bodoh seolah baru terlahir kemarin sore oleh orang-orang yang baru bisa berjalan menjelang malam.
Rasanya ingin berteriak, "hey, aing geus apal arah pembicaraan sia rek ka mana jeung naon hayang na sia!"
Tapi aku juga harus merendam semua itu dan berpura-pura berjalan mengikuti garis dan alur yang mereka ciptakan sendiri.
Dari semua itu bukan berarti aku menutup mata dan telinga juga hati bahkan segala hal pemikiran untuk hal-hal yang baru. Karena setiap orang selalu tumbuh berbeda setiap saatnya bahkan jika ada kesempatan. Aku masih tertarik dengan tulisan-tulisan baru, dengan orang-orang baru dan karakter-karakter yang mereka miliki, juga beberapa cerita yang mengalur tanpa pernah aku tahu sebelumnya.
Aku selalu berusaha menjadi gelas yang kosong untuk semua itu. Karena banyak hal yang belum aku ketahui di dunia ini. Ilmu-ilmu baru, pengetahuan yang menarik, cerita-cerita yang sangat menyenangkan untuk didengar, dan tidak pernah bosan untuk bertemu dengan orang-orang yang baru lagi.
Hal positifnya sudah aku katakan di atas.
Hal negatifnya bagi diriku especially kehidupanku adalah aku seperti berjalan di dalam kolam berlumpur dengan mata yang tetap terbuka tapi isi kepala seperti dipenuhi benang yang kusut. Sangat rumit untuk aku jelaskan di sini. Tapi intinya adalah aku membutuhkan waktu untuk beristirahat dari segala hal bentuk apapun itu jika dimulai dengan pemikiran.
Makanya belakangan ini aku sedang belajar menggunakan hati dan dengan segala perasaan yang ada di dalamnya untuk berbagai hal yang ingin aku mulai dan aku lakukan.
Apakah lebih baik?
Aku tidak tahu. Tapi orang-orang di sekitarku yang memang peka pasti melihat dan merasakan perubahan itu.
Menyangkut tentang orang yang baru, rasanya untuk sesuatu yang lebih mendalam lagi aku pikir tidak akan pernah bisa. Kecuali orang itu cara berpikirnya di atas cara berpikirku atau aku yang memang menurunkan bahkan berusaha menyamai cara berpikirnya.
Tapi, apakah aku bersedia?
Selama setahun ke belakang ini aku merasa lebih damai dan harmonis dengan keadaan diriku yang cepat menyesuaikan dalam keadaan dan segala situasi. Aku mulai mempunyai keinginan dan harapan juga sedikit ambisi yang selama bertahun-tahun terkubur. Dulu aku terlalu bahagia dengan segala hal yang aku miliki yang padahal aku sendiri saja sadar bahwa aku belum memiliki apa-apa.
Ya, kini rasa itu mulai bangkit kembali.
Aku tidak ingin merusaknya atau terhalang oleh orang-orang juga keadaan yang sebenarnya hanya penghalang bukan yang membantuku menyertai proses langkahku kedepannya untuk menjadi lebih baik dari kehidupanku sebelumnya.
Aku tidak akan melupakan orang-orang itu.
Jika dia menuntunku maka suatu saat aku akan menggandengnya, jika dia menggandengku maka aku akan memangkunya suatu saat nanti, jika dia mengangkatku maka aku akan mendorongnya jika dia dalam kesulitan nantinya.
-------
"Yang membedakan itu bukan keadaan tapi perasaan, karena di hadapan-Nya kita semua sama."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kamu disini!👇✌️😁