Official Blog of Nugi Nugraha || Member of Google Corp & Blogger - Since 2011 || Copyrights 2011 - 2024 by Personal Blog & Google

Rabu, 15 November 2023

Nugraha is My Name (part 5)

Nugraha is My Name (part 5)



PERINGATAN !



Sebelum membaca artikel ini, diharapkan agar pembaca sudah berusia 17 tahun, mempunyai kemampuan untuk menghargai dan menerima juga open minded. 

Karena artikel ini berdasarkan pengalaman pribadi dan terdapat konflik secara mendalam dari konteks, paradigma, opini dan juga akan menyertakan orang-orang yang pernah ada di kehidupan pribadi sang penulis secara jujur yang bisa dikonfirmasi secara komprehensif. 


- Nugraha is my name. 


--------


"Lepaskanlah saja payungnya, nikmati hujannya, karena pelangi akan datang."


--------



Kembali ke 2012.


Pada tahun itu adalah saat dimana perubahan hidupku berubah menjadi sesuatu yang berbeda. Bahkan sangat berbeda dari kebanyakan orang pada umumnya. 

Kalau dilihat pada masa itu mungkin seperti hal buruk yang berkelanjutan, tapi jika dilihat pada saat ini semua itu adalah bagian dimana aku bisa menemukan jati diriku yang sebenarnya, membangun mental yang kuat, menambah pengalaman dan pengetahuan, belajar bagaimana jauh dari keluarga dan orang-orang terdekat, bertemu dengan banyak orang baru dan mengenal mereka lebih dari sekedar rasa karena ada banyak perasaan yang sebelumnya tidak pernah aku alami.


Pada tahun itu aku dipatahkan oleh banyak kenyataan sekaligus bertumbuh menjadi orang yang dipertemukan oleh takdir baik dan sebaliknya. Aku beruntung bisa sampai pada titik ini, karena 2012 itu mungkin salah satu tahun dimana perjalanan baruku dimulai dan perjalanan lamaku terhenti terbentuk menjadi manusia yang baru. 


Namanya Ms. 

Ditengah perjalananku mencari dia, dia orang yang pertama kali membawaku ke jalan yang baru, aku bertemu dengan Ms. Dia adalah orang selanjutnya yang mengajarkanku bahwa tidak penting dengan jenis kelamin ketika kamu bertemu dengan orang yang baru, yang penting kamu nyaman dan bahagia, maka aku mempunyai pilihan untuk melanjutkan hidupku seperti yang aku mau. Karena yang terpenting bukan lagi tentang pandangan orang lain terhadapku melainkan bagaimana penerimaanku ketika ada orang yang melihatku. Karena aku tidak akan pernah bisa mengontrol mereka harus  bersikap seperti apa terhadapku, aku hanya bisa mengendalikan bagaimana perasaanku dengan apa yang bisa aku kontrol atas perlakuan orang lain. 


Mungkin dia adalah salah satu orang tulus dan baik yang hadir dalam hidupku pada saat itu, tapi aku memperlakukannya tidak seperti yang dia harapkan. Aku terlalu mengabaikannya. Padahal semua yang aku butuhkan, yang aku minta, yang aku mau pasti dan selalu dia usahakan untukku. 


Selain dengannya aku juga bertemu banyak orang, Zn, And, Khn, Da, Dm, Ad, Kn, Gn, Kv, Bw, dan ada beberapa orang yang tidak aku ingat namanya. Semua itu berjalan sampai tahun 2013.


2013 aku juga pernah tinggal di Sumedang beberapa Minggu. 

Aku pernah tinggal di Jakarta, Bekasi, Tangerang, Depok, Bogor, Bangka Belitung, dan kembali ke Bandung. 


Aku tidak begitu ingat dengan kehidupanku pada tahun 2013 selain pergi ke diskotik setiap malam. 

Bertemu orang baru di setiap kesempatan, berangkat jam 10 malam baru terbangun pada jam 10 pagi entah di rumah atau kost atau apartemen dan beberapa kali di hotel yang berbeda hampir setiap hari dengan siklus yang hampir sama dan tidak tau dengan siapa. 

Sudah menjadi hal biasa jika terbangun di parkiran diskotik dengan tanpa baju atau tanpa sepatu. 

Oh ya, aku begitu menikmati keindahan hidup pada saat itu. 


Pernah kecanduan alkohol sampai ada di tahap tidak minum minuman beralkohol sehari saja rasanya hampa, gelisah, serasa ada yang kurang, obat-obatan terlarang bukan hal aneh juga. 

Banyak koneksi untuk mendapatkan hal seperti itu, aku punya uang, punya teman yang bukan real teman, dan kesempatan sudah pasti selalu ada. 

Seks juga bukan hal yang aneh bagiku, aku terlalu berpengalaman dalam hal itu. 

Tidak sulit juga untuk berkenalan dan tidur dengan seseorang yang aku suka. Suka dalam artian hanya untuk kesenangan bukan berdasarkan perasaan apalagi cinta. 


2014 aku pernah kembali ke rumah untuk mengistirahatkan kehidupanku yang aku pikir pada saat itu perlu berhenti sejenak dari itu semua. 

Apalagi aku merasa bahwa kehidupanku sudah terlalu liar. 


Bulan April pada tahun itu aku kembali ke Bandung. 

Sudah suka menulis dan aktif di sosial media. 

Tiba-tiba ada pesan masuk dari seseorang yang selama itu aku cari dan aku tunggu kabar darinya.


Ya, dia kembali datang dan menceritakan semuanya disertai alasannya. 


Apa mau dikata, aku masih menyimpan semua rasa itu untuknya, aku hanya sedikit kecewa bukan marah padanya. 

Kami pun hidup bersama seperti sebelumnya. 


Tapi semua itu tidak berlangsung lama karena aku mengetahui kebenaran yang sesungguhnya dan alasan kenapa dia menghilang selama 2 tahun itu. 

Ya, dia bersama seseorang yang pernah aku temui. 

Ternyata aku baru merasakan bagaimana sakitnya dikhianati oleh orang yang sangat aku sayangi kala itu.


Mungkin aku juga tidak setia, tapi aku tidak pernah memakai sedikit perasaan pun kepada mereka yang bahkan beberapa dari mereka tidak pernah aku ingat namanya, apalagi sampai harus masuk ke tahap cinta. 


Sampai tahun 2015 aku kembali fokus untuk mencari uang dan menikmatinya dengan caraku sendiri. 

Kembali bertemu dengan banyak orang, bahkan berkali-kali mempunyai hubungan. 

Cp, Fz, Ak, dan selebihnya aku tidak begitu mengingat mereka. 


Tahun 2015 itu menurutku adalah tahun kejayaan dimana aku benar-benar bisa mendapatkan apa yang aku mau, terutama keuangan yang sangat amat stabil. 

Wow.


Aku bisa membeli apapun yang aku inginkan, makan makanan yang aku mau, pergi kemanapun yang ingin aku tuju. 

Tentu saja dengan sedikit pekerjaan alakadarnya dan terbantu oleh beberapa pasangan yang materinya diatas rata-rata. 

Dari yang muda sampai yang tua semuanya aku tampung, melakukan segala cara yang aku bisa, aku benar-benar mengeluarkan semua energi untuk melanjutkan hidup tanpa dia lagi. 


Dan ditengah-tengah itu dia sempat datang lagi tapi aku segera menolaknya dengan alasan bahwa kehidupanku sudah lebih baik jika memang tanpa kehadirannya sekalipun. Aku sudah bisa berdiri sendiri tanpa perlu campur tangan darinya lagi, sudah cukup atas semua ilmu yang pernah dia berikan. 


Tapi pada bulan November 2015 adalah titik balik kehidupanku yang menjadikan perubahan besar sampai aku bisa mengatakan bahwa aku harus mengurangi atau bahkan berhenti. 


Aku kembali pindah ke kota Jakarta. 

Aku menjual semua barangku kepada temanku yang bernama Dika AKA Dik-dik, dia adalah teman satu daerah dari Cianjur. 

Oh iya, dia adalah salah satu temanku yang sudah tau bagaimana dan siapa diriku sejak lama. 

Selain dia, aku juga mempunyai teman yang bernama Alo AKA Kurniawan. 

Dan mereka masih menjadi temanku sampai saat ini yang tidak pernah mempermasalahkan hal pribadiku. 

"Eta mah pilihan hirup masing-masing da teu ngarugikeun batur", begitu katanya. 


Masih ingat, saat itu adalah pagi hari Minggu tanggal 15 November 2015, aku pergi ke Solo untuk bertemu seseorang. Ya cukuplah untuk mendapat wejangan dan menambah uang saku juga beberapa kantong belanjaan. Pada sore harinya aku kembali ke Jakarta. 

Itu salah satu kebiasaan yang tidak mungkin aku tulis satu persatu. Intinya kurang lebih seperti itu.


Dan pada keesokan harinya aku ke rumah sakit terbesar di Jakarta Pusat, namanya RS St. Carolus. 

Sudah lama aku ingin memeriksakan kesehatan, karena aku merasa ada sesuatu yang tidak baik-baik saja dalam diriku, terutama kepalaku. 


Sebenarnya waktu itu aku terlalu yakin bahwa aku akan baik-baik saja jika hasilnya memang tidak sesuai dengan ekspektasiku. Tapi pada kenyataannya sangat sulit untuk menerima semua itu. Meskipun sebelumnya aku sudah merasa siap dan benar-benar meyakinkan diriku bahwa apapun hasilnya aku akan terima.

2015 menjadi tahun dimana aku merasa tidak ada lagi harapan untuk hidup.


-------


To be continued.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar kamu disini!👇✌️😁