PERINGATAN !
Sebelum membaca artikel ini, diharapkan agar pembaca sudah berusia 17 tahun, mempunyai kemampuan untuk menghargai dan menerima juga open minded.
Karena artikel ini berdasarkan pengalaman pribadi dan terdapat konflik secara mendalam dari konteks, paradigma, opini dan juga akan menyertakan orang-orang yang pernah ada di kehidupan pribadi sang penulis secara jujur yang bisa dikonfirmasi secara komprehensif.
-------
Ini adalah hari ke 25 aku pengobatan kembali.
Rasanya lebih baik, tapi ada beberapa memori yang aku rasa sedikit berkurang, entah itu momen yang lama atau momen yang beberapa saat. Aku membutuhkan waktu untuk mengingat sesuatu, tapi tidak dengan masa remajaku.
Masa remajaku yang belum genap 18 tahun harus ikut serta bertanggung jawab untuk suatu hal yang semestinya tidak pernah aku lakukan.
Menjadi seorang Ayah?
Bagaimana mungkin aku bisa menjadi seorang Ayah di usiaku yang disebut dewasa saja belum pantas. Bagaimana mungkin aku bisa menjadi seorang Ayah, figur Ayah saja aku tidak tahu seperti apa bentuk kasih sayangnya. Bagaimana bisa menyayangi dan memperlakukan orang lain seperti anak sendiri, aku sendiri saja masih sedang dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. Dan yang lebih tidak pernah aku kira sebelumnya adalah, aku diminta untuk menjadi suami dari seorang teman perempuan yang ditinggal pergi oleh pacarnya.
Anak itu aku beri nama Angga. Angga Nugraha nama lengkapnya.
Apakah aku bisa menjadi seorang Ayah pengganti yang baik? Seingatku, di usiaku yang belum genap 18 tahun itu sudah melakukan yang terbaik untuknya. Aku belajar dari pengalamanku sendiri, aku melakukan hal sebagaimana aku ingin diperlakukan oleh Ayahku.
Meskipun tidak sempurna, tapi dalam kurun waktu satu tahun itu aku bisa memperlakukan dia seperti anakku sendiri. Karena setelah setahun berjalan, semuanya kembali berantakan.
Aku belajar menerima kenyataan bahwa aku hanya dimanfaatkan oleh seorang perempuan, Ibu dari anak itu. Hingga pada akhirnya perjalanan baru dalam hidupku kembali dimulai.
Setelah beberapa hari dari hari ulang tahun anak itu aku pergi meninggalkan juga melupakan mereka dan kembali melanjutkan masa remajaku yang sempat terhenti.
Aku bertemu dengan seseorang yang mengenalkanku kepada dunia baru. Dunia yang hingga saat ini masih aku jalani. Dunia yang dengan perjalanan yang sebenarnya sangat berat pada awalnya untuk aku pilih dan aku putuskan untuk mengakuinya, tapi segalanya sudah aku pikirkan dan aku tanggung risikonya.
Dulu aku sempat menyalahkan dan begitu marah terhadap perempuan itu, tapi dengan seiring berjalannya waktu aku benar-benar bisa menjadi diriku sendiri dengan segala sesuatu tantangan di dalamnya, terutama hubunganku dengan keluarga yang tidak selalu baik-baik saja.
Aku tidak membenci perempuan, tapi rasa nyamanku sudah beralih bahkan teralihkan oleh pengalaman yang begitu buruk. Diriku yang kini memang sudah memaafkannya, tapi diriku yang kala itu masih remaja tidak pernah menerima diperlakukan dengan begitu rendah oleh seorang perempuan. Perempuan yang aku kira akan memperlakukanku begitu baik seperti yang sudah aku lakukan terhadapnya. Menolongnya, membantunya, menutupi semua aib besarnya, bahkan aku pernah berkali-kali mempertaruhkan nyawa untuk seorang perempuan yang ketika pujaan hatinya kembali datang, yaitu Ayah dari anak itu bersujud untuk meminta maaf karena salama setahun lebih meninggalkan mereka. Aku yang menyadari bahwa keberadaanku tidak lagi berarti di tengah-tengah mereka.
Mungkin aku bisa disebut seorang laki-laki yang bodoh kala itu. Tapi aku kagum dengan caraku memperlakukan mereka dengan tulus seolah semuanya tidak akan berakhir dan membekas hingga saat ini. Bahkan dari luka itu aku menjadi seseorang yang hampir tidak dikenali sekalipun oleh diriku sendiri.
Tapi sisi baik dari semuanya adalah aku bisa menggunakan sedikit dari bagian hidupku yang pernah begitu berarti untuk orang lain, meskipun hanya sesaat.
Masa remajaku begitu menyenangkan.
Umur 19 tahun, 20, 21, 22, 23, 24 sampai usiaku 25 tahun aku pergunakan untuk mencari jati diri dan memastikan apakah pilihanku kala itu sudah benar-benar bisa aku pertanggung jawabkan secara sadar atau belum.
Aku bertemu dengan ribuan orang dengan berbagi macam profesi dan karakter. Dari mereka orang-orang yang pernah aku temui, aku bisa belajar bagaimana mengenal sisi baik dan sisi buruk juga bagaimana menebak karakter manusia dari berbagai macam sudut pandang. Bagaimana mereka bercerita, berargumen, berpendapat, memihak, dan dengan seiring berjalannya waktu aku bisa mendalami tentang perasaan orang-orang yang aku temui hanya dari cara mereka berbicara, bagaimana mereka duduk, bagaimana mereka melihat dan memandang, dan aku sangat mahir menebak karakter orang baru yang aku temui.
Pada tanggal 19 November 2017 aku masih ingat kata-kata dari kakakku, "lebih baik tidak mempunyai adik daripada memiliki adik seorang gay". Itu tepat setelah kepulanganku dari acara 3 harian Kakek meninggal dari Sumedang. Kebetulan pada saat itu aku pergi bersama seseorang yang kala itu baru aku temui.
Ucapannya itu adalah yang kedua kalinya. Karena yang pertama kali dia mengatakan, "lebih baik adikku menghamili seorang perempuan daripada memiliki adik seorang gay". Itu bulan Juli 2016. Bahkan pernah menyindir di akun facebooknya.
Dia dengan entengnya mengatakan kalimat-kalimat itu tanpa pernah bertanya bagaimana kabarku selama itu. Bahkan dia tidak pernah bertanya bagaimana perasaanku selama hidup 25 tahun itu. Yang paling mudah saja, dia tidak pernah bertanya apakah aku merindukannya atau tidak. Bagaimana perasaanku begitu terkoyak dari kecil hingga aku bisa belajar berdamai dengan banyak keadaan, berusaha untuk menyeimbangkan mental, menyelaraskan hati dan pikiran agar tetap hidup dengan baik-baik saja tanpa pernah terlihat terluka sedikit pun.
Keinginan sederhanaku sampai saat ini saja dia tidak pernah tahu. Kenapa dia tidak bertanya? Dia tidak bertanya berarti sudah jelas dia tidak pernah ingin tahu. Kenapa aku tidak langsung mengatakannya? Bagaimana kalau aku sudah mengatakannya dia memang tidak peduli?
"Dede hanya ingin dipeluk dan ditanya bagaimana keadaan Dede selama ini".
Aku tahu, usiaku kini sudah tidak lagi muda. Tapi jiwa muda bahkan bagian hidupku yang anak-anak masih tertinggal dan tetap hidup dengan tidak baik-baik saja di belakang sana.
Dia bahkan orang-orang yang tidak pernah mengerti hanya akan menghakimi bagaimana pilihan hidupku pada saat ini saja tanpa pernah akan peduli bagaimana kehidupanku dulu.
Banyak dari mereka hanya akan melihat sisi yang disebut salah oleh mereka sendiri tanpa pernah peduli betapa sulitnya aku mencoba berjalan dengan semua beban yang aku tanggung sendiri selama ini.
Aku tidak takut jika harus dijauhi atau kehilangan teman, sahabat, pasangan, saudara dan juga keluarga.
Karena aku lebih takut jika harus kehilangan jati diriku yang apa adanya, yang sesungguhnya, diriku yang ketika berhadapan dengan orang lain tetap menjadi diriku sendiri.
Aku ingin semua orang melihat siapa dan bagaimana diriku dengan utuh tanpa tutup.
Aku tidak bisa menutupi masa lalu dan mengada-ada bahkan berpura-pura di masa sekarang.
Aku ingin dihargai sebagaimana aku menghargai keputusan-keputusan orang lain yang mereka pilih untuk hidupnya.
Lagi pula, yang sayang dan peduli tidak akan pernah meninggalkanku. Mereka tidak akan melihat bagian yang mana dari diriku, entah itu baik ataupun buruk.
Karena bagiku, penilaian orang terhadapku tidak lagi penting harus seperti apa. Mereka mempunyai hak untuk memutuskan sisi mana yang ingin mereka lihat.
Dan selama ini aku tidak pernah memperlihatkan sisi yang mungkin bagi sebagian orang disebut "buruk" itu di depan mereka, tidak pernah.
Semua ini hanya tentang perasaan yang memang tidak pernah bisa aku kendalikan. Perilakuku masih seperti orang pada umumnya yang tetap bisa aku kendalikan. Bahkan aku bisa berperilaku lebih baik dari mereka hingga masih bisa dengan mudahnya untuk memanusiakan manusia dan memperlakukan manusia sebagaimana sesama manusia harus diperlakukan.
Karena banyak di antara manusia yang katanya menyebut mereka si paling taat menyembah Tuhannya tapi masih tetap menyakiti perasaan ciptaan-Nya.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kamu disini!👇✌️😁