Official Blog of Nugi Nugraha || Member of Google Corp & Blogger - Since 2011 || Copyrights 2011 - 2024 by Personal Blog & Google

Selasa, 16 Januari 2024

Nugraha is My Name (part 20)

Nugraha is My Name (part 20)


PERINGATAN !



Sebelum membaca artikel ini, diharapkan agar pembaca sudah berusia 17 tahun, mempunyai kemampuan untuk menghargai dan menerima juga open minded. 

Karena artikel ini berdasarkan pengalaman pribadi dan terdapat konflik secara mendalam dari konteks, paradigma, opini dan juga akan menyertakan orang-orang yang pernah ada di kehidupan pribadi sang penulis secara jujur yang bisa dikonfirmasi secara komprehensif. 


- Nugraha is my name. 


-------


Waktu adalah kado terbaik. 

Saat seseorang memberikan waktunya, dia memberikan bagian dari hidupnya yang tak bisa diambil kembali. - Dono Warkop


-------


Kemarin sore kamu mengetuk pintuku lagi, entah dengan alasan apa sebenarnya. Aku melihatmu seperti kembali menyimpan beberapa tambahan luka lagi, sedikit kekecewaan lagi, dan terlihat garis dibawah matamu yang menggambarkan betapa marahnya kamu. 


Tadi pagi kamu memintaku untuk sekalian mengantarmu berangkat ke sekolah, kegiatan lama yang sudah tidak pernah kita lakukan lagi. Disepanjang perjalanan kamu hanya diam, aku pun hanya terdiam karena tidak mau menambah bad mood-mu dipagi hari. I know your emotions. 

Turun dari motor dan salam juga bilang "nuhun" yang selalu aku ingatkan kepadamu dari dulu. 


Kadang aku berpikir:

Apakah aku bisa menyembuhkan banyak luka orang-orang yang datang kepadaku, ditengah perjalanan hidupku yang nyatanya masih banyak luka yang baru mengering bahkan ada beberapa luka yang tidak sempat aku obati.

Tapi aku juga berpikir bahwa siapapun yang datang ke dalam hidupku dengan ataupun tidak membawa luka, pasti akan ada banyak tujuan dan alasan kenapa Dia mempertemukan kami. Entah dia yang ingin mencari penyembuh, atau mungkin dia yang malah membantuku melewati dan menyembuhkan banyak luka yang aku rasakan. 

Karena sebaik-baiknya obat dari segala obat adalah perasaan hati yang gembira. Seberapa jauh seseorang itu bisa membuatku bahagia, maka sejauh itu pula dia bisa menghilangkan beberapa perasaan sakit dalam diriku.

Aku juga mempunyai keyakinan bahwa bagaimana pun keadaanku pada saat ini, tidak ada kaitannya dengan orang lain dimasa lalu dan masa depan bahkan dengan orang-orang yang pada saat ini ada dalam kehidupanku. Mungkin sedikit kontradiktif, karena sejatinya bukan mereka yang menyembuhkan tapi tergantung bagaimana cara penerimaanku atas kehadiran dari mereka. Tidak sedikit dari mereka yang malah menambah luka dengan sengaja, atau memang rasa inginku yang terlalu berlebihan agar bisa melangkah lebih jauh untuk dapat mengambil beberapa rasa sakit itu demi sebuah inspirasi dan bisa dijadikan bahan energi agar perjalananku lebih berambisi. 


Tentang cinta sejatiku. 

Sepanjang perjalanan hidupku sejauh ini, aku baru benar-benar merasakan cinta yang begitu dalam dan terasa sangat tulus bahkan tidak beralasan dan berdasar juga berharap balasan itu hanya sekali. 

Semua itu terjadi tidak seperti kebanyakan orang pada umumnya, karena cinta sejatiku terjatuh kepada seorang anak yang bahkan bukan anak kandungku sendiri. Dan itu pun terjadi jauh sebelum aku bertemu dengannya, sebelum aku melihat wajahnya, sebelum aku bisa menggendong tubuh mungilnya, tapi semua itu terjadi ketika aku baru mengetahui adanya kehidupan seorang anak yang tidak berdosa di dalam rahim yang dibalut dengan rasa bersalah dan penyesalan antara dua orang yang tidak bertanggungjawab. Aku sudah menerimanya sebelum mereka dan orang-orang disekitarnya. 


Aku berada di titik menyayangi dan mencintai seseorang melebihi diriku sendiri.

Ya, bertahun-tahun aku hidup dengan penuh kebebasan dan kemunafikan, bebas karena aku bisa melakukan apa saja, munafik karena dalam diriku yang terdalam aku masih menyimpan banyak mimpi tapi selalu terpatahkan oleh banyak keadaan dan kenyataan. Memang gamang. 

Aku menemukan banyak cara untuk menjalani hidup, bertemu dengan banyak pilihan berpikir dan cara memutuskan, tapi aku sudah bahagia atas semua yang sudah terjadi, sudah damai dengan masa lalu, memaafkan diri sendiri dan kesalahan orang lain, menerima banyak kenyataan, tapi,-


Bisa dibayangkan bagaimana perasaanku, saat aku sedang menata hidup yang kala itu sedang hancur karena patah hati oleh orang terdekatku, dan ada sesosok tubuh kecil yang ternyata batinnya lebih berantakan dibanding diriku. 


Aku menyayanginya, meskipun dia bukan darah dagingku, bisa dipastikan dan dibuktikan bahwa dia adalah satu-satunya orang yang kembali hadir merubah hidupku, dari cara memandang dunia, cara memaafkan, cara berdamai dengan masa lalu, cara berpikir, alasan untuk tetap hidup (my life is on the brink of hopelessness), alasan untuk tetap menjaga kesehatan, banyak alasan untuk berubah ke arah yang lebih baik. 


Dalam perjalanan hidupku selama ini pernah mencintai menyayangi dan peduli kepada berbagai macam orang, tapi aku tidak pernah merasakan semua itu sedalam aku mencintai dan menyayangi juga menyimpan rasa peduli seperti kepada anak ini, bahkan kepada diriku sendiri. 


Aku rela melakukan apa saja untuknya, memberikan apa yang dia butuhkan sekalipun aku sendiri masih dalam serba kekurangan, menyempatkan waktu untuknya, menemuinya sekalipun aku sibuk, mengabaikan banyak kesempatan, merelakan telingaku mendengar banyak ceritanya yang tidak terlalu penting, berlari saat dia memanggil namaku tidak peduli panas ataupun hujan, aku selalu berusaha selalu ada untuknya, pura-pura tegas, pura-pura bijak, sok baik-baik saja, mungkin aku tidak pernah berjanji apapun padanya seperti mereka yang katanya sayang tapi malah mengecewakan, mungkin aku memang tidak akan pernah setingkat apalagi bisa diatas mereka, tapi sejauh ini aku masih bisa dipercaya dan tetap ada dalam keadaan apapun untuknya. 


Kamu tau hangatnya sinar mentari di pagi hari? Itulah gambaran dia dalam hidupku. 

Kamu tau bagaimana bahagianya saat menjelang buka puasa atau Idul Fitri? Ya, itulah dia.

Mungkin akan ada yang menganggap berlebihan, tapi itu bagi mereka yang tidak pernah merasakan cinta sejati dalam hidupnya. 


Ternyata cinta sejati itu bukan hanya antara dua orang pria dan wanita, atau orangtua kepada anaknya atau harus ada ikatan darah dan sebagainya, aku menemukan cinta sejatiku karena sebuah ketulusan dan keikhlasan juga kedamaian dalam hidup sekalipun tanpa ada ikatan darah sekalipun. 

Aku bukan orangtuanya, tapi aku bisa memperlakukan dia melebihi mereka yang semestinya. Bahkan, aku bisa mencintainya sebelum diriku sendiri. 


Banyak alasan kenapa aku melakukan ini semua. 


Yang terpenting adalah aku mau menebus banyak kesalahan yang pernah aku lakukan.

Aku terlalu sering mengabaikan banyak kesempatan, aku terlalu menyayangi hidupku sendiri, selalu egois untuk menjalani hidup tanpa ada orang lain, karena aku tau rasanya hidup tanpa kasih sayang dalam artian yang aku mau bukan yang mereka inginkan, tanpa genggaman, tanpa pendengar dan tanpa teman terutama dari orang-orang yang semestinya selalu ada untuk aku dalam keadaan apapun, aku mau menjadi orang yang paling mengerti dia, aku mau menjadi orang yang selalu ada untuknya, dan, dan, dan banyak alasan yang tidak bisa aku sampaikan.


Apa yang aku dapat? 

Kebahagiaan.

Aku bisa menjalani hidup dengan pasti tanpa rasa ragu dan tanpa beban juga tanpa rasa hampa, karena aku sudah menemukan untuk mengisi ruang yang selama ini kosong. 

Aku tidak pernah berharap menjadi sosok orangtuanya, apalagi harus dipanggil ayah atau nama panggilan lainnya. Cukup Om atau Nugi yang seperti dia ucapkan 13  tahun lalu saat dia mulai bisa berbicara. "Nugi.. Nugi..Nugi.."


"Hey, aku mencintaimu melebihi diriku sendiri dan yang kamu tau dan bahkan mereka yang tidak tau apa-apa tentang perjalanan hidup kita, u know me n I know u n what we feel without them knowing"


Tapi, aku akan menahan beberapa rasa yang semestinya aku tunjukkan. Bukannya aku tidak peduli dan tidak menyayangimu lagi, tapi aku akan mengajarimu beberapa ilmu kehidupan yang pada kenyataannya tidak akan mudah jika hanya didengar saja. Kamu harus belajar bagaimana caranya mendapatkan apa yang kamu mau dengan beberapa usaha, aku mampu tapi apakah kamu sanggup menjalaninya jika segalanya bisa kamu dapatkan dengan mudah? Bukan untuk saat ini, tapi semuanya akan berguna setelah perjalanan hidupmu bersamaku nanti berakhir. Usai? Aku berharap mempunyai umur yang panjang, kesehatan yang baik, tapi semua orang juga tau bahwa segalanya tidak ada yang abadi, begitupun aku yang tidak akan selalu ada untukmu, nanti. 


Mungkin sekarang kamu akan menganggap diriku tega atau bahkan jahat karena sedikit mengabaikanmu, tapi percayalah, suatu saat nanti kamu akan mengerti kenapa aku melakukan semua ini padamu. 


Aku juga selalu berdo'a untuk kita, semoga semuanya dalam keadaan baik-baik saja, diberi kelancaran dalam segala hal, dan yang terpenting kita menemukan tujuan hidup kita masing-masing. 

Karena tujuan hidup adalah hidup itu sendiri. 



To be continued.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar kamu disini!👇✌️😁