Official Blog of Nugi Nugraha || Member of Google Corp & Blogger - Since 2011 || Copyrights 2011 - 2024 by Personal Blog & Google

Jumat, 04 Februari 2011

Ingatan Burukku (Blog Pertama)

Hampir 1 tahun berlalu, tapi masa lalu itu masih terus mampir di saat-saat yang tidak pernah tepat. Satu-dua patah kata yang menyerempet tentang masa lalu itu semakin membuat memori masa lalu itu semakin kuat hadir.
Sudah kuusahakan apa saja untuk belajar memaafkan, melupakan, mengampuni, dan membuangnya jauh-jauh. Tapi tidak semudah itu, lukanya sudah terlalu dalam, dan sudah menjadi bekas seumur hidup. Tidak tahu siapa yang harus disalahkan, tidak tahu siapa yang harus bersalah, semuanya berlalu begitu cepat, tetapi lukanya tidak bisa berlalu begitu cepat. Mungkin tidak semua tahu tentang apa yang tertulis ini, bahkan sebagian hanya mengira-ngira dengan apa yang mereka baca.

Hidup memang penuh kejutan, dan bagaimana kita menyikapinya, sebagian orang bilang hidup ini seni memecahkan masalah, dan sebagian lagi berkata kalo tidak mau punya masalah ya tidak usah hidup. Cukup banyak buku yang sudah kubaca dan sudah ratusan bahkan ribuan kalimat yang kubaca, tetapi belum ada satu kata yang bisa membuatku bisa melupakan masa laluku yang terpuruk, masa lalu itu datang seperti gempa yang tak pernah terduga, yang sewaktu-waktu dan siap kapan saja menguncang ingatanku.

AKU BERUSAHA UNTUK DIAM DAN MEMENDAMNYA DALAM DALAM.

Seperti goresan-goresan tangan yang kubuat beberapa tahun lalu, dan seperti rajahan tinta yang ada di tubuhku, yang tidak mungkin hilang, begitu juga ingatan-ingatanku akan masa lalu itu, aku tahu bahwa yang berlalu biarlah berlalu, tapi tak semuadah yang pernah aku katakan.

Seandainya hipnotis bisa melupakan ingatan masa laluku, atau seandainya bisa kutukarkan apa saja asal bisa melupakan masa laluku. Amnesia mungkin kata yang tepat, dan mungkin itu bisa menjadi permulaan awal baru bagi pikiranku.

Masa lalu emang ndak bisa berulang, dan masa depan menanti, dan masa sekarang yang menentukan semuanya.
Mungkin terlalu malu untuk aku ceritakan, karena jika kusebutkan nama seseorang pasti semua akan tahu, dan sama saja itu memalukan dia, bahkan memaksa memberi penilaian yang buruk baginya terutama bagi diriku. Karena itu posisi yang sulit, sementara aku butuh bercerita, tetapi kalau aku cerita sama saja aku memperburuknya, tetapi luka aku pendam semuanya akan menjadi sampah busuk dalam pikiranku. Artinya aku harus mencari jalan keluarnya sendiri. 
Yang bisa kulakukan hanya menanti sampai kapan sampah-sampah itu akan hancur, apakah hancur sendiri, atau akan menjadi fosil yang  tetap tersimpan sampai mati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar kamu disini!👇✌️😁