Official Blog of Nugi Nugraha || Member of Google Corp & Blogger - Since 2011 || Copyrights 2011 - 2025 by Personal Blog & Google

Kamis, 10 Juli 2025

Jatuh Hati (Fase 10)



Indah. Menggambarkan bagaimana perasaanku sejauh ini. 

Di tengah perjalanan hidup kita yang kadang tidak selalu baik-baik saja, selalu ada kesempatan yang membuat hatiku berdegup kencang walau hanya sebatas tatapan. Meskipun bukan tatapan pertama kalinya, tapi selalu ada saat di mana ketika mata kita beradu tanpa rencana, ada sedikit celah yang membuat bibirku menahan senyum senang dengan begitu indah hingga aku tersipu walau tidak tahu kenapa itu terjadi. 

Kita bukan lagi di masa awal perkenalan. 

Aku sudah mengetahui semua hal tentangmu sejauh ini, dan kamu juga sudah mengetahui semua tentangku sejauh yang kamu tahu. Tapi tetap saja ada rasa yang berbeda ketika kita bersama. 

Apalagi saat ini kita sedang melakukan perjalanan ke luar kota. Kata orang, kita akan mengetahui sifat asli seseorang ketika melakukan perjalanan bersama dia. Dan rasanya sifatku ya begini-begini saja. Tapi aku penasaran dengan sifat lain dari kamu yang belum pernah aku lihat sebelumnya. 


Sama halnya dengan kereta api yang sedang kita naiki ini, perasaanku kepadamu juga tidak selalu lurus seperti nada yang yang tidak pernah datar. Ada kalanya jatuh hati ini menjadi lebih terarah, walau hampir semua orang mengatakan bahwa ini sudah ada di tahap jatuh cinta. Tapi dengan hati yang teguh aku mengatakan bahwa aku masih tetap di tahap jatuh hati saja. Aku tidak peduli ketika mereka bilang aku munafik dan membohongi perasaanku. Karena pada kenyataannya aku masih benar-benar menggunakan hatiku untuk menyampaikan perasaanku dengan semua hal yang aku lakukan untukmu. Mungkin banyak hal yang tidak masuk akal bagi mereka, karena aku melakukannya memang dengan hati bukan logika.


Saat bersamamu dunia berhenti berotasi.

Detik menjadi pelan, dan segala resah mendadak diam.

Rasanya seperti kita sedang dicuri dari waktu dan disembunyikan sebentar oleh semesta, agar kita bisa saling bertatap tanpa batas, meski hanya sekejap tapi terasa begitu lama dan indah.

Bersamamu, waktu kehilangan makna. la tak lagi terukur oleh jam atau kalender, melainkan oleh detak jantung yang tenang dan tatapan yang tak ingin berpaling.

Satu jam bersamamu bisa terasa seperti selamanya,

sementara sehari pun berlalu secepat desir angin yang mencium pipi.

Mungkin inilah keajaiban yang tak banyak disadari oleh mereka, mereka yang tidak mengerti apa itu jatuh hati. 


*Skip in draft.


Setelah kita melakukan perjalanan kemarin, ternyata tidak ada hal baru yang aku ketahui dari kamu, dan sepertinya aku juga tetap menjadi diriku yang seperti biasanya. Aku yang di hadapanmu apa adanya, juga kamu yang di hadapanku apa adanya tanpa pernah orang lain ketahui. Kita memisahkan diri dari kelompok karena ingin melakukan perjalanan berdua saja. Lebih tepatnya aku yang mengajak kamu untuk tidur di hotel, dan kamu mau. Lagi pula aku tidak mungkin bisa istirahat jika tidur berbarengan dengan banyak orang. Kamu juga sudah tahu itu. 


Aku hanya bisa melihat gelak tawa kamu yang lepas ketika kita mengejek orang-orang dengan berbahasa Sunda. Atau mungkin kamu juga bisa melihat sisi lain dari diriku yang ternyata bisa lebih baik lagi memperlakukanmu. Baik dalam artian bukan pribadi aku yang baik, tapi aku bisa dengan sungguh-sungguh melakukan hal-hal sederhana sebaik mungkin untuk dirimu. 

Lagi pula kita berdua dipertemukan dengan suatu kebiasaan yang tidak begitu baik. Kemarin saja kita kabur dari kelompok untuk melakukan kebiasaan buruk kita seperti biasanya. Kita minum bersama, jalan-jalan berdua berkeliling kota tidak jelas sambil ketawa-ketawa di sepanjang jalan. Kita menertawakan hal-hal yang receh seperti ketika salah menuju titik alamat toko minuman, menghindari polisi yang sedang berpatroli hingga kita berputar mencari jalan alternatif ketika menuju hotel karena kamu tidak memakai helm, bercanda ketika memilih baju, menghujat situasi yang mencengangkan lainnya, dan banyak kegilaan yang kita lakukan berdua. Aku yang masih tetap berkata dengan nada yang tinggi, kamu yang masih tidak menyukai kebiasaanku ketika rasa "gabut" menghampiri. Aku yang terus memaksamu untuk pergi keluar tengah malam hanya untuk mencari makanan khas di sana. Kita makan malam berdua di pinggir jalan meskipun hanya sesederhana makan mie yang rasanya kurang cocok untuk kita berdua. Mie gorengku yang rasanya terlalu manis, mie kuahmu yang sama sekali tidak ada rasanya sampai-sampai kita menertawakan kejadian itu hingga mengejek pedagangnya ketika kita pulang lagi menuju hotel. Rasanya semua itu terjadi begitu cepat berlalu. 


Tapi dari kebersamaan kita berdua kemarin, aku masih tetap dalam tahap menyukai kebersamaan kita saja tanpa pernah ingin lebih lagi. Ketika kita tidur berdua dalam satu kasur dan dengan selimut yang sama pun aku tidak pernah ada perasaan yang bagaimana. Aku tidur, kamu juga tertidur. Bahkan memegang tanganmu seperti kebiasaanku saja aku tidak. Hanya saja aku sedikit bingung, lantas sampai kapan aku akan terus terjebak dalam situasi seperti ini denganmu? 


Aku tidak takut kehilanganmu, aku tidak khawatir akan jauh darimu, karena aku selalu yakin bahwa kita akan tetap bertemu walau tidak setiap saat, kita akan tetap bersama walau tidak pernah dalam rencana, kita yang akan tetap saling mengerti tanpa pernah saling meminta, dan kita akan selalu saling menjaga jarak di depan mereka yang tidak akan pernah bisa memahami apa yang sebenarnya terjadi. Meskipun kita tidak sedang dalam suatu hubungan, tapi koneksi yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata itu akan tetap ada. Jadi yang tahu hanya kita berdua saja. 


Seingatku, kamarin adalah waktu paling lama yang kita habiskan berdua, ya mungkin tidak lebih dari  24 jam. Tapi rasanya kita bisa melalui kebersamaan itu dengan lebih baik dari sebelumnya. Sebelumnya kita sering menghabiskan waktu berdua, tapi biasanya selalu terpaku oleh keadaan sekitar. 

Kita juga pernah berfoto berdua sebelumnya, tapi kamarin kita bisa berfoto berdua dengan alur yang terjadi begitu saja, bahkan berkali-kali. Aku begitu bahagia. Meskipun setelah kembali ke dalam rombongan kita berdua menjadi seperti Tom and Jerry lagi. Ya, kita tetap memegang janji teraneh yang pernah kita sepakati bersama, saling caci dan cemooh seperti biasanya kalau di hadapan mereka. 


...


Sebenarnya banyak hal yang ingin aku sampaikan kepadamu. Tapi ketika kita hanya sedang berdua, rasanya semua kata-kata yang aku sudah persiapkan itu hilang seketika. Mungkin karena aku yang terlalu fokus dan menikmati waktu kebersamaan di antara kita. 


Mungkin lain kali aku akan mengatakannya secara langsung kepadamu. Bahwa, aku selalu bahagia ketika kita bersama dalam keadaan dan situasi apa pun itu. Yang pasti, aku tidak akan pernah mengikat dirimu. Kamu juga yang tidak perlu takut dengan banyak momen kebersamaan di antara kita. Karena tanpa pernah kamu dengar secara langsung pun kamu sudah tahu bagaimana perasaanku kepadamu.


Ya, aku masih jatuh hati padamu. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar kamu disini!👇✌️😁