Official Blog of Nugi Nugraha || Member of Google Corp & Blogger - Since 2011 || Copyrights 2011 - 2024 by Personal Blog & Google

Jumat, 13 Desember 2024

ANULIR (Part 2) Diki Hardiansyah

 


* Kapan pertama kali kenal dengan pewawancara, dan menurut kamu pewawancara orangnya bagaimana?


Waktu masih kecil. Saat aku berkunjung ke rumah Aki Abin. Mungkin waktu itu masih SD. 

Kita memang bersaudara, tapi pewawancara memang tidak mengingatku sebelumnya.

2021 berteman di Facebook, tapi kalau pertama kali mengobrol secara langsung itu pas tahun 2022.



* Menurut kamu pewawancara orangnya bagaimana?


Pewawancara itu orangnya baik, perhatian tapi "goreng adat". 

(POV penulis: Bagaimana mungkin aku goreng adat? Aku 'kan orangnya baik hati dan tidak sombong, aku juga saleh, smart dan sangat tidak mungkin aku "goreng adat". Itu fitnah ya teman-teman).


* Ceritakan tentang diri kamu. 


Namaku Diki. Diki Hardiansyah nama lengkapku. Sekarang usiaku 20 tahun kurang 3 bulan. 

Aku mengikuti wawancara ini dengan sukarela, hanya ingin menjawab dan bercerita juga mempersilahkan pewawancara untuk menulis tentangku secara lugas. 

Aku sedang merintis usaha untuk membantu meningkatkan perekonomian keluarga. 

Aku sangat menyukai kerja keras. Tidak ada istilah menunda pekerjaan hanya karena hujan lebat, tidak ada alasan untuk istirahat hanya karena aku sedang sakit. 

Aku tidak menyukai obrolan berat. Karena aku bukan tipe orang yang terlalu serius. Mungkin ada saatnya untuk obrolan yang penting, tapi aku sudah terbiasa dengan hal-hal yang sederhana saja.


* Apa tujuan hidup kamu?


Saat aku ditanya tentang tujuan hidup, jujur saja aku merasa kosong secara jawaban tapi terasa penuh dalam pikiran. 

Tapi sederhananya aku hanya ingin membahagiakan kedua orang tua dan keluarga. Aku adalah anak terakhir dari 6 bersaudara. Bersyukur di usiaku yang belum genap 20 tahun ini aku bisa hidup sesuai keinginanku. Sukses? 

Kalau sukses adalah jawabanku yang ke sekian kalinya setelah pewawancara bertanya lagi apa tujuan hidupku. 

Tentu saja aku merasa kosong secara jawaban dan terasa penuh secara pikiran. Karena ternyata aku mempunyai keinginan untuk membahagiakan diri sendiri. Di balik membahagiakan mereka, aku juga berhak untuk membahagiakan diri sendiri terlebih dahulu. 

Terkadang aku lupa bahwa ternyata tujuan hidupku adalah untuk membahagiakan diriku sendiri bukan untuk mereka. 


* Ceritakan hubungan kamu dengan Ayah dan Ibu. 


Hubunganku dengan Ayah rasanya cukup akrab tapi tidak terlalu dekat, karena aku lebih dekat dengan Ibu. 

Ayahku yang berkepribadian tegas dan keras. Sedangkan Ibu bisa keras dan lembut. 


* Apa rencana kamu untuk 5 tahun ke depan?


Menikah.

Ya, semua orang harus menikah menurutku. 

Aku ingin membangun sebuah rumah tangga dengan seseorang yang bisa menemaniku sampai tua nanti. 



* Apa yang kamu sesali dalam hidup?


Aku pernah memulai sesuatu yang tidak baik sejak sebelum remaja. Andai saja aku tidak pernah memulainya sejak dini, mungkin penyesalanku tidak akan sedalam ini. Dan sekarang sangat sulit untuk keluar dari zona itu.

Pewawancara sangat paham dan tahu hal buruk apa yang aku sesali. Dan mungkin ada persamaan antara aku dan pewawancara hingga membuat obrolan seperti ini terjadi. Padahal aku sangat tidak menyukai obrolan berat seperti ini. 



* Apa yang ingin kamu perbaiki dalam hidup?


Sebenarnya banyak. Tapi kalau bisa, aku ingin memperbaiki sekaligus menghilangkan kebiasaanku yang tidak baik. 

Kalau masalah perekonomian aku merasa sudah cukup. Tidak banyak tapi selalu ada.


* Jika ada kesempatan untuk bertemu dengan diri kamu yang berusia 5 tahun, apa yang akan kamu sampaikan?


Sekolah yang benar. Karena setelah melewati masa-masa remaja menuju dewasa ini kenyataannya pengetahuan sekolah itu memang dibutuhkan.


* Kamu ingin diperlakukan seperti apa oleh keluarga?


Aku ingin diperlakukan seperti anak. Anak yang sejatinya sebagai anak. Disayang, tidak perlu dimanjakan, tapi cukup dengan kelembutan saja. 

Aku selalu berharap untuk diperlakukan dengan baik oleh mereka. Sekarang mereka sudah cukup baik, tapi aku berharap untuk lebih baik lagi. 

Aku merelakan waktu bermainku untuk membantu perekonomian keluarga. Aku berharap mereka melihat semua itu. 


* Apakah kamu bahagia?


Alhamdulillah bahagia. 

Aku setuju dengan pewawancara saat dia bilang bahwa kebahagiaan itu bukan dicari tapi diciptakan. 

Uang adalah hal yang selalu aku cari. Aku selalu percaya bahwa materi akan menciptakan berbagai kebahagiaan. Segalanya butuh uang. Dengan uang aku bisa mencapai kebahagiaan. 

Sepanjang hidupku sejauh ini selalu berusaha untuk mencari kebahagiaan dengan berbagai cara. Tapi nyatanya bahagiaku adalah ketika bisa membahagiakan keluarga, terutama orang tua. 


* Kapan kamu merasa sendiri?


Saat semuanya harus sendiri. 

Ketika tidak ada satu orang pun yang bisa diajak bicara. Aku menyelesaikan masalahku sendiri. Aku hanya menggerutu berbicara kepada diriku sendiri dalam angan yang ditakdirkan aku tidak bisa berbagi semua rasa itu kepada orang lain.


* Kapan terakhir kali kamu merasa bahagia, dan karena apa?


Setiap hari aku merasa bahagia. 

Apalagi aku tipe orang yang mudah tertawa dengan hal-hal yang receh. 

Bahagiaku bisa dengan berbagai macam cara. Salah satunya adalah karena selalu ada untuk keluarga. 

Ketika mereka bahagia, aku lebih merasa bahagia. 


* Apa yang kamu tahu tentang cinta?





* Apa yang kamu banggakan dari diri kamu?


Aku bangga karena di umurku yang mungkin bagi sebagian orang sepantaranku bisa mereka pergunakan untuk bermain dan dengan kebebasan bahkan berkelana mencari jati dirinya, sedangkan aku mampu melewati masa-masa itu dan menggunakan waktuku dengan lebih bermanfaat untuk membantu keluarga. 

Aku juga bangga kepada diriku, karena ternyata aku mampu menghadapi tantangan dan kenyataan hidup sampai sejauh ini. 



* Apa yang akan kamu sampaikan kepada dirimu sendiri?


Munafik jika aku mengatakan kalau hidupku selalu baik-baik saja. Jalan hidup semua orang tidak ada yang sempurna, begitupun jalan hidupku. 

Tapi dari yang tidak baik-baik itu aku bisa belajar dan bersyukur karena aku menemukan banyak hal yang mungkin tidak semua orang bisa mendapatkannya di umur yang sama sepertiku saat ini. 

Oleh karena itu aku ingin menyampaikan terima kasih kepada diriku sendiri, karena sudah mau bertahan sampai sejauh ini. 

Terima kasih juga karena tidak pernah menyerah. 

Aku mau mengatakan kalau aku cukup hebat untuk terus berperan dalam proses pembelajaran dan kenyataan hidup yang sebenarnya adakalanya aku masih mengeluh dan sesekali ingin menyerah. 

Aku cukup hebat untuk menjalani dan menghadapi semuanya. 

Jangan pernah menyerah ya diriku!


"Teruslah berjalan seperti air mengalir."

- Diki Hardiansyah 

Kamis, 05 Desember 2024

ANULIR (Part 1) Nugi Nugraha



* Kapan pertama kali kenal dengan pewawancara?


Karena yang diwawancara masih belum selesai menjawab semua pertanyaannya, jadi aku memutuskan part 1 ini aku isi dengan diriku sendiri. Pewawancara dan yang diwawancara adalah diriku sendiri. Jadi next part baru orang lain. Masih dalam proses tentu saja. Ribet dia. 


Pertama aku kenal dengan diriku sendiri adalah saat aku tahu bahwa ternyata menulis dan membaca juga mencari tahu tentang banyak hal adalah bagian dari diriku yang lain. Hingga aku bisa lebih mengenal sisi lain dari diriku dengan lebih dalam lagi. 


* Ceritakan tentang diri kamu. 


Aku itu orangnya cukup merasa pintar saat malam hari dan merasa bodoh saat siang hari. 

Aku mudah bergaul dengan berbagai macam orang dan semua kalangan kalau aku mau. Aku sangat tertarik kepada orang-orang dengan kepribadian yang unik dan biasa saja bagi orang lain. Karena aku selalu ingin mengetahui sisi terdalam yang ada dalam diri mereka secara mendalam. 

Aku bisa menjadi pendengar yang sangat baik. Pemberi nasihat dengan logika-logika yang besar kemungkinannya sulit diterima pada awalnya tapi jika dipikir lebih dalam lagi semua ucapanku akan bisa dimengerti oleh lawan bicaraku. 

Aku bukan pribadi yang membangkang. Tapi aku tidak pernah yakin dengan pendapat orang lain jika itu tidak masuk akal. Hal itu juga yang membuat diriku selalu mempunyai pemikiran-pemikiran dan pemahaman yang berbeda dari kebanyakan orang. Aku tidak pernah menutup pikiran jika mendengar masukan dari orang lain yang lebih baik dari diriku. Aku cukup terbuka untuk hal-hal yang menarik atau beberapa hal yang baru untuk pengetahuanku. Aku sangat menyukai obrolan yang ringan hingga yang berat. Rasanya energiku terus bertambah jika dihadapkan dengan berbagai macam pembicaraan selama itu bukan tentang agama dan politik.


* Apa tujuan hidup kamu?


Jujur saja aku belum tahu. 

Karena aku hidup pun hanya karena aku masih hidup saja. Aku belum mempunyai tujuan hidup yang sebenarnya. Aku menjalani kehidupan ini hanya dengan memulai sebuah hubungan yang dalam dengan diriku sendiri. Aku masih mencari jati diriku yang lain yang sempat hilang. Mencoba menyatukan bagian-bagian diriku yang dulu pernah berantakan. Aku sedang berusaha menata ulang langkah kakiku yang sempat terjatuh karena salah langkah. 

Mungkin ke depannya aku baru bisa menemukan tujuan hidupku yang sesungguhnya. 


* Ceritakan hubungan kamu dengan Ayah dan Ibu. 


Jujur saja aku menghela napas panjang untuk berpikir sejenak dan mencoba mengingat sejauh mana hubunganku bersama Ayah dan Ibu. 

Aku sudah pernah menulisnya di part "Nugraha is My Name". 

Sejauh ini hubungan aku bersama mereka baik-baik saja. Tapi cukup jauh. Bahkan aku akan mengakuinya bahwa hubungan kami memang baik-baik saja tapi tidak pernah sedekat yang dibayangkan. 

Psikiater pun bertanya hal yang sama saat terakhir aku bertemu untuk sesi kontrol. 

Aku tidak merasa ada masalah dengan mereka. Tapi faktanya ada satu hal yang tidak pernah selesai di antara kita. Mungkin karena kami tidak pernah saling berkomunikasi. Aku yang sudah menganggap bahwa aku bisa hidup sendiri tanpa mereka. Mungkin mereka pun yang berpikir bahwa mereka tidak lagi diperlukan untuk langkah hidupku sekarang ini. Aku yang sudah terbiasa sendiri. Dan mereka yang tidak pernah merasa untuk ada dalam perjalanan panjang hidupku juga. 

Seperti yang kalian baca 'kan? Hubungan kami cukup rumit ternyata. 


* Apa rencana kamu untuk 5 tahun ke depan?


Aku selalu percaya bahwa apa yang aku lakukan saat ini adalah bagian dari masa depan. Jadi rencana untuk 5 tahun ke depanku adalah lebih baik dari perjalananku saat ini. Apa pun dan bagaimanapun itu, 5 tahun ke depan adalah sebuah harapan yang lebih baik lagi untuk hidupku. Karena aku selalu merasa baik-baik saja jika mengurangi jumlah harapan untuk sesuatu yang tidak pasti. 

Aku selalu takut dengan banyaknya harapan. Aku takut mati dengan harapan. Apalagi jika harus berencana untuk sesuatu yang besar dan lebih. Aku sudah pernah berkali-kali terjerembab oleh harapanku sendiri. Meskipun nyatanya aku masih hidup karena beberapa harapan. 


* Apa yang kamu sesali dalam hidup?


Aku ingin menjawab tidak ada tapi semua orang juga pasti punya. 

Mungkin aku akan menjawab satu hal yang sangat aku sesali dalam hidup adalah ketika aku pergi dari rumah untuk pertama kalinya dan berpikir bahwa hidupku akan lebih baik sejak saat itu. 

Diriku saat ini baik-baik saja. Tapi untuk kembali mencapai baik-baik saja seperti saat ini adalah perjuangan yang berat dan sangat panjang. 


* Apa yang ingin kamu perbaiki dalam hidup?


Setiap hari dan setiap detik juga setiap hembusan napasku dalam hidup adalah yang terbaik yang pernah terjadi dalam hidupku. 

Tidak ada satu hal pun yang ingin aku perbaiki. 

Jika ada yang salah mungkin itu kebodohanku. Dan aku tidak perlu memperbaiki hal yang sudah pernah aku lakukan. Justru aku mensyukuri semua yang sudah terjadi. Aku akan membiarkan semuanya terlihat salah jika itu memang salah di mata manusia. 

Aku hidup bukan untuk terlihat baik.


* Jika ada kesempatan untuk bertemu dengan diri kamu yang berusia 5 tahun, apa yang akan kamu sampaikan?


Jangan bodoh. 

Kamu harus pintar dalam segala hal.

Harus rajin membaca dan belajar menulis dengan baik. 

Pokoknya jangan bodoh! 

Logika - logika - logika.

Dan mungkin aku akan menyampaikan, kalau bisa, tolong lebih dekat dengan Ayah. Meskipun tidak mungkin lagi, tapi karena terlalu berjarak hubungan kita bersama Ayah, dampaknya aku rasakan hingga saat ini. Tapi tidak apa-apa kok, aku sudah baik-baik sekarang. 


* Kamu ingin diperlakukan seperti apa oleh keluarga?


Sejauh ini keinginanku tidaklah banyak. Terutama dari keluarga, aku hanya ingin didengar dan lebih sering mengobrol saja. Aku tidak membutuhkan pendapat atau masukan. Aku bisa mengatur hidupku sendiri. 

Keluarga bagiku adalah rumah kedua setelah diriku sendiri saat aku sedang tidak baik-baik saja aku ingin ada tempat dan orang-orang yang menyediakan telinganya untuk mendengarkan ceritaku. Itu saja. 


* Apakah kamu bahagia?


Hidup semua orang tidak selalu baik-baik saja, begitupun hidupku. 

Apakah aku bahagia? 

Aku tidak pernah bisa mendapatkan kebahagiaan dari luar kendaliku. Karenanya aku hanya mampu menciptakan berbagai kebahagiaan dengan caraku sendiri. Banyak hal yang meskipun pada awalnya menyakitkan, aku bisa merubah semua itu menjadi hal yang cukup membahagiakan untuk diriku sendiri.

Jadi, aku cukup bahagia dengan hidupku saat ini.


* Kapan merasa sendiri?


Saat malam hari.

Apakah aku bisa hidup sendiri? 

Pada kenyataannya tidak bisa. 

Aku mencari kebebasan agar bisa hidup sendiri. 

Tapi pada akhirnya aku tetap mencari orang lain agar aku tidak merasa sendiri. 

Malam yang sunyi senyap sepi sendiri. 

Aku merasa kosong tanpa henti. 

Apakah aku kesepian sendiri?

Terkadang. 

Tapi dalam kesendirian aku bisa melakukan banyak hal seperti yang aku mau dan aku inginkan.

Apakah kesendirian membuatku tenang?

Orang yang sudah meninggal saja masih didoakan agar dia tenang. Lantas, ketenangan seperti apa yang aku harapkan? 


* Kapan terakhir kali kamu merasa bahagia, dan karena apa?


Tadi sore. 

Aku merasa bahagia karena selalu ada kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang yang ketika aku bertemu dengan mereka ada rasa bahagia di dalamnya.


* Apa yang kamu tahu tentang cinta?


Cinta adalah bagian yang tidak pernah mudah untuk aku gapai. 

Bahkan ketika aku bertemu dengan seseorang pun cinta belum tentu bisa aku berikan. Karena memang sesulit itu untuk aku rasakan.

Plot twist-nya adalah aku tidak pernah mencintai mereka. Semuanya hanya sebatas mengagumi dan menyayangi tanpa pernah lagi aku memberikan cintaku yang sudah habis terkuras pada satu anak yang bahkan bukan darah dagingku sendiri.

Mungkin aku bisa mengartikan bahwa cinta adalah sebuah rasa ketika kamu melakukan sesuatu untuk orang lain tidak pernah berharap ada balasan di dalamnya.


* Apa yang kamu banggakan dari diri kamu?


Aku bisa melakukan semuanya sendiri. 

Aku bisa mengandalkan kekuatan pikiran untuk bertahan hidup sampai sejauh ini. 

Aku mempunyai otak yang bisa diandalkan dalam keadaan apa pun. 

Aku bangga kepada diriku sendiri karena benar-benar bisa memperlakukan diriku dengan cukup baik. 


* Apa yang akan kamu sampaikan kepada dirimu sendiri?


Aku ingin menyampaikan banyak terima kasih kepada diriku yang sudah mau belajar banyak tentang kehidupan, atas perjalanan dan perjuanganmu, ke sana kemari mencari pengalaman. Mungkin pernah melakukan banyak kesalaha, tapi terima kasih karena aku bisa belajar dan melihat mana yang baik dan mana yang buruk. Mau dan berani mengenal banyak orang dengan karakter yang berbeda yang bisa dijadikan contoh untuk diriku di masa sekarang. Terima kasih juga atas banyaknya ilmu yang bermanfaat untuk kehidupanku ke depannya. Bagaimana cara menghadapi setiap masalah, bagaimana cara memperlakukan orang dengan baik, bagaimana caranya bersyukur dengan hal-hal yang sederhana, menunjukkan betapa indahnya dunia tanpa harus menyingkirkan dan menjatuhkan orang lain. Dan terima kasih juga sudah mau bertahan hingga saat ini. 

Aku berjanji akan menjaga diriku sebaik mungkin. 

Aku juga mau mengingatkan diriku. Jangan pernah berubah untuk terus berbagi pesan kebaikan, harus selalu sabar dan tawakal, perbanyak bersyukur, jangan pernah tinggalkan orang-orang yang membutuhkanmu sekalipun perlakuanmu disalah artikan. Teruslah menjadi pribadi yang lebih baik, jaga kesehatan, perbanyak membaca, tetaplah bertahan apa pun dan bagaimanapun keadaannya nanti, jangan pernah sekalipun membandingkan dirimu dengan orang lain, tetaplah menjadi dirimu sendiri. Dan tolong teruslah untuk menjaga anak itu, berusahalah untuk selalu ada untuknya, tepati janjimu yang akan berlari kapan pun dia memanggil namamu.