Official Blog of Nugi Nugraha || Member of Google Corp & Blogger - Since 2011 || Copyrights 2011 - 2024 by Personal Blog & Google

Jumat, 20 Oktober 2017

Pengalaman Menggunakan iPhone 6 2017

Pengalaman Menggunakan iPhone 6

Iya gue tau kalau jadulnya hidup gue tingkat dewa.
Mungkin website atau blogger lain bahas dan review iPhone keluaran terbaru seperti iPhone 8 dan iPhone X yang baru bulan kemarin launching.

Pada postingan beberapa bulan yang lalu gue review tentang pengalaman gue pakai Samsung Galaxy A5 2016, dan dalam postingan itu juga gue nulis alasan kenapa pakai android, yaitu karena iPhone 6 gue baterainya bocor, di charge tapi nggak ngisi gitu. 

Dan kali ini gue udah mau seminggu pakai iPhone 6, kalau digabungkan sih udah bertahun-tahun lah ya gue pakai, hanya saja selama 3 bulan ini gue pakai android dulu. 

Kenapa gue masih dan tetep beralih ke iPhone 6 lagi ? Kenapa gak iPhone 6s atau plus atau 7 atau 8 atau X ? Atau kenapa gak android yang lebih keren ? 

Alasan pertama adalah budget.
Alasan selanjutnya adalah kenyamanan, karena gue nyaman aja pakai iPhone 6 dibanding android yang sebelumnya gue pakai galaxy A5 2016. 
Oke, kalau masalah spesifikasi android udah jelas menang lah ya dibanding iPhone 6.

Harga iPhone 6 dengan kapasitas 16GB gue dapat dengan harga 3,1 juta yang gue beli di BEC Bandung. Dan lumayan dapat juga free softcase dan pelindung layar. Dan ditambah garansi distributor selama 2 minggu. Lumayanlah ya.

Tentu saja dengan harga segitu bisa dapat android yang spesifikasinya diatas iPhone 6. 

Spesifikasi singkat iPhone 6 dengan warna grey kapasitas 16GB versi Hidupku Just My Life 2017.

RAM 1GB
Memori berkapasitas 16GB
Kamera utama 8MP
Kamera depan 1,2MP
Layar 4,7 inc
Baterai berkapasitas 1810mAh
CPU dual-core
Fingerprint ada
Jaringan support 4G LTE

Dilihat dari sepintas ya emang standar aja sih, tapi lain lagi kalau yang emang bener-bener udah pernah pakai dan bisa jelas betul membandingkan dengan android dengan harga yang kisaran segitu. 

Memang, android dengan harga diatas bisa dapat spesifikasi yang jauh lebih baik dari iPhone 6. 
Kalau android dengan RAM 1GB mungkin harganya yang dibawah 1 juta juga bejibun banyak dan bertebaran ya, apalagi android emang 90% nya mendukung slot memory card sampai beratus-ratus GB. 
Kamera android juga udah jarang ya yang 8MP, apalagi kamera depan iPhone 6 hanya 1,2MP aja. Android udah gak ada dengan harga 3 jutaan tapi kamera depan 1,2MP. Paling kecil aja 5MP. 
Dapur pacunya juga android rata-rata udah octa-core, baterai juga minimal 2000mAh ke atas.
Layarnya apalagi, android paling kecil juga 5 inc lah ya. 

Terus kenapa gue masih tetep milih iPhone 6 yang bisa dibilang jadul, secara kan keluarnya 3 tahun yang lalu. 
Kenapa ? 
Ya kembali ke poin pertama. Terlepas dari budget dan yang lainnya ya, gue lebih nyaman aja pakai iPhone 6 ini. 
Harga 3,1 juta gue bisa aja dapat android yang baru dan spesifikasinya dewa. Kan banyak tuh sekarang android yang kameranya uh bukan lagi, Layarnya juga luas bisa maen futsal 😂

Nyaman dimananya sih ?

OK, pertama selama gue pakai iOS dari zaman 3Gs, 4 dan 4s, 5 dan 5s, selama gue pakai gue tuh gak pernah mengalami yang namanya nge-lag atau lelet atau nge-hank/heng meskipun RAMnya hanya 1 GB (iPhone 6 yang saat ini gue pakai).

Dan mungkin selanjutnya adalah masalah keamanannya. Gue suka banget ada iCloud di iPhone dan semua merek Apple. 
Beda banget sama android yang kalau lupa akun/e-mail masih bisa di-reset. Kalau iPhone ya udah mandet disitu, jadi keamanan menjadi faktor penting bagi gue. 
Meskipun di berbagai forum gue sering baca ada cara dan berbagai cara untuk membuka atau me-reset akun iCloud yang lupa pasword. Tapi pengalaman temen gue sih udah dibawa kemana-mana dan dengan berbagai cara iPhonenya gak bisa pindah tangan karena lupa pasword iCloud. 
Android ? Tinggal bawa ke konter 50rebu juga kelar, atau dengan cara reset 3 jari/tombol juga beres. 

Dibalik kelebihan dan kenyamanan gue selama pakai produk Apple khususnya iPhone 6 ini, mungkin lebih ke gak ada slot memory card aja kali ya, tapi dengan kapasitas 16 GB aja gue udah merasa lega sih. 

Dan gue pakai iPhone 6 ini dan produk Apple dari dulu juga cuma butuh buat internet dan sosial media dan sejenisnya aja sih, kalau untuk SMS dan  telfon (kartu utama) gue masih pakai android juga, saat ini gue pakai Oppo Neo 5, soalnya belum pernah mengalami lag selama android itu gak koneksi internet dan hanya pemakaian SMS dan telfon aja. 

Umhhh itu dulu kali ya. 

Thanks for view 😊


Rabu, 23 Agustus 2017

Pengalaman Hidup di Kota Bandung, Jakarta dan Bali (Cerita Non-Fiksi 2017)

Antara Bandung, Jakarta dan Bali

Kali ini saya akan menulis beberapa pengalaman selama tinggal di kota Bandung, Jakarta dan Bali.

Kehidupan di kota sebenarnya sangat menyenangkan, semua serba ada, mulai dari makanan, fashion, tempat wisata, tempat hiburan malam, dan masih banyak lagi, juga tidak ketinggalan masalah suasana kota itu sendiri.

Pertama saya akan bercerita tentang pengalaman saya di kota Bandung, karena saya paling lama tinggal di kota ini.


*Bandung.

Disaat mendengar nama Bandung yang langsung terlintas di pikiran saya adalah Gedung Sate, Alun-alun, fashion yang up-to-date, makanan yang yummy, orang-orangnya yang ramah dan terakhir adalah Sunda.

Saya lahir di kota Sumedang, tumbuh dewasa di kota Cianjur, dan untuk pertama kalinya saya merasakan yang namanya benar-benar hidup itu saat saya mulai menginjakkan kaki di kota Bandung.
Sumedang, bagi saya hanya kota kelahiran. Cianjur,  bagi saya adalah rumah dan sejarah. Tapi Bandung,  bagi saya adalah lebih dari segalanya, karena saya mulai bisa mandiri di kota ini, pertama kerja, mengenal dunia luar, menemukan jati diri, menjalin hubungan sosial, dan segala kehidupan saya kota Bandung lah yang menjadi saksinya.

Suasana kotanya yang masih terbilang tidak terlalu berpolusi, meskipun terkadang macet tapi kendaraan masih tetap bisa maju, orang-orangnya yang ramah, mungkin karena masih tanah Sunda juga kali ya.

Terakhir saya tinggal di sebuah kost daerah Jalan BKR/ Lingkar Selatan. Sebenarnya saya di Bandung banyak sekali saudara, tapi (masa iya bahas keluarga lagi) ya sudah di skip aja ya.

Yang saya suka dari kota Bandung.
Orang-orangnya. Mereka itu sangat welcome, open minded dan ramah. Tau kan perbedaan antara welcome sama open minded ? Skip! Mau debat silahkan ke email saya!
Yang saya rasakan selama tinggal di Bandung, mereka itu baik, lebih ke bersaudara. Sekali ketemu, euh bukan lagi deh kalau ngobrol ngaler-ngidul (Sunda mode-on).
Intinya orang-orangnya begitulah. Susah jelasinnya 😄

Makanan ?
Lidah Sunda dan makan makanan Sunda. Kenapa enggak. Menurut saya, dari sekian banyak kota yang pernah saya kunjungi, hanya kota Bandung yang makanannya terbilang lebih enak dan nikmat dan murah. Murah itu harus digarisbawahi ya. Hihihi 😄
Semua jenis makanan ada disini, bahkan selalu menjadi trend di kota-kota lainnya juga. Selain makanan khas Sunda sendiri, makanan khas dari luar kota pun tidak sedikit. Yang jelas, saat kamu ke Bandung pasti yang dicari adalah makanannya. Iya kan ?

Fashion.
Euh bukan lagi deh. Kalau sudah berbicara mengenai fashion, kota Bandung juaranya. Ratusan distro ternama ada disini. Dari harga yang low sampai yang high pun bertumpuk. Model-model terbaru apalagi, bukan main deh kalau masalah fashion. Tidak sedikit juga para pengusaha yang bergerak di bidang fashion lebih memilih kota Bandung sebagai pusat ordernya.
Juara deh pokoknya.

Wisata.
Tinggal berkendara beberapa menit saja sudah pasti bertemu dengan yang namanya tempat wisata di kota Bandung.
Kalau saya sukanya ke daerah Ciwidey. Meskipun kadang macet juga.

Hiburan di tengah kota ?
Ada kok. Banyak banget malah.
Kalau yang siang pada umumnya sih di mall-mall ada, kebon binatang mungkin yang lebih kekeluargaan. Hehehe

Kalau tempat hiburan malamnya ya tidak kalah dari kota-kota lain juga. Ada bar, diskotik, karaoke dll.

Kalau saya sendiri lebih suka ke tempat hiburan malamnya. Sepertinya hampir semua tempat sudah pernah saya kunjungi. Bahkan salah satunya ada yang sudah menjadi favorit. Itu lho yang di Pasirkaliki sama di Jalan Braga.. hehehe


Banyak deh pokoknya kalau yang menyenangkannya. Kalau kamu suatu saat bertemu dengan saya dan mau ngobrol masalah keadaan kota Bandung, saya pasti akan nyerocos panjang lebar kali tinggi deh 😁. Atau mungkin bisa langsung chat saya di wa tuh ada di paling bawah. (Maaf promo dikit hahahaha)


Tidak sukanya tinggal di kota Bandung.


Saya tidak suka karena orang-orangnya tidak semuanya ramah dan menerima orang "seperti saya". Saya tidak bisa jelaskan disini intinya.
Terus lapangan pekerjaan sedikit, bahkan menurut saya sih terbatas. Apalagi bagi yang tidak terlalu berani mengambil resiko. 

Dan mungkin menurut saya ya, gaji karyawan yang hanya pas-pasan. Menurut saya lho ya. Tapi mungkin juga tergantung jenis pekerjaannya.

Masalah macet ? Mungkin iya. Tapi itu hanya kadang-kadang saja sih. Tidak setiap saat.
Apalagi ya ? Hmm (gw takut di somasi sama orang Bandung euy) hahahaha

Dan mungkin yang terkahir ya. Karena saya sendiri suka pantai, kota Bandung sangat membosankan karena tidak memiliki pantai. Hahahahahahahahaha ya iyalah ke laut aja jauhnya euh bukan lagi. Udah itu aja. Cukup.


*Jakarta.

I love this city. I love Jakarta. I love everything about Jakarta.

Itu yang biasa saya tulis di caption story instagram.

Jakarta itu bagi saya adalah surga. Cieee kiiiiwww 😄😄
Karena saya menemukan segalanya di kota ini, yang belum pernah saya temukan di kota Bandung dan kota lainnya. Semuanya lengkap di Jakarta. Lebih lengkap dari kota lainnya. Apa yang kamu cari, pasti ada di Jakarta. Makanan, fashion, barang-barang asli dan kw, orang-orang asli dan kw. Eh salah. Hehehe maaf. Semua orang berbondong-bondong datang ke kota Jakarta.
Bukan main ya, ribuan orang yang datang setiap tahunnya. Entah itu untuk bekerja, mencari kerja, manjadi gelandangan, mencari kesempatan untuk meraih kesuksesan, mencari kesempatan untuk meraih kebahagiaan, mencari pengganti yang hilang "mungkin", siapa tau aja kan pengen nyari jodoh di Jakarta, karena semua suku di Indonesia ada disini. Maksudnya lebih banyak jumlahnya dibandingkan kota-kota lainnya. Secara, Jakarta kan ibu kota.
Bisnis pasti ada, kepemerintahan udah jelas ada, pemukiman warga yang padat bukan pembahasan lagi, apa sih yang tidak ada di Jakarta ?
Apa coba ?

Di Bandung tidak ada pantai kan ? Di Jakarta ada lho.
Hiburan malam tidak pernah mati, restoran 24 jam bertebaran, pusat pendidikan apalagi, kampus berjejeran, mulai dari yang kelas biasa sampai yang kelas high ada disini, meskipun tidak selengkap di Kota Jogjakarta sih.
Semuanya ada di Jakarta.
Mungkin yang tidak ada itu gunung.
Yups, sangat sulit untuk mencapai titik adem disini, selain menekan tombol AC.
Apa ? Ke Puncak ? Iye tau! Tapi butuh waktu berapa lama untuk sampai kesana ? Mending kalau jalannya lebar, lah ini sempit gitu ya jelas macet. (Maaf saya bahas kota yang ada nama tempat Pundak-nya) BOGOR !!

Saya suka Jakarta, karena orang-orangnya yang cuek.
Entah kenapa bagi saya warga Jakarta itu cuek, bodo amat dan masing-masing. Tapi saya nyaman dengan suasana yang seperti itu. Karena mungkin saya sendiri orangnya tidak suka di ganggu, tapi bukan berarti saya tidak kenal dengan orang-orang Jakarta ya.
Tidak semua cuek dan masing-masing kok, itu hanya sebagian aja. Karena tergantung kitanya juga sih. Sering ketemu pasti sering bertegur sapa dong, kecuali gak bisa ngomong. Iya kali pakai bahasa isyarat juga bisa kan. Intinya saya suka orang lokal Jakarta. Love u guyz 😄

Masalah fashion tidak usah ditanya, masalah makanan apalagi, soalnya lengkap banget, dari setiap daerah ada disini. Lebih lengkap dari kota Bandung.
Tempat hiburan lengkap dan semuanya ada. Termasuk pantai yang saya selalu cari.

Masalah lapangan pekerjaan ?
Di kota Jakarta itu surganya bagi para pencari kerja. Semua jenis pekerjaan ada, mulai dari gaji yang kecil, standar, tinggi, lebih tinggi, makin tinggi, luar biasa tinggi ada di Jakarta. Tergantung skill si pencari kerja aja sih. Menurut saya sih😄

Tapi tidak sedikit juga sih yang nganggur. Banyak malah. Hmmm (takut di somasi juga ah)

Dan yang tidak menyenangkan dari kota Jakarta, bagi saya sih ya.
Pertama itu macet. Euh bukan lagi deh. Semua orang pasti sudah tau lah ya. Yang namanya macet sampai tidak bisa bergerak tuh di Jakarta ada, dan pasti selalu ada. Meskipun hanya di titik-titik tertentu saja dan di jam-jam tertentu juga.
Dan sekarang sih lagi pembangunan jalan dan MRT atau apalah namanya itu. Jalan layang udah berbelit-belit juga, pusing banget kalau yang baru pertama kali ke Jakarta mah.
Tips buat kamu yang mau ke Jakarta dan tidak paham jalanan yang di Jakarta, bisa langsung chat ke nomer wa saya yang ada di bawah ya, paling bawah banget tuh. (Iya kali gw selalu stay di Jakarta) ya kali aja gitu kan butuh pemandu. Yihaaaa 😄😄

Kalau saya sih ya, Alhamdulillah tidak pernah terjebak macet yang gimana-gimana, kalau hanya lampu merah sih itu biasa ya.
Karena saya sudah pasti tidak menggunakan angkutan umum seperti bus dan sejenisnya, termasuk bus Transjakarta. Saya selalu menggunakan jasa ojek online. Lebih cepat sampai ke tujuan, kalau macet bisa skip skip skip dan ngacir lagi. Kalau bus ya mau gimana lagi, macet ya mandet udah.

Terus yang tidak saya suka dari kota Jakarta itu, masalah polusi.
Sudah jelas, macet ya karena kendaraan melonjak, banyak, padet banget tuh jalan udah kaya (...) saking banyaknya kendaraan.
Polusi di Jakarta sudah tidak bagus. Sudah jelas lah ya, panasnya apalagi. Setiap harinya tuh notif cuaca di HP saya tidak kurang dari 33°©
Panas Bu. Ya Allah bukan lagi. Baru juga mandi barusan, lah kirain masih basah bekas mandi, eh ternyata keringetan gitu. Hihi.

Udah kali ya segitu dulu.


*Bali.

Dari semua kota yang pernah saya kunjungi, hanya Bali yang menurut saya biasa saja. Masa sih ? 

(Baca sampai selesai)

Jujur!
Bali itu pulau yang indah, yang terkenal sampai ke mancanegara.
Saya suka pantai, dan Bali mempunyai banyak pantai yang indah.
Gunung ? Di Bali ada. Semua tempat rekreasi ada disini. Lengkap.
Apalagi tempat hiburan malamnya. (Saya selalu jadi point utama kalau membahas hiburan malam hehe). Di Bali tuh lengkap banget.
Legian tidak pernah sepi. Emang iya. Salah satu kawasan yang selalu ramai. Baik pagi, siang, sore, malam, subuh, saat hujan, saat panas, saat badai, saat petir, saat apalagi ya ? Ok skip!

Makanannya terbilang cukup lengkap dan sangat modern dibandingkan kota-kota lainnya. Mungkin karena disini lebih banyak turis asing ya, jadi cafe-cafe disini tuh western nya lengket banget. Dari berbagai negara ada kayanya. Belum pernah cek juga sih hehe. Tapi saya pastikan ada. Soalnya selama saya tinggal di Bali selama 3 bulan dan hampir setiap hari melewati jalan Legian, saya sudah hapal setelah melewati ini akan melewati tempat ini. Salah satunya yang selalu ramai adalah Meksiko restoran. Ada lho.

Ok skip!

Tapi menurut saya, penduduk Bali itu orang-orangnya hanya ramah kepada turis luar saja.
Maaf lho ya, ini pengalaman saya selama tinggal disana. Dan kepada kita sebagai warga lokal Indonesia pun mereka menganggapnya kita tuh turis yang lagi liburan di Bali. Iya kali dia gak tau gw juga kerja disana. Hahaha
Yang tau saya bukan turis tuh hanya yang punya kost sama orang-orang di tempat kerja saja. Keluar dari tempat kost dan tempat kerja, kita tuh udah kaya turis aja.
Ini pengalaman saya.
Saya tau, tidak semua warga Bali seperti itu. Yang saya ceritakan hanya sebagian dan memang yang saya alami saja.

Pada umumnya, orang-orang lokal Bali tuh modern banget, tidak peduli jika ada yang minum sampai jingkrak di jalan, karena itu hal biasa bagi mereka. Emangnya di Bandung, baru ada yang nyanyi di jalan aja udah euh gosipnya gila deh.

Orang Bali juga bahasa Inggrisnya lancar lho. Saya saja masih dibawah si Ibu penjual selendang. Apalagi bahasa Inggris saya dengan logat Sunda. Hahahaha

Skip!

Bali. Surganya bagi orang yang suka pesta, yang suka wisata, yang suka pemandangan indah, pokoknya pollllll lengkap.

Saya suka Bali. Tentu saja karena pantainya.
Saya terlalu jatuh cinta dengan pantai.


*Rangkuman dari pokok pengalaman saya di kota Bandung, Jakarta dan Bali.*


Semua kota itu mempunyai standar biaya hidup yang berbeda.

- Bandung.

Dan saya pilih Bandung sebagai kota dengan biaya hidup paling rendah. Semuanya saya bisa kontrol. Pakaian, makanan dan lainnya, termasuk tempat tinggal.
Perhari 50rb
Kost perbulan 850rb udah ada WiFi juga lho, saya memilih kost dikawasan kampus (kamar mandi dalam, full furniture tanpa kipas atau AC, karena saya belum pernah kegerahan selama kost di Bandung)


- Jakarta.
Jakarta menurut saya biaya hidup terbilang tinggi, tapi masih terkontrol juga.
Apalagi dengan gaji UMR mah ya tertutupi lah ya
Sehari 60rb
Kost 850rb no WiFi pastinya (sama dengan di Bandung + kipas angin) saya di daerah Pancoran Barat. 
hehehe


- Bali.


Menurut saya Bali mempunyai biaya hidup yang diatas normal.

Saya bisa menghabiskan 100rb perhari lho (itu kalau saya lagi libur kerja) he-he
Harga nasi Padang aja hampir 40rb lho. Ada sih yang 15rb tapi jauh banget.
Ada juga daerah jalan Mataram belakang jalan Legian.

Perhari 80rb
Kost 850 (kosongan)


- Kesimpulan -

Jika mau berada di suatu tempat, kamu harus mempunyai kendaraan sendiri. Itu salah satu hal yang wajib dan salah satu yang bikin hemat juga. (Tidak perlu dijelaskan lagi ya)

Harus benar-benar paham keadaan daerah yang akan ditempati, apalagi untuk jangka yang cukup panjang.

Murah senyum.
Bisa berkomunikasi.

Udah itu aja sih.

Dan setelah dipikir-pikir lagi, saya akan lebih menyukai Bali deh.
Soalnya pantainya itu lho bikin kangen, nggak nahan deh 😄

Dan bagi saya, kalau masalah biaya rekreasi Bali itu juaranya.
Kenapa ? Dengan uang 100rb aja kita sudah bisa menikmati perdana wisata yang mumpuni bukan main.
100rb nih ya, tinggal jalan ke pantai (sejauh-jauhnya juga di Bali tidak akan sejauh dari Bandung ke Pangandaran, atau Jakarta ke Puncak) saya tau Jakarta punya Ancol, tapi baca dulu sampai selesai!
tinggal jalan ke pantai, beli bir atau minuman lainnya, berselancar, menikmati suasana pantai yang unchhh panas-panas menggoda, apalagi kalau sore kan melihat sunset dengan sepoi-sepoi angin yang manja uh lala (Syahrini keluar).

Udah ah gitu aja.

Tau sendiri kan kalau gw orangnya labil banget!

Cukup! 

Jumat, 18 Agustus 2017

Pengalaman Menggunakan Samsung Galaxy A5 2016 (2017)

Setelah sekian lama tidak menulis pengalaman mengenai barang yang dipakai, akhirnya kali ini tercapai juga.

Kali ini saya akan menulis pengalaman menggunakan HP Samsung Galaxy A5 seri 2016
Sebelumnya saya pakai iOS, yakni iPhone 6 yang berkapasitas 64GB selama 1 tahun kurang. Kenapa pindah lagi ke android ? Banyak pertimbangan sih sebenernya. Salah satunya adalah masalah kunci pengaman, yups keduanya ada sensor sidik jari. Karena dari kecil saya tidak ingin HP yang anti air atau tidak rusak saat di geprek pakai palu, atau yang bisa bikin berubah seperti Power Rangers, tapi hanya ingin mempunyai HP yang kuncinya memakai sidik jari, just it, sederhana sekali pemirsa 😊

Ok kita mulai dengan yang curcol ya!

Terakhir saya pakai iPhone 6, jujur saja saya penyuka iOS sama seperti Android, dan tentu saja ada kelebihan dan keunggulan juga kekurangannya, tapi biarkan saya yang merasakannya sendiri karena hidup diantara keduanya.
Ok stop !
Saya ganti karena iPhone 6 saya baterainya bocor, di charge tidak mengisi, sudah ganti charger dll, hingga akhirnya saya ganti baterainya yang seharga jam tangan G-Shock kw. Kok bisa bocor ? Karena kebiasaan saya yang selalu memakai HP sambil di charge dan main game lama-lama, bahkan hampir seharian kalau ada waktu, apalagi saya waktu itu masih tinggal dengan keponakan yang hobinya main game juga. (Kangen Uput deh, miss u Uput !)

Stop curcol nya !!!!!!! Stop !!!! Cukup !!! (Sambil tutup telinga)


Saya pertama menggunakan Samsung Galaxy A5 dengan seri 2016 ini sejak 20 Juni 2017 (itu hari ulang tahun saya yang sama dengan Ayu Ting Ting).

Saat itu banyak pilihan, diantaranya Samsung Galaxy A5 2016, Oppo F1 plus, Xiaomi Mi4, iPhone 6, dan Vivo V5s (kalau gak salah ya, maaf kalau salah namanya juga manusia, maafin gak nih ? )

Tanpa pikir panjang lagi, saya langsung menunjuk jam, karena saat itu saya ditanyain jam berapa.

Maaf! Maaf ! Maaf!

Saya langsung jatuh cinta dengan Samsung Galaxy A5 2016.
Pas pertama menggenggamnya saja uh bukan lagi pokoknya, soalnya dibalut dengan material metal yang manjah (ala princess Syahrini).
Dan saat itu saya hanya melihat spesifikasi yang cukup umum, yakni dengan layar 5,2 inch, layarnya yang super amoled, resolusi full HD, RAM nya 2GB, cpu octa core 1.6 GHz, baterai berkapasitas 2900 mAH, bisa fast charging juga, berkapasitas 16GB dan bisa ditambahkan kartu SD sampai 256GB, jaringannya support 4G LTE, bisa dual SIM nano, dan kamera utamanya 13 MP dengan kamera depan 5 MP.


Saya tau, pasti ada yang bertanya kenapa gak pilih yang lebih dari Galaxy A5. Ya kan ?

Begini!
Duduk dulu deh mendingan jangan emosi kaya gitu! Entar gw tampol lu ! (Bahasa si Eka temen gw Betawi-Jawa) hehe

Memang iya masih ada yang lebih dari Galaxy A5 2016 saat itu, dan alasan kenapa saya tetap memilih ?

Pertama, saya melihat saldo di rekening, duit saya berapa lagi nih, cukup kagak buat beli baju lebaran (kebetulan masih beberapa hari menuju lebaran saat itu).
Kedua, saya kan maunya punya HP tuh dari kecil yang kuncinya memakai sidik jari. Saya tau! Yang lain sensor sidik jarinya lebih baik dari yang saya pilih. Saya tau itu. OK!
Ketiga, saya jatuh cinta.
Jangan pernah ngurusin yang namanya orang jatuh cinta dah !
Sekali jatuh cinta ya udah jatuh cinta. Kupingnya kagak akan berfungsi jika anda berbicara, matanya akan tiba-tiba buram jika dikasih pilihan lain.
Dan saya jatuh cinta dengan Samsung Galaxy A5 2016 sampai saat ini.

Dan setelah beberapa bulan jadian sama Galaxy A5 2016, (cieeee kiwwww 😁), ternyata saya tidak pernah bertemu dengan masalah.

Performa lancar, meskipun RAM hanya 2gb, baterai tetap stabil meskipun hanya 2900 mAH, hasil foto di Instagram tetep keren nggak kalah dengan HP lainnya.
Btw jangan lupa follow Instagram saya ya @nuginugraha_id nanti di follow balik, DM aja atau komen ya. (Biasa anak alay tuh bio di ig nya begitu) hahaha

Yups, saya masih nyaman menggunakan HP Samsung Galaxy A5 2016 ini, meskipun ada yang seri 2017 nya yang spesifikasinya lebih, tapi tetep aja sih saya masih jatuh cinta dengan yang 2016.

Tampilannya aja menurut saya seri 2016 masih menang dari seri 2017. Kalau yang lainnya mungkin ya gak tau juga sih.

Rangkuman materi dari pokok bahasan mengenai pengalaman menggunakan HP Samsung Galaxy A5 2016  ini adalah tentang jatuh cinta.

Kalau kamu jatuh cinta, cobalah untuk memakai logika juga, jangan sampai suatu saat menyesal karena telah salah memilih, memilih sesuatu yang salah, memilih yang tidak sesuai dengan hati nurani, terlalu melihat yang lebih dari yang sudah ada di hadapan, yang sudah jelas-jelas sayang kepada kita, mengorbankan segalanya untuk kita. Jangan sampai menyakiti perasaannya, karena malaikat itu lebih baik daripada setan, dan setan lebih buruk daripada malaikat, tapi malaikat bisa melakukan apapun ketimbang setan, bahkan lebih buruk dari apa yang dilakukan setan sekalipun.

Orang yang sayang ketika sudah dikecewakan bisa membenci dan berbuat lebih buruk kepada orang yang dulu sangat disayanginya.


Maafkan saya pemirsa kalau saya baper.

Cukup sekian dan terimakasih.

(Jangan lupa follow Instagram saya @nuginugraha_id dan kita chat di wa juga bisa kok, tuh ada di bawah paling bawah banget)

Senin, 30 Januari 2017

Cerita dari Negeri Amerika (Part 11)



Sekarang aku tinggal di kota kecil dengan hamparan pantai yang begitu indah. 

Tentu saja tidak ada seorang pun yang tau. Setelah sekian lama aku bekerja di kantor intelijen terbesar di Amerika itu, aku mengalami banyak perubahan dalam hidup. Selain memang pekerjaannya yang tidak pernah aku inginkan, lingkungannya pun sangat terlalu jauh diluar nalar yang dipikirkan manusia normal. 

Seperti tidak ada lagi privasi yang aku miliki, rasanya seperti hidup disebuah layar monitor dengan disaksikan oleh jutaan orang, kemana pun rasanya ada yang mengikutiku, bahkan di kamar mandi sekalipun. 


***


Aku masih ingat saat mendapatkan tugas kesekian kalinya. 


Saat itu aku sudah mendapatkan fasilitas pekerjaan yang menunjang. Kendaraan yang terbilang cukup bagus, ponsel yang canggih bahkan belum pernah ada di pasaran. Memang, itu ponsel yang khusus dibuat di tempatku bekerja saja. Selain bisa dengan mudahnya menerima pemberitahuan dari server pusat, ponselku juga bisa dijadikan selayaknya penjaga pribadi. 

Entahlah, intinya itu hanya satu dari kesekian benda ajaib yang pernah aku dapatkan. 


*


Pada suatu malam, aku sedang berada di apartemenku karena setelah seharian mengurusi masalah di kantor. Tentu saja dengan berbagai laporan dari hasil kerjaku selama beberapa bulan terkahir. Aku pernah menjadi asisten penyelidikan, asisten peneliti laboratorium, hingga aku sendiri yang terjun langsung ke lapangan. Aku juga pernah menjadi mata-mata untuk orang-orang tertentu, dari orang biasa hingga orang-orang yang terbilang cukup penting keberadaan dan pekerjaannya.


Hidup memang tidak pernah bisa diprediksi. Aku yang awalnya hanya seorang anak kampung dari kota pinggiran di Indonesia, kini aku harus bekerja pada sebuah lembaga besar di Amerika.


Aku sudah mempunyai segalanya. Uang, tabungan, tempat tinggal yang cukup nyaman, relasi yang banyak, dan yang terpenting adalah keterampilan.

Cinta?


*


Tiba-tiba ponselku bergetar, ada pesan masuk dari server pusat. Ternyata aku harus menyelidiki identitas seseorang yang baru tinggal di negara ini. Tentu saja dia sama sepertiku dulu, dia pendatang. 


Aku melihat profilnya dengan sangat rinci. Ternyata dia berasal dari negara yang sama denganku. Dia adalah seorang ahli IT untuk sebuah perusahaan ternama di Washington DC. Usianya 10 tahun lebih tua dariku. Dia datang bersama keluarga kecilnya. 

Malam itupun aku lanjutkan dengan mencoba membuka semua info tentangnya. 


Aku baru sadar, apakah aku dulu juga diperlakukan seperti ini? Entahlah.

Aku harus tidur. Besok aku harus segera mencari tahu tentang dia lebih lanjut. Memata-matai?

Apalagi dia adalah ahli dalam bidang yang aku sendiri kurang kuasai. Ya, aku benci kemajuan teknologi. 


Aku pun tertidur.


*


Pagi hari.


Namanya sangat tersohor di Indonesia.

Dari beberapa data yang aku baca, salah satunya dia pernah menyelesaikan pendidikannya di sebuah universitas ternama di Indonesia dan menyandang gelar sarjana S.Kom, yaitu jurusan cyber security. 

Dia bekerja pada pemerintah dan perusahaan swasta. Selain menjadi konsultan keamanan cyber, dia juga bekerja sebagai analis, arsitek teknologi, hingga menjadi dosen tetap di kampus ternama di Indonesia dan sering diundang ke berbagai negara termasuk kedatangannya kali ini ke Amerika. 


Pantas saja jika sebuah lembaga ternama tempatku bekerja harus ikut serta menjadi bagian terpenting untuk memantau pergerakannya selama di sini. 


*


Oh iya, dua hari yang lalu aku sudah berada di California. Tepatnya di Palo Alto. Di sini ada sebuah universitas terbesar dan ternama yaitu Standford University. 

Meskipun swasta, tapi banyak orang yang mau menempuh pendidikannya di sini. Karena sudah sangat terkenal menelurkan banyak orang sukses dan terkenal. 


Di sebuah tempat kopi yang tidak jauh dari kampus, aku duduk sambil pura-pura sibuk membaca buku dan sesekali meminum vanilla latte juga menghisap rokok mentol kesukaanku.

Aku memperhatikan seorang pria bersama pasangannya yang terlihat sedang asyik berfoto. Sudah bisa dipastikan jika itu adalah istrinya. Jangankan istrinya, anak berserta nama-nama keluarga dan teman-temannya saja aku sudah mengetahuinya.


Aku menyalakan rokok untuk kesekian kalinya, sedangkan kopiku sudah tinggal setengah gelas lagi. Buku yang dari tadi aku baca juga tidak menarik. Sangat membosankan. 

Tiba-tiba seseorang menghampiriku dan meminjam korek. Orang itu adalah dia. Dia yang sedari tadi aku perhatikan. 

Mungkin karena memang budaya asalnya suka basa basi, selain berterima kasih, kemudian dia bertanya, "Dari mana?" 

Aku harus berakting sebaik mungkin. 

Aku jawab saja dari Indonesia juga. Di sini baru 1 tahun bekerja di sebuah hotel. Karena ingin mencari pengalaman dan mencoba tinggal jauh dari rumah. 

Dia pun bercerita maksud dan tujuannya datang kesini, yaitu sedang menghadiri sebuah acara. Aku pun dikenalkan dengan istrinya. 

Kebetulan juga mereka baru menikah dan menggunakan kesempatan ini untuk berbulan madu juga. 

Dia bertanya tentang diriku lebih jauh. Pernah sekolah di mana, hotel apa, kenapa bisa sampai bekerja di sini dan pertanyaan-pertanyaan yang sudah pasti aku jawab dengan sebuah kebohongan tapi tetap meyakinkan.


Karena aku merasa sudah cukup lama duduk di sana, apalagi obrolan kami yang aku pikir akan menjadi sesuatu yang tidak baik untuk pekerjaanku di mana ada aturan bahwa aku tidak boleh berkontak langsung dengan target. 

Aku pun pamit dan pergi. 


Sebenarnya tidak sulit dan tidak mudah juga perkerjaanku pada saat itu. Di mana aku harus mengikuti orang selama keberadaannya di sini. Apakah dia bertemu seseorang yang dicurigai, mengunjungi tempat-tempat yang tidak seharusnya, atau melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan tujuannya ketika datang ke negara ini. 


***


Kemudian aku mendapat tugas 

untuk datang ke negara asalku, Indonesia.

Harus senang atau?


Next