Official Blog of Nugi Nugraha || Member of Google Corp & Blogger - Since 2011 || Copyrights 2011 - 2023 by Personal Blog & Google

Selasa, 27 September 2016

Berlari Bersembunyi Dan Tetap Hidup - Hidupku Just My Life (38) 2016


Berlari, bersembunyi dan tetap hidup.



Itulah diriku saat ini. Terlalu banyak kesalahan yang akhirnya harus aku lakukan cara itu, dengan tujuan agar aku tetap bisa menjalani hidup. Dan memang inilah kehidupanku. Selalu berlari dari semuanya. Bukan berarti aku tidak berani mengahadapi dan mengakui juga menyadari bahwa semuanya memang terjadi dan telah aku lakukan, hanya saja aku tidak selalu siap untuk semua itu. Lebih tepatnya aku tidak mempunyai jiwa yang bertanggung jawab terhadap kehidupanku sendiri, aku tidak mampu mengakui perjalanan panjang diriku bahwa faktanya tidak sehebat yang aku harapkan, tidak sebaik yang aku inginkan, tidak seluar biasa yang aku mimpikan.



Aku mengakui kesalahan yang telah aku lakukan, terutama pada diriku sendiri, yang memang dengan sadar bahwa itu tidaklah baik dan sangat amat jauh dari kata lebih baik. Aku selalu berlari dari mereka, mereka orang-orang yang pernah mempunyai persoalan dengan kehidupanku, aku anggap semuanya selesai dengan aku berlari, meskipun kenyataannya hanya menambah masalah dari inti persoalan itu. Dan aku terus berlari dari mereka yang ingin aku untuk mengakui juga mempertanggung jawabkan kesalahanku. Aku berlari dari hari ke hari, waktu ke waktu dan setiap detik yang aku lalui. Aku tidak ingin sampai bertemu mereka, oleh kerena itu aku terus mencoba untuk terus berlari.


Aku pun sembunyi.


Sembunyi dari waktu yang justru ada disetiap ingatan panjangku. Siang dan malam selalu berganti, aku memang bisa sembunyi dari mereka, tapi aku tidak bisa sembunyi dari waktu yang dengan jelasnya aku berada didalmnya. Bukan, bukan waktu. Aku tidak pernah hidup dengan waktu, tapi aku hidup dari rasa bersalah. Rasa bersalah yang begitu dalam. Semakin aku mencoba sembunyi, maka semakin dalam rasa bersalah itu. Dan aku tenggelam di dalamnya. Tidak akan ada yang peduli kecuali diriku sendiri, karena hanya diriku yang mampu menutupinya. Bukan menutup rasa bersalah itu, tapi menutup diri dari dunia yang nyata yang membuat hidupku tetap berjalan sampai detik ini.



Aku sembunyi, aku bahagia dengan cara ini. Sedikit. Setidaknya inilah langkahku yang masih tetap terhenti oleh waktu dan penyesalan yang mendalam.




Aku hidup dari diriku sendiri yang penuh dengan kebohongan. Hingga akhirnya aku harus tetap berlari, bersembunyi dan tetap hidup dengan kebohongan ini.

Kamis, 22 September 2016

Saya Masih Bahagia - Hidupku Just My Life (37) 2016

Location: FK UNPAD RSHS

Semua orang akan dan pasti pernah mengalami fase dimana dia merasa bahwa hidupnya sangat amat tidak ada artinya lagi.
Mungkin wajar, karena setiap manusia tidak selalu berjalan pada jalan yang dia inginkan, bukan hanya masalah perjalanan hidupnya yang tidak sesuai harapan, melainkan memang kemampuan berpikir dan seberapa kuatnya mereka menerima keadaan terendah dalam hidupnya. Yang dia inginkan A tapi kenyataan yang membuktikan bahwa dia berada di jalan B atau C bahkan D dan yang lebih buruk lagi yaitu Z. Tapi bukankah Z sangat dekat jika ingin kembali ke A ? Itupun yang selalu saya alami.


Saya sendiri sudah menyadari dan menerima bahwa hidup saya tidak lagi seberuntung mereka yang ada diluar sana. Dan saya juga merasa dan selalu meyakinkan diri bahwa inilah hidup saya, inilah jalan kehidupan saya, dimana mau tidak mau dan sanggup tidak sanggup juga mampu atau tidaknya tetap harus saya jalani dan saya lewati dengan segala cara yang saya yakini bahwa suatu saat nanti akan indah pada waktunya.


Tidak mungkin saya tidak pernah bahagia, dalam keadaan seburuk apapun setidaknya saya masih bisa melakukan hal-hal yang membuat hidup saya terasa lebih menyenangkan dibandingkan mereka, karena level kebahgiaan setiap manusia berbeda, ada yang bahagia karena melimpahnya harta, ada yang bahagia karena hidup bersama keluarga yang selalu ada, ada yang bahagia karena melakukan hal-hal gila bersama teman mereka, ada yang bahagia dengan menyendiri dan menjauh dari segalanya (keluarga, harta dan teman). Karena bagi saya pribadi bahagia itu ketika mencoba merubah setiap hal buruk yang pernah terjadi dalam hidup agar lebih baik lagi.


Tidak harus ada keluarga ?


Bagi saya keluarga memang segalanya, tapi dilain sisi tidak seharusnya pula jika keluarga dijadikan tempat untuk mencari kebahagiaan. Sekarang saya merasa bahwa keluarga tidak berarti apapun bagi hidup saya, untuk saat ini ya. Seperti yang sudah saya rasakan belakangan ini, saya hidup jauh dari keluarga dan menjalani segalanya sendiri, mencari cara agar hidup mandiri tanpa keluarga, bahagia tanpa keluarga dan menghentikan air mata juga tanpa keluarga. Saya tidak yakin jika keluarga akan menerima keadaan terburuk dalam hidup saya, yang menambah rasa ketakutan dalam diri saya adalah ketika keluarga tau bahwa saya memang tidak pantas lagi berada diantara mereka, saya takut kalau saya hanya akan menjadi aib bagi mereka. Inilah alasan kenapa saya lebih memilih menjalani hidup tanpa keluarga, karena sudah jelas saya melakukan kesalahan dalam hidup juga tanpa keluarga dan saya juga punya prinsip bahwa saya sendiri pula yang harus bisa tegar untuk memperbaiki hidup ini tanpa mereka.


Mungkin hanya saat ini saja saya seperti ini, mencoba menjalani semuanya tanpa keluarga, waktu masih akan berjalan sampai saat dimana semuanya akan lebih baik dan keluarga akan ada disaat saya berbicara, Hey I’m here and I want to live with you anymore and forever. Listen to me and give me a hug.


Harta tidak membuat saya bahagia ?


Memang. Selama ini saya melakukan segala cara agar mendapatkan semuanya. Uang yang banyak, pakaian model trendy, gadget terbaru dan tercanggih, liburan ke tempat terindah, jalan-jalan ke mall dan tempat wisata ternama, menjajaki tempat-tempat hiburan malam sampai pagi dengan keadaan setengah pingsan, dan melakukan hal-hal yang saya anggap akan membuat hidup saya lebih bahagia. But you know what ? Itu hanya sementara, yang saya rasakan memang semua itu membuat saya bahagia, tapi hanya saat itu saja. Dan hari-hari saya selanjutnya kembali ke level normal kehidupan real saya yang dengan jelasnya tidak dapat saya hindari dan saya tutupi bahkan saya sendiri juga tidak mampu memungkiri keadaan itu, karena memang itulah jalan hidup saya.


Teman ?


I have no friend. Lebih tepatnya saya tidak mempunyai teman yang real teman. Tidak ada seorangpun yang mau mendengar apa yang ingin saya bicarakan, tidak ada yang mau memberi nasihat dikala saya membutuhkan dalil tentang kehidupan, tidak seorangpun yang bersedia memberikan ruang dan juga waktu untuk sedikit menerima keadaan terburuk saya, dan yang sangat membuat saya tidak ingin mempunyai teman adalah karena mereka bukan mencari teman melainkan mencoba mencari kesempatan ketika ada orang seperti saya yang saking ingin mencari teman agar melakukan segala cara untuk membuat mereka yang justru lebih mendapat kesenangan daripada saya, ya tentu saja, mereka hanya ingin uang dan pemberian saya saja. Disaat saya jatuh bagaikan debu jalanan, tidak ada seorangpun yang bersedia lagi memberikan bahunya untuk sandaran saya.



Well, saya selalu mencoba dan menerima setiap keadaan dalam hidup saya. Dan yang terpenting saya masih bisa bersyukur karena saya masih bisa bahagia dengan cara saya sendiri. Dan kalau dibandingkan lagi dengan kehidupan oranglain, saya memang tidak sebahagia mereka, saya tidak bisa mendapatkan apa yang mereka punya, tapi mereka juga tidak sebahagia saya, mereka juga tidak memiliki apa yang saya miliki.


Apakah saya merasa bahwa hidup saya tidak berarti lagi ?
Suatu waktu saya pernah berpikir dan merasa seperti itu, tapi tidak sempat lama. Kenapa ?
Mungkin hidup saya sudah sangat hancur, tidak ada yang bisa saya jadikan kebanggaan lagi, tapi diantara semua perasaan itu saya mencoba mencari bagian diantara puing-puing kehancuran dalam diri saya apakah masih ada yang tersisa. Dengan seiringnya waktu berjalan, bersyukur saya masih dapat menemukan bagian itu, ternyata tidak terlalu hancur, saya merasa masih bisa saya gunakan untuk kebaikan dalam kehidupan saya. Yaitu hati saya.


Ya, hati saya tidak terlalu hancur. Saya masih bisa merasa meskipun perasaan saya memang tidak sebaik perasaan manusia lainnya. Terutama merasakan perasaan mereka yang kehidupannya sama seperti saya, bahkan lebih hancur daripada kehidupan saya.


Mungkin itu salah satu yang membuat hidup saya bertambah bahagia, mencoba ikut merasakan apa yang oranglain rasakan, bukan menjauhi atau dengan terang-terangan mengucapkan selamat berjuang dengan kehidupanmu.


Selama masih mempunyai hati, maka hidup saya akan lebih baik dan bahagia lagi. Dan tidak menutup kemungkinan bahwa keluarga, harta dan teman akan saya dapatkan dengan mudah.


Cinta ? I don’t know. Untuk saat ini belum ada hal positif yang saya dapatkan dari cinta. Maybe next time.


So, jagalah hati !! Jangan biarkan ada kehancuran dalam hati, karena jika hati sudah hancur maka kehidupan pun akan ikut hancur, ya, akan sangat hancur !!