|
Location: FK UNPAD RSHS |
Semua orang akan dan pasti pernah mengalami fase dimana dia
merasa bahwa hidupnya sangat amat tidak ada artinya lagi.
Mungkin wajar, karena setiap manusia tidak selalu berjalan
pada jalan yang dia inginkan, bukan hanya masalah perjalanan hidupnya yang tidak
sesuai harapan, melainkan memang kemampuan berpikir dan seberapa kuatnya mereka
menerima keadaan terendah dalam hidupnya. Yang dia inginkan A tapi kenyataan
yang membuktikan bahwa dia berada di jalan B atau C bahkan D dan yang lebih
buruk lagi yaitu Z. Tapi bukankah Z sangat dekat jika ingin kembali ke A ?
Itupun yang selalu saya alami.
Saya sendiri sudah menyadari dan menerima bahwa hidup saya
tidak lagi seberuntung mereka yang ada diluar sana. Dan saya juga merasa dan
selalu meyakinkan diri bahwa inilah hidup saya, inilah jalan kehidupan saya,
dimana mau tidak mau dan sanggup tidak sanggup juga mampu atau tidaknya tetap
harus saya jalani dan saya lewati dengan segala cara yang saya yakini bahwa
suatu saat nanti akan indah pada waktunya.
Tidak mungkin saya tidak pernah bahagia, dalam keadaan seburuk
apapun setidaknya saya masih bisa melakukan hal-hal yang membuat hidup saya
terasa lebih menyenangkan dibandingkan mereka, karena level kebahgiaan setiap
manusia berbeda, ada yang bahagia karena melimpahnya harta, ada yang bahagia
karena hidup bersama keluarga yang selalu ada, ada yang bahagia karena
melakukan hal-hal gila bersama teman mereka, ada yang bahagia dengan menyendiri
dan menjauh dari segalanya (keluarga, harta dan teman). Karena bagi saya pribadi
bahagia itu ketika mencoba merubah setiap hal buruk yang pernah terjadi dalam
hidup agar lebih baik lagi.
Tidak harus ada keluarga ?
Bagi saya keluarga memang segalanya, tapi dilain sisi tidak
seharusnya pula jika keluarga dijadikan tempat untuk mencari kebahagiaan.
Sekarang saya merasa bahwa keluarga tidak berarti apapun bagi hidup saya, untuk
saat ini ya. Seperti yang sudah saya rasakan belakangan ini, saya hidup jauh
dari keluarga dan menjalani segalanya sendiri, mencari cara agar hidup mandiri
tanpa keluarga, bahagia tanpa keluarga dan menghentikan air mata juga tanpa
keluarga. Saya tidak yakin jika keluarga akan menerima keadaan terburuk dalam
hidup saya, yang menambah rasa ketakutan dalam diri saya adalah ketika keluarga
tau bahwa saya memang tidak pantas lagi berada diantara mereka, saya takut
kalau saya hanya akan menjadi aib bagi mereka. Inilah alasan kenapa saya lebih
memilih menjalani hidup tanpa keluarga, karena sudah jelas saya melakukan
kesalahan dalam hidup juga tanpa keluarga dan saya juga punya prinsip bahwa
saya sendiri pula yang harus bisa tegar untuk memperbaiki hidup ini tanpa
mereka.
Mungkin hanya saat ini saja saya seperti ini, mencoba
menjalani semuanya tanpa keluarga, waktu masih akan berjalan sampai saat dimana
semuanya akan lebih baik dan keluarga akan ada disaat saya berbicara, Hey I’m
here and I want to live with you anymore and forever. Listen to me and give me
a hug.
Harta tidak membuat saya bahagia ?
Memang. Selama ini saya melakukan segala cara agar mendapatkan
semuanya. Uang yang banyak, pakaian model trendy, gadget terbaru dan
tercanggih, liburan ke tempat terindah, jalan-jalan ke mall dan tempat wisata
ternama, menjajaki tempat-tempat hiburan malam sampai pagi dengan keadaan
setengah pingsan, dan melakukan hal-hal yang saya anggap akan membuat hidup
saya lebih bahagia. But you know what ? Itu hanya sementara, yang saya rasakan
memang semua itu membuat saya bahagia, tapi hanya saat itu saja. Dan hari-hari
saya selanjutnya kembali ke level normal kehidupan real saya yang dengan
jelasnya tidak dapat saya hindari dan saya tutupi bahkan saya sendiri juga
tidak mampu memungkiri keadaan itu, karena memang itulah jalan hidup saya.
Teman ?
I have no friend. Lebih tepatnya saya tidak mempunyai teman
yang real teman. Tidak ada seorangpun yang mau mendengar apa yang ingin saya
bicarakan, tidak ada yang mau memberi nasihat dikala saya membutuhkan dalil
tentang kehidupan, tidak seorangpun yang bersedia memberikan ruang dan juga
waktu untuk sedikit menerima keadaan terburuk saya, dan yang sangat membuat
saya tidak ingin mempunyai teman adalah karena mereka bukan mencari teman
melainkan mencoba mencari kesempatan ketika ada orang seperti saya yang saking
ingin mencari teman agar melakukan segala cara untuk membuat mereka yang justru
lebih mendapat kesenangan daripada saya, ya tentu saja, mereka hanya ingin uang
dan pemberian saya saja. Disaat saya jatuh bagaikan debu jalanan, tidak ada
seorangpun yang bersedia lagi memberikan bahunya untuk sandaran saya.
Well, saya selalu mencoba dan menerima setiap keadaan dalam
hidup saya. Dan yang terpenting saya masih bisa bersyukur karena saya masih
bisa bahagia dengan cara saya sendiri. Dan kalau dibandingkan lagi dengan
kehidupan oranglain, saya memang tidak sebahagia mereka, saya tidak bisa mendapatkan
apa yang mereka punya, tapi mereka juga tidak sebahagia saya, mereka juga tidak
memiliki apa yang saya miliki.
Apakah saya merasa bahwa hidup saya tidak berarti lagi ?
Suatu waktu saya pernah berpikir dan merasa seperti itu, tapi
tidak sempat lama. Kenapa ?
Mungkin hidup saya sudah sangat hancur, tidak ada yang bisa
saya jadikan kebanggaan lagi, tapi diantara semua perasaan itu saya mencoba
mencari bagian diantara puing-puing kehancuran dalam diri saya apakah masih ada
yang tersisa. Dengan seiringnya waktu berjalan, bersyukur saya masih dapat menemukan
bagian itu, ternyata tidak terlalu hancur, saya merasa masih bisa saya gunakan
untuk kebaikan dalam kehidupan saya. Yaitu hati saya.
Ya, hati saya tidak terlalu hancur. Saya masih bisa merasa
meskipun perasaan saya memang tidak sebaik perasaan manusia lainnya. Terutama merasakan
perasaan mereka yang kehidupannya sama seperti saya, bahkan lebih hancur
daripada kehidupan saya.
Mungkin itu salah satu yang membuat hidup saya bertambah
bahagia, mencoba ikut merasakan apa yang oranglain rasakan, bukan menjauhi atau
dengan terang-terangan mengucapkan selamat berjuang dengan kehidupanmu.
Selama masih mempunyai hati, maka hidup saya akan lebih baik
dan bahagia lagi. Dan tidak menutup kemungkinan bahwa keluarga, harta dan teman
akan saya dapatkan dengan mudah.
Cinta ? I don’t know. Untuk saat ini belum ada hal positif
yang saya dapatkan dari cinta. Maybe next time.
So, jagalah hati !! Jangan biarkan ada kehancuran dalam hati,
karena jika hati sudah hancur maka kehidupan pun akan ikut hancur, ya, akan
sangat hancur !!