Official Blog of Nugi Nugraha || Member of Google Corp & Blogger - Since 2011 || Copyrights 2011 - 2023 by Personal Blog & Google

Rabu, 10 Februari 2016

Perjalanan Hidupku Di Amerika (2)

Dua bulan terakhir aku menghabiskan hampir setiap hari untuk mencari tau bagaimana kehidupan orang disini yang notabennya sangat amat berbeda dengan di negara asalku.


*


Dari bandara aku menuju sebuah apartemen yang sudah aku booking sebulan sebelumnya. Tidak sendirian tentunya. 
Aku dijemput oleh petugas kedutaan. 
Setelah menempuh perjalan sekitar 30 menit, sampailah aku di tempat tujuan. Tepatnya di daerah Long Beach, Los Angeles. 
Di kota LA ini penduduknya lebih dari 3 juta jiwa. LA (Los Angeles) dijuluki City of Angels. LA adalah pusat dunia bisnis, perdagangan internasional, hiburan, budaya, media, mode, ilmu pengetahuan, olahraga, teknologi, dan pendidikan terdepan, juga merupakan kota terkaya ketiga di dunia. LA juga menjadi kota paling kuat dan berpengaruh kelima di dunia.


Turun dari mobil, aku dihadapkan dengan sebuah apartemen yang sangat mungil, tidak kecil juga tidak besar, sama seperti yang aku lihat di website, yang jelas cocok untuk ditinggali oleh anak muda sepertiku. Letaknya di lantai 18. Dengan tipe studio, tempat tidur queen size, lamar mandi dengan shower, televisi, sudah terkoneksi dengan jaringan internet khusus penghuni, 
dapur juga sudah lengkap dengan peralatannya, dan ada sofa kecil juga lemari dan meja yang cocok digunakan untuk menyimpan beberapa barang.
Tentu saja tipe studio disini berbeda dengan yang ada di daerah Bandung kebanyakan. Aku pernah beberapa kali main ke apartemen teman kuliahku. 



Setelah orang dari kedutaan menunjukan bagian-bagian dari apartemen, mereka menyerahkan beberapa dokumen, yang harus aku tandatangan, mereka juga memberikan buku tabungan baru atas namaku lengkap dengan kartu ATM-nya. Ternyata di buku tabunganku sudah ter-print jumlah saldo yang cukup banyak menurutku. 
Mereka pun pamit.

Jujur saja, jadi tambah tidak karuan perasaanku, mungkin karena jet lag juga, dan mungkin ketika tubuh memanggil untuk beristirahat tapi jam disini menunjukkan waktu untuk bangun, perbedaan waktu, baru sadar aku.


*

Setelah selesai membereskan semua barang bawaan, aku mencoba mengistirahatkan pikiran dan tubuhku karena pejalanan yang cukup jauh dan melelahkan.


*

Saking  lelahnya, sekitar jam 3 sore aku baru terbangun. 
Aku langsung mandi.
Aku berniat mengelilingi dimana tempat aku tinggal. Disini tidak seperti di New York, yang penduduknya sangat padat.
Disini kalau tidak mempunyai mobil ya harus berjalan kaki atau harus mempunyai sepeda minimal, karena lumayan jauh menuju pemberhentian busway. Disini kalau pun ada motor, cuma motor-motor besar saja. Tidak seperti di Bandung dan hampir disetiap kota di Indonesia, pasti lalulintas sesak dengan kendaraan bermotor dan mobil pribadi pastinya.


Ketika keluar apartemen 1 blok saja, aku sudah dapat menemui beberapa restoran, pub dan masih banyak tempat hiburan lainnya.
Sebenarnya, orang dari kedubes sewaktu masih di Indonesia memberi pilihan daerah untuk aku jadikan tempat tinggal, ada dua pilihan, di daerah Santa Anna, yang wiliyah lebih jauh dari Long Beach ini, memang, katanya disana daerahnya tidak seramai disini, tapi wajib sekali untuk memiliki kendaraan. Kendaraan umum disana sangat jarang. Dan yang kedua pilihannya disini, Long Beach. Dan aku lebih memilih disini saja, karena aku lebih menyukai tempat yang ramai. 
Setelah mencoba berkeliling sebentar, aku putuskan untuk kembali ke apartemen. Lapar. 

Masak mie instan. Sambil makan, aku menyalakan HP dan laptop. Aku diberi sim card baru khusus untuk telfonku saja. Karena jaringan internet sudah tersedia bagi setiap penghuni apartemen. Kemudian aku membuka email. Dan mengirim kabar kepada ibu di Bandung kalau aku sudah sampai. Tidak lupa juga membalas pesan yang masuk dari teman-temanku. Reply, reply dan close.

*

Aku harus mempersiapkan beberapa dokumen untuk mengunjungi sebuah kantor yang sudah di tunjuk kedutaan untuk aku bekerja, besok.


*

Hari ini semangat sekali. Terlihat dari caraku bangun pagi.  Setelah selesai mandi dan membereskan semuanya, aku mencoba untuk mencocokkan selera makanku dengan daerah dimana tempatku tinggal. Ada roti dan susu. Sambil melihat siaran TV.
Siaran TV-nya semua berbahasa Inggris tentunya. Ada beberapa yang menggunakan bahasa Mandarin dan Spanyol juga Mexico.

Aku masih ingat saat staf di kedubes AS melakukan tes bahasa. Persyaratannya minimal harus mampu mengingat minimal sedikitnya 600 suku kata. Ternyata aku orang pertama yang melebihi target minimal itu. Wajar saja, karena nilai bahasa Inggris ku sewaktu sekolah tidak pernah kurang dari A.


Sekitar jam 7 aku menuju kantor yang sekitar 20 menit dengan memakai busway sudah sampai. Tentu saja map on the phone wajib sekali untuk mencari letak posisi.

Begitu sampai di kantor, aku bertemu dengan resepsionis, seorang perempuan yang aku pikir paras cantiknya tetap saja tidak akan dapat mengalahkan cantiknya mojang Bandung. Jadi teringat sama Resti. Ah sudahlah.

Setelah menunggu cukup lama, akhirnya aku bertemu dengan Mr Mark. 
Dia bertanya pengalamanku bekerja, (padahal kan sudah aku tulis lengkap di dokumen yang sedang dia baca).
Sama saja pekerjaannya dengan posisi yang akan aku isi di kantor ini. Demi green card ini pekerjaanku yang gajinya lumayan tinggi sewaktu di Bandung, apalagi aku baru lulus dari univesitas ternama juga disana, pasti pekerjaan yang lebih baik pun bisa aku dapatkan disana. Ya, aku tinggalkan semua itu demi keinginan hidupku yang ingin berada diatas normal.

Setelah kembali menjelaskan bagaimana pekerjaanku nanti, kemudian dia menunjukkan meja kerjaku. Sebelumnya aku juga sudah diperkenalkan kepada para pegawai yang ada di ruang kantor.
Benar juga, orang akan ramah kepada kita apabila kita juga ramah kepada mereka. Dan itu sangat berlaku disini. Ternyata disini memang bukan hanya aku yang kerja sebagai pendatang, ada juga yang dari Malaysia, Singapura, China dan berbagai negara lainnya.

*

3 Bulan.

Aku baru mendapatkan Green Card-ku dan sekaligus SSN (Social Security Number).
SSN ini diperlukan untuk melamar pekerjaan, menerima benefit jaminan sosial (misalnya asuransi kesehatan bagi yang kurang mampu), dan untuk mendapatkan segala pelayanan pemerintah. SSN juga akan ditanyakan saat akan melakukan langganan listrik, gas atau pun telfon dan juga untuk membuka rekening bank dan kartu kredit. Dulu aku hanya memakai nomer yang kini ada di kartu SSN itu untuk mendapatkan rekening tabungan disana. Kebetulan juga memang diurus oleh staf dari kedutaan.


*

Empat bulan berlalu. 

Aku mempunyai teman seorang wanita, namanya Natally. Kami lumayan dekat. Kebetulan juga rumahnya searah denganku, daerah Los Angeles Raya. Dia selalu menggunakan mobilnya jika berangkat kerja, bahkan sesekali aku juga menumpang jika jam pulangku kebetulan sama dengannya. Dia sangat ramah dan begitu care. Beda dengan teman sekantorku yang lainnya.

Kebetulan juga satu ruangan itu memang mengurus yang berkaitan dengan administrasi.

Setelah berjalan hampir satu tahun lebih, aku memutuskan untuk berhenti bekerja di kantor itu. 
Sebelumnya aku menghubungi orang di kedutaan yang memberikan pekerjaan ini, ternyata mereka sangat menyayangkan keputusanku untuk resign dari kantor. Tapi mau apa kata, karena ini memang sudah menjadi keputusanku, tapi mereka memberikan syarat, mereka akan melepas tanggung jawab dari pekerjaanku jika aku bukan bekerja di kantor ini lagi, karena hanya kantor ini yang memang banyak sekali memperkerjakan banyak pendatang. 
Sewaktu aku pamit pada orang-orang di kantor, termasuk Mr Mark juga Natally dan tidak lupa kepada teman-teman yang lainnya, ternyata mereka juga menyayangkan dengan keputusanku.

Alasanku keluar dari kantor itu, karena aku ingin mencoba berdiri sendiri, seperti keinginan dan tujuanku datang kesini. Aku ingin mandiri tanpa bantuan orang lain.
Apalagi aku sudah memegang Green Card dan juga SSN. Aku juga sudah memiliki pasport berwarna biru.

*

Setelah berhenti dari kantor itu, kegiatan ku setiap hari hanya bersantai saja, tidur, makan, menonton TV, dan mengunjungi beberapa tempat wisata. Kebetulan liburan musim panas.


Suatu ketika, aku membuka ranselku untuk dibersihkan. Aku baru ingat belum membuka amplop yang dulu pernah diberikan oleh seorang wanita di pesawat, Mrs Anne. Amplop itu berisi uang yang katanya lumayan untuk uang saku. Dengan jumlah yang cukup banyak menurutku. 
Tapi kartu namanya hilang, mungkin terselip ditempat lain pikirku.


Keuanganku tidak ada masalah, upah selama aku bekerja hampir lebih dari setahun pun sangat lebih dari cukup. Apalagi ada tunjangan lainya yang aku dapat. Belum terhitung lagi tabungan dari orang kedutaan itu ditambah sedikit tabungan pribadiku.


Setelah browsing mencari berbagai info, aku memutuskan untuk pergi ke beberapa tempat wisata yang tidak jauh dari tempat tinggalku. 
Masih di kota Los Angeles.


Pernah terbayang aku akan bertemu selebriti kelas dunia, seperti Megan Fox, Angelina Jolie, Brad Pitt, Lady Gaga atau mungkin keluarga Kardashian dan masih banyak lagi yang lainnya. 
Kota yang sangat terkenal dan memang penduduknya juga tidak hanya masyarakat biasa, tapi ada banyak artis dan oran-orang penting lainnya.

Dan Studio Film adalah tujuan pertama yang akan aku kunjungi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar kamu disini!👇✌️😁