Part 1
Pagi itu aku bangun pagi- pagi sekali. Yang biasanya jam 9 belum
mandi, tapi pagi itu aku langsung bergegas meninggalkan tempat tidur ku menuju
kamar mandi yang terletak di ujung lorong kost-ku.
Tidak perlu sarapan pikir ku, nanti saja dijalan sebelum menuju tempat "Money Changer" pikirku.
Selesai mandi, pakaian rapih pastinya, aku langsung menuju tempat
penukaran uang itu, sekitar 2 km jaraknya.
Nama aku Zainal, biasa di panggil Zen, kelahiran kota Kembang.
Umur ku 19 tahun.
Meskipun orangtua di kota yang sama, tapi aku lebih memilih untuk
kost, semenjak aku lulus SMA. Dan sekarang aku bekerja di sebuah hotel.
Bagaimana ya transaksi di tempat penukaran uang itu, aku belum
pernah soalnya.
Sambil berjalan, aku menyempatkan mencari informasi tentang bagaimana
cara transaksi di penukaran uang. Pasti sangat berbeda dengan cara transaksi di
bank biasa. Dan yang akan aku kunjungi sekarang adalah khusus tempat penukaran
uang saja, bukan bank.
Karena aku merasa lapar, aku memutuskan untuk mampir dulu di sebuah
resto cepat saji.
Tanpa di sengaja, aku bertemu dengan teman kerja ku, namanya
Dinda.
"Din, kok kamu tidak masuk kerja ?" tanya ku sambil
meneruskan makan.
"Tidak. Aku izin untuk cuti beberapa hari. Ada keluarga datang
dari kampung." jawabnya sambil terburu-buru keluar.
Aneh pikir ku. Biasanya kan Dinda orangnya so what sekali. Kalau
setiap bertemu teman, apalagi aku, teman se-pekerjaannya. Pasti semuanya
dibahas. Entahlah, aku tidak terlalu mau tau, bukan urusan ku juga.
Selesai makan, aku langsung saja menuju tempat penukaran uang
itu.
Aku punya kebiasaan, mendengarkan musik lewat headset ipod mini
ku. Dari pada berjalan sambil melamun atau berhayal yang tidak-tidak.
Saking santainya, aku bertabrakan dengan seseorang.
"Maaf Mas !" sahutnya sambil menengok ke arah ku dan
langsung berlalu berjalan di depan ku. Setengah berlari mungkin.
"Dasar gob***" dalam hati ku kesal.
Sampailah aku di tempat penukaran uang itu.
Oh iya, aku sebenarnya tidak pernah punya deposit atau bayaran
dari kantor atau semacamnya, sehingga aku punya mata uang asing.
2 hari yang lalu, di hotel tempat kerja ku, ada tamu hotel dari
luar negeri, Belanda.
Aku kan kerja sebagai mengantar tamu, tentu saja aku dapat tugas
mengantar mereka. Ada 2 orang.
Keduanya laki- laki. Sekitar 30 tahun dan 45 tahun kira- kira umur
mereka.
Aku dapat informasi, bahwa mereka akan menginap selama 3
hari.
Aku membantu menenteng 1 koper, 3 koper yang mereka bawa. Karena
menolak memakai trally, ya aku harus pakai tenaga extra.
Berat sekali. Ya, sangat berat.
Dengan sedikit bahasa Inggris yang aku kuasai, aku bisa memulai
percakapan dengan mereka.
"Sorry, do you need people to take wherever you go in this
city ?" Tanya ku dengan agak terbata.
Dengan sedikit aneh, orang yang paling tua menjawab, "Ya,
kami membutuhkan 1 orang saja untuk mengantar kami menyusuri kota ini. Apa kamu
bersedia ?"
"Waduh ? Kok nie bule bisa bahasa kampung gw" dalam hati
ku. Tau gitu tadi aku langsung nanya pakai bahasa Indonesia saja langsung.
"Iya, saya sudah biasa menjadi tour guide, Tuan. Tapi untuk di luar jam kerja
saja" Jawab ku agak malu.
"Bolehkah saya meminta no. kontak kamu yang bisa dihubungi
?"
"Sebentar Tuan" Jawab ku sambil membuka kan pintu kamar
untuk mereka.
Sebelum bergegas meninggalkan kamar mereka, aku memberikan secarik
kertas yang berisikan no. hp ku.
"Terimakasih Tuan, selamat beristirahat" Sambil keluar
menutup pintu.
Ternyata orang yang muda menahan ku dengan memberikan beberapa
lembar uang dolar. Siapa yang mau menolak ?
***
Aku baru ingat, aku pernah melihat orang yang menabrak ku tadi, di
hotel pas aku mengantar bule menuju kamarnya. Ah masa iya gitu aku masih ingat
? Kan hanya sepintas saja.
Dan aku lihat dia menyebrang jalan dan masuk ke tempat penukaran
uang yang sama, yang akan aku datangi juga.
Siapakah dia ?
Apa yang akan terjadi ?
Continued..
Part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kamu disini!👇✌️😁