Ini
cerita teman ku yang bernama Ridwan yang pernah di posting sebelumnya, dan sengaja aku hapus karena malah
jadi ajang pencarian kerja juga mencari pekerja.
Berikut
ceritanya yang masih ada di file flashdisk ku. Dengan judul: Pengalaman Masuk
Yayasan PRT (Yayasan Penyalur Pembantu Rumah Tangga).
***
Pengalaman Masuk Yayasan Penyalur Pembantu Rumah Tangga
Tanggal
29 Oktober 2013 kemarin, aku ke Yayasan Penyalur Pembantu Rumah Tangga, namanya
Yayasan Tiga Putra Jaya, yang alamatnya di Jalan Utan Panjang II No. 27,
Kemayoran, Jakarta Pusat.
Memang
awalnya niat aku buat nyari kerja ya, apapun akan aku kerjakan selama itu
halal. Karena sebelumnya aku memang pernah bekerja sebagai asisten rumah
tangga juga di daerah Jakarta. Tapi jujur saja, memang sangat jauh dari kesan
asisten atau pembantu.
Kisah
Aku dari
Bandung berangkat sekitar jam 9 pagi dengan naik bis dari terminal Leuwi
Panjang (Bandung) ke terminal Kp Rambutan (Jakarta), sampai sekitar jam 11.30,
lumayan cepat karena aku naik bus cepat (exctv).
Dari Kp
Rambutan aku naik Busway ke terminal Kp Melayu kemudian transit ke Pasar Senen,
dan dari Senen naik Metro Mini no. trayek 24 (Ps Senen - Tj Priuk). Dan turun
pas di depan Yayasan. Cepat juga. Sekitar jam 2 sudah sampai.
Sesampainya
di Yayasan, aku langsung diminta KTP dan surat- surat lainnya, seperti Ijazah
dan Kartu Keluarga.
(aku tau
info ada Yayasan disitu dari googling juga, sebelumnya aku berniat menuju ke
Yayasan yang ada di daerah Jakarta Selatan).
Mulailah
sesi wawancara (seperti di kantor apa gitu ya :D)
Ibu
pemilik Yayasan: Kamu lulusan SMA kok mau jadi pembantu ?
Tanya dia
agak terheran- heran begitu.
Aku: Ya
pengen aja Bu, soalnya pernah juga.
Ya
ketahuan deh kalau aku pernah jadi pembantu kan. (hehe)
Ibu
Yayasan: Baik saya carikan kerjaan/majikan buat kamu, tapi KTP dan surat- surat
saya tahan ya.
Aku: Oh
iya Bu.
Iya aja
karena yakin banget bakal dapet kerjaan.
Sebenarnya
aku hanya mencoba saja, bagaimana kalau kerja melalui agen Yayasan seperti ini,
mudah atau sulit ? Kalau sebelumnya aku buat iklan sendiri.
Kemudian aku
disuruh naik ke atas, ruangan buat calon pembantu..hehe
Ada 2
orang perempuan disana, yang 1 sudah ada majikan yang bayar dan tinggal siap
diantar, dan 1 lagi yang baru datang juga (sebelum aku) yang ternyata udah ada
majikan yang pesen juga. Aku ? du du du du.
*
Aku ? Selama
2 malam dan 3 hari, belum ada majikan juga yang nanyain. Bukan aku tidak sabar
atau apa ya, akhirnya tadi pagi (tgl 31 Oktober) sekitar jam 7 aku bilang sama
si Ibu nya mau pulang aja, karena belum ada majikan juga yang nyari. Entah
kenapa itu Yayasan sepi banget.
Dan
disitulah saatnya aku kena amukan si Haji SINGA ! Katanya sih Ibu haji.. Tapi
dari perkataannya, Ya Allah, ampun deh amit- amit !!
Aku kan
minta KTP dan ijazah juga kartu keluarga tuh, dan ternyata tidak dia kasih,
malah dia bilang, “KTP saya tahan ! Kecuali kamu bayar dulu 50 ribu !!!”
Waduuhh
!! Aku tidak punya uang lagi !! (sebenarnya punya sih 100 ribu lagi tadi tuh),
tapi bikin alesan bagaimana caranya agar KTP aku bisa balik lagi tanpa harus
membayar.
Aku mulai
berpikir dan terus berpikir. Akhirnya,….
Minta Bantuan ke Kantor HAM
Setelah aku
di maki- maki oleh ibu haji itu, dan katanya, aku kan disitu mandi, makan (3
kali selama 3 hari, karena aku beli mie sendiri sih, soalnya makannya cuma sama
sambel aja, aslinya. Bukan berarti aku pilih-pilih makanan atau apa ya, cuma
kan kalau terus sama sambel tomat nanti bisa-bisa malah sakit), terus tidur dan nge-charge yang tidak lebih
dari 30 menit dan langsung dicabut karena “DILARANG NGECAS HP !!” seperti yang
tertulis di dinding. (Aku sempat baca, tapi karena tulisannya sudah hampir
terhapus, aku pikir sudah tidak berlaku).
Intinya
aku disuruh bayar 50 ribu.
Sebenarnya
tidak jadi masalah jika disuruh bayar 500 ribu juga (mendingan di hotel
sih,,hehe), tapi sikapnya itu lho yang bikin aku tidak suka, marah- marah mulu,
sama tuh sama si Bapaknya.
Si Mbak
yang 1 lagi yang dari Jawa Tengah (calon prt) kasian banget, dia kan agak gitu
ya, lelet (maaf), selalu dibentak-bentak.
Terus
sekitar jam 6 lebih aku keluar dulu alasannya mau jual HP buat nebus KTP.
Dan
akhirnya aku langsung menuju Kantor HAM yang ada di Jln. Latuharhari No. 48,
Menteng, Jakarta Pusat. Aku tau kesana googling juga sih.
Dari
Kemayoran (depan Yayasan) naik Metro Mini no. 24 ke Ps Senen dan naik lagi
Metro Mini no. 17 yang ke Manggarai, turun di sebelum rel kereta, disitu kan
pas Jalan Latuharhari. Kemudian aku berjalan ke arah kanan, dan setelah
menempuh jarak sekitar 300 meter sampailah aku di Kantor HAM.
Dan harus
menunggu sekitar 30 menit lagi kata petugas disana. Kebetulan jam 7.30 aku
sudah sampai disana. Tapi memang karena ngaretnya petugas yang ada di HAM,
akhirnya aku baru bisa mengadukan alias tujuan ku kenapa aku datang ke kantor
HAM itu sekitar jam 9.30.
Tidak
masalah. Intinya aku mau minta bantuan agar KTP aku kembali tanpa harus membayar
50 ribu. Sekitar jam 9.30 baru ada yang nemuin, di ruangan khusus pengaduan,
aku bertemu dengan petugas namanya Rian. “Bentar ya mas, saya mau nyalain dulu
lampu dan AC nya” (gak penting sih).
Kemudian
aku menceritakan semuanya dari awal sampai akhir (tidak sampai 1 menit udah
beres kok ceritanya), dan ternyata aku tidak bisa dibantu. HUFT
Aku tidak
mengingat alasan kenapa tidak bisa dibantu, soalnya tadi pusing banget, malah
di suruh ke kantor polisi saja. Aku sih maunya diantar sama orang HAM ke Yayasan-nya
buat ngambil KTP..hehe. Tapi mungkin kata si Ibu Yayasan cemen banget ya gw !!
hehe PISSS !!
Tapi
tidak masalah. Ya sudah, akhirnya aku kembali ke Yayasan itu dan aku bilang ke
Ibunya, kalau aku cuma punya 30 ribu lagi, dan akhirnya alhamdulillah KTP
kembali.. HORE !!
Aku
langsung menuju terminal Kp Rambutan, dan naik Bus Mios yang ke Bandung, 2 jam
lebih sampai lagi di Bandung. Terus ke kost-an, bobo, mandi, dan langsung ke
warnet dan menulis ini. Rasanya wow BGT..hehe
Pesan Untuk Pembaca
Kalau
anda majikan yang berniat mengambil pembantu dari Yayasan Tiga Putra
Jaya, yang alamatnya di Jalan Utan Panjang II No. 27, Kemayoran,
Jakarta Pusat, saya harap anda berpikir 10 kali dulu, karena saya akan membuka
beberapa kecurangan di Yayasan itu. Saya tau dari surat pembaca (baca disini).
Dan aku
tau juga dari si Mbak, (si Mbak yang tadi aku ceritakan di atas), gajinya suka
dipotong 1 bulan. Kalau misalkan kita kerja di majikan 6 bulan dengan gaji 1
juta (contoh), 6 juta kan, nah katanya suka diminta sodaqoh 500 ribu paling
minimal. Gila ya !!
Yang aku
simpulkan dari Yayasan Tiga Putra Jaya, yang alamatnya di Jalan Utan
Panjang II No. 27, Kemayoran, Jakarta Pusat itu, bahwa mereka hanya mencari
keuntungan pribadi tanpa memikirkan nasib dan penderitaan orang lain.
Memang
sih sudah dibantu untuk dicarikan pekerjaan atau majikan, tapi tetap saja kan
yang kerja prt nya, malah pihak yayasan juga sudah dapat uang admin dari
majikan yang ambil PRT.
*
Oh iya,
aku tidak menyesal kok, karena aku bisa mendapatkan banyak pelajaran berharga.
Dan sekarang aku mau mencari pekerjaan tanpa harus masuk yayasan penyalur
terlebih dahulu.
Kalau
anda yang membaca ini kaget, pembantu kok punya blog ? hehe.. Jangan kaget
juga, ini baru 1 dari sekian Yayasan PRT yang culas. Mungkin yang lain lebih
membuat menderita calon PRT-nya.
Buat
saudara pembantu sekalian, yang sabar ya. J
*
NB: Tidak ada maksud menyudutkan sebuah pihak atau siapa pun, dan ini
memang kenyataan dan saya alami..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar kamu disini!👇✌️😁